"Oooo jadi selama ini wakil ketua osis kita itu gila? Ups, hahahaha," ucap seorang siswi yang merupakan seangkatannya.

"Bisa-bisanya guru-guru pilih lo jadi wakil ketua osis, orang gila kaya lo nggak pantes. Clara lebih pantes?!" Sambung salah satu siswi lain

Kesya, gadis itu menarik nafas dalam-dalam memejamkan matanya kuat berusaha menurunkan emosinya. Masalah apa lagi ini? Hati Kesya selalu merasakan sakit. Cukup. Hatinya, hati biasa, bukan baja.

Gadis mengenakan seragam sekolah SMA Victoria itu berdiri namun setelahnya Kesya justru mendapat tamparan keras dari salah satu siswi seangkatannya.

Plak

Kesya merasaakan perih luar biasa, tamparan sangat keras hingga membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"Akkh," rintih Kesya kala rambutnya ditarik dengan sangat keras.

"Malang banget hidup lo! Kenapa nggak mati aja?" Ucap siswi itu semakin kuat menjambak rambut Kesya. Tidak ada yang menolongnya justru mereka mentertawakannya.

Dari kejauhan kedua manik Kesya melihat sosok laki-laki yang bukan lain adalah kekasihnya bersama Naomi, begitu akrab. Arka melihat sekilas kearah Kesya, berapa detik mereka beradu mata namun dengan cepat Arka memalingkan wajahnya kearah lain.

Tangan cowok itu telulur bertengger manis dipundak Naomi, hati Kesya berdesir hebat, Arka sama sekali tidak ingin menolongnya. Miris.

"L-le-pas, s-sakit hiks— HAHAHAHA."

Plak!

Kesya memberi tamparan keras untuk siswi yang menjambak rambutnya lalu mendorong tubuh gadis itu keras hingga tersungkur dilantai.

"HAHAHA," tawa Kesya pecah seketika, gadis itu mengusap kasar air mata palsunya.

"Dih beneran gila?!"

"Anjay gila?!"

"Gila nggak? Gila nggak? Gila lah masa enggak?!"

"Wakil ketua osis nggak bener?!"

"DASAR LEMAH?!"

Kesya menandang orang-orang yang mengelilingi gadis itu, Kesya mengeluarkan satu buah cutter dari saku roknya lalu menyodorkannya pada siswa-siswi yang mengelilinginya hingga mereka menelan salivanya kasar.

Kesya berbalik badan, berjongkok, tangannya menyodorkan cutter. Siswi itu tertunduk lemas kala Kesya akan menggoreskan cutter pada tubuhnya. Kesya terseyum devil lalu kembali berdiri pada posisi awal, menaruh cutter pada sakunya kembali.

"Cupu!" Cibir Kesya

"Maksud lo apa ngomong gitu?!" Protes salah satu siswi lain mendorong bahu Kesya kasar.

"Kukira jagoan ternyata mental patungan!" Lanjut Kesya membuat siswa-siswi disekitarnya geram.

Salah satu siswi itu hendak menampar Kesya namun dengan cepat Kesya menangkisnya laku melintir tangan gadis itu membuat sang empu meringis kesakitan.

"Akkh- awww!"

"Kalo iri bilang sayang. Beraninya jangan keroyokan!" Ucap Kesya tegas melepaskan pelintiran dari tangan siswi itu.

"Kalo gue gila, kalian waras tapi kok pinteran gue sih? Gue ranking parallel di SMA Cakrawala, jadi ketua OSIS SMA Cakrawala, selalu masuk sekolah unggulan, dipilih wakil ketua osis SMA Victoria tanpa seleksi, jadi ketua basket putri, olimpiade fisika, olimpiade matematika, jadi murid kesayangan guru, nilai gue paling rendah dirapor sembilan puluh, bisa nyanyi, main gitar. Ternyata orang gila lebih pinter daripada orang waras," jelas Kesya panjang lebar diiringi senyum tipis.

Crazy Ketos Vs Ice WaketosWhere stories live. Discover now