[43] Balas dendam

2.4K 220 3
                                    

Ava menatap pantulan dirinya di cermin. Dia sendiri jijik dengan kondisi tubuhnya saat ini. Dress ketat yang hanya menutupi dada sampai pahanya saja. Sebenarnya dia risih, tapi inilah suruhan Aurel.

Ava menempelkan HP ke telinga setelah dering telpon terdengar.

"Halo. Va, kita udah di parkiran," kicau seorang diseberang sana dengan suara Aurel.

"O-OTW."

Tut.

Ava segera memakai cardigan selututnya sebelum keluar kamar.

"Kak, Ava pergi dulu ya," tutur Ava mengusik Keenan yang tengah menonton TV.

Keenan menoleh. "Mau kemana?"

"Mau ke toko buku." Setidaknya alibi itu yang telah Ava persiapkan matang-matang.

"Lagi? Bukannya kemarin udah?"

Mampus! Ava lupa akan hal itu! "Eumm.... Anu, kemarin ada yang lupa kebeli."

"Udah malam gini, mau beli apa emangnya?"

Ava menggigit bibir kesal. Kenapa jadi banyak omong begini? "Adalah pokoknya buku keluaran terbaru, lagi promo juga."

"Buku apa?"

Ava mendengus.

Keenan terkekeh. "Yaudah-yaudah sana."

Yes! Baru saja Ava bernapas lega mulai melangkah, tapi Keenan bertanya lagi.

"Gak mau gue antar?"

"Gak, makasih."

"Pake apa perginya?"

"Gampanglah nanti nyari taksi atau———"

"Jangan gampang-gampang gitu dong. Kalau ada apa-apa———"

"Oke! Sebenarnya Ava gak mau pergi ke toko buku! Tapi Ava mau jalan sama temen!" Ava memejamkan mata erat saat jantungnya berdetak tidak karuan. Entah nyali dari mana, tapi dia memutuskan untuk jujur.

"Temen?" Dahi Keenan mengerut. "Lo punya teman?"

"Gue juga butuh teman kali kak."

"Varrel?"

Ava menggeleng.

"Siapa?"

Ava memilih diam. Dia tahu pasti Keenan tidak akan mengizinkan jika itu Aurel.

"Udah malem gini lo———"

"Kakak bisa gak sih gak usah halangin Ava untuk bahagia?! Kakak gak seneng lihat Ava udah punya temen?!" Ava menatap Keenan dengan mata memanas.

Keenan kicep. "Gue kakak lo. Dan gue khawatir. Kalau ada apa-apa sama lo yang paling peduli cuman gue. Dan pasti yang direpotin juga gu———"

"Aakh!" Ava mendengus langsung melangkah keluar. Maaf dia harus menunjukkan sisi buruknya seperti ini. Dia hanya tidak enak saja mengingat Aurel dan yang lain sudah lama menunggu di bawah.

Keenan hanya mengangkat alis tak mengerti saat Ava sudah hilang di balik pintu. "Yasudahlah, dia juga udah gede. Gue yakin dia bisa jaga diri." Lelaki itu kembali menyaksikan tontonannya.


Sedangkan di parkiran, tak perlu tunggu lama Ava menemukan mobil BMW milik Aurel. Lantas memasukinya.

Aurel di kursi kemudi dengan Dea di sampingnya, dan Kyla di belakang alias bersebelahan dengan Ava.

"Kok baju yang kita kasih gak lo pakai sih?!"

Cetusan Kyla membuat Aurel dan Dea ikut menghadap belakang.

PelukWhere stories live. Discover now