72. BALIKAN KUY GAS NGENG

Start from the beginning
                                    

Arka berjalan gontai ingin kembali menuju ruang tamu keluarga Danendra namun langkahnya terhenti kala cowok itu berjalan disamping ruang kerja Andre. Arka mendekati ruang kerja keluarga Danendra, sedikit mengintip dari celah pintu.

"Yah apa ini akan berhasil?" Tanya Naomi ragu.

"Pasti, lakukan sesuai rencana. Ayah sudah mengerahkan tiga puluh orang suruhan ayah untuk mengepung anak Frans."

"Bukan itu saja, ayah juga sudah mengerahkan satu geng motor untuk melakukan aksi," lanjut Andre diiringi senyum devilnya.

"Naomi nggak yakin kalo Kesya nggak bantu Clara."

Andre tertawa renyah melihat putrinya lama. "Bunuh saja keduanya, bukankah itu lebih baik?"

"Kamu tidak perlu turun tangan, kamu cukup alihkan perhatian Arka, Nathan, Angga, Andra. Pastikan keempat anak ingusan itu tidak menolong Clara maupun Kesya," lanjut Andre menatap putrinya serius.

"Ngomong apaan dah? Serius amat! Ini suara mereka yang kekecilan kek semut minta makan sama manusia atau gue yang nggak bisa denger setan ngomomg?" Gumam Arka pelan. "Ngapain juga gue nguping mending samperin mantan," ucap Arka lirih sembari senyum-senyum tidak jelaa lalu melenggang pergi menuruni tangga mengambil tas ranselnya lalu berjalan keluar menuju parkiran, menjalankan motornya membelah kemacetan.

—CRAZY KETOS VS ICE WAKETOS—

Seorang gadis cantik dengan pakaian casual melekat ditubuhnya berada di pusat perbelanjaan memilih beberapa pakaian. Clara memilih pakaian yang menurutnya bagus, kedua matanya terus mencari deretan baju dipusat perbelanjaan.

Clara tersentak kala gadis itu merasakan ada yang memeluknya erat dari arah belakang sembari terisak. Clara berbalik badan dan terkejut dengan wanita didepannya saat ini sontak Clara mendorong tubuh wanita berumur tiga tahun delapan tahun itu untuk menjauh darinya.

"C-clara anak bunda," ucap Kinan disela tangisannya. Tangan wanita itu hendak memeluk kembali putrinya namun Clara tolak dengan cepat. Gadis itu berdecih kasar mencoba menetralkan wajahnya agar terlihat biasa saja.

"Masih anggap saya anak? Tapi maaf anda bukan ibu saya, ibu saya cuma ibu Nawang Adhitama!" Tegas Clara penuh penekanan. Kedua mata gadis itu tentunya sudah dipenuhi oleh cairan bening yang sebentar lagi menetes namun dengan sekuat tenaga Clara menahannya.

"S-saya bunda kamu," kata Kinan masih menangis terus berusaha mendekati tubuh Clara.

Clara, gadis itu mundur beberapa langkah kala Kinan bergerak maju. "Setelah apa yang anda lakukan apa masih pantas saya memanggilmu bunda?" Tanya Clara dengan nada ketus. Memori lama kembali hadir dipikirannya. Pedihnya hidup gadis itu saat kedua orangtuanya membuangnya dipanti asuhan dan lebih memilih mengasuh anak lain.

"M-maafin bunda Ra," pinta Kinan memelas

"Segampang itu? Tidak! Dari kecil saya hidup dipanti asuhan tanpa kasih sayang orang tua, setelah itu saya diadopsi bukan berarti penderitaan saya selesai! Saya di bully anak pungut, anak buangan! Anda puas!" Ujar Clara dengan air mata mengalir yang sudah tidak bisa dia tahan lebih lama, rasa sakit hati kembali hadir, kekecewaan yang begitu dalam menghadirkan sebuah kebencian yang sangat mendalam.

"Ra..... bunda menyesal."

"PENYESALAN ANDA TIDAK BERNILAI DIMATA SAYA!" Bentak Clara hingga semua pengunjung menatap kedua insan yang sedang bercek-cok itu.

Hening. Setelah mereka tidak menjadi sorotan seisi pusat perbelanjaan Kinan kembali mendekati tubuh Clara, ingin memeluk putrinya setelah lama berpisah namun Clara mendorong tubuh Kinan kasar enggan untuk berdekatan dengan wanita itu.

Crazy Ketos Vs Ice WaketosWhere stories live. Discover now