[48] Judul

1.9K 242 4
                                    

Ava dan para peserta calon dan wakil ketua OSIS sedang duduk di depan ruang OSIS. Menunggu giliran untuk dipanggil tes wawancara. Satu orang lagi selesai, baru giliran Ava dan Varrel.

Ava memejamkan mata terus meramalkan doa. Mengingat-ingat perkataan cowok di sebelahnya ini dua hari lalu.

"Yang penting lo harus bisa ngontrol diri," ucap Varrel.

"Ya tapi gimana Varrel! Lo kan tahu kalau gue gagap. Gue gak yakin wawancara nanti bakal lancar." Ava mendelik.

"Lo inget gak, obrolan kita waktu kecil?" tanya Varrel.

"Hmm, yang mana?"

"Pas itu lo ngomongnya gagap gak?"

Ava menggeleng pelan.

"Berarti aslinya lo itu emang gak gagap. Gagap lo cuman berasal dari rasa takut lo."

Ava diam, masih belum mengerti.

"Umpamakan ketika lo takut, secara tidak langsung anxiety disorder bakal terganggu, jadi membuat neurogenik juga terganggu, makanya lo jadi gagap. Ngomong sama Papa, Mama, Lidya, Aurel, Kyla, Dea, orang asing ,wajar gagap, karena lo takut sama mereka, ya kan? Ngomong sama gue, kak Keenan, orang yang bisa buat lo merasa nyaman, dan rasa takut lo itu menghilang membuat lo bisa bicara dengan normal. Jadi, coba nanti hilangkan rasa takut, jangan mikirin omongan orang, fokus ke tujuan. Gue yakin lo juga bisa bicara lancar. Oke?"


Setelah percakapan hari itu, Ava benar-benar mencobanya. Dia coba berbicara dengan orang asing, dengan perasaan takut yang dihilangkan berganti dengan rasa percaya diri. Dan... hasilnya bravo! Dia memang tidak gagap!

"Kelompok tujuh! Atas nama Avarin Linderella dan Varrel Ekzanta, diharapkan masuk ke ruang OSIS!" suara announcement membuyarkan lamunan Ava.

"Lo inget kan pesan gue?" ucap Varrel sebelum mereka masuk ke ruang OSIS.

Ava mengangguk mantap.


<>


Setelah membuat part terpanjang, mau nyoba ah buat part terpendek.

Gimana? Mabok gak baca part upil ini?

Instagram: writerrz_

PelukWhere stories live. Discover now