FUR EYE

1.7K 101 16
                                    

[BAB sudah direvisi]
Happy reading dan happy kiyowo. Jangan lupa vote cerita ini dan Follow aku♥♥
.
.
.

Jika ditanya seperti apa rupa Yerina Mauryn, ia hanya gadis biasa dengan rambut sebahu juga perangai random dan terlalu banyak melompat kesana kemari. Anehnya, Yeri harus bergabung dengan kelas penuh laki-laki. Yang entah sial atau tidak, merupakan kelas berisi manusia-manusia tampan bau duit yang bobroknya sampai ke tulang.

Siang itu semilir angin berembus cukup dingin untuk membuat seseorang merasa lebih tenang meski cuaca begitu terik di luar. Yerina Mauryn menengadah di tengah kelas, mengipas dirinya meski AC ruangan berfungsi dengan baik, normal, dan dingin.

Ia menarik napas panjang, kakinya melemas dan mungkin saja akan patah--tentu, Yerina akan jadi manusia lebay seperti ini. Berkeliling sekolah untuk mencari sang wali kelas untuk memberikan laporan terbaru mengenai administrasi kelas. Lalu, semuanya hanya berakhir sia-sia--karena setelah sekian lama, meja pak Jidan tetap kosong melompong tak berpenghuni.

Gadis mungil itu menarik napas panjang, sebelum tersentak kaget. Hampir saja jantungnya jatuh menggelinding dengan mengenaskan. Untung saja, ia disuguhi wajah adem kalem menyejukkan milik Doni si ketua kelas. Jika yang menepuknya si Novandika Faujin, ia bersumpah akan menggorok lehernya di depan TU.

"Gue baru balik, pliis?" Yeri mendengus, menghentakkan kaki karena tak mendapat respon sedikitpun. Mengikuti sang ketua kelas dengan hati dongkol. Meraih buku sembarang di atas meja dengan bolpoin gel berwarna biru.

"Biasa juga homo sama si Jeje,"

Doni mendelik. Menoyor kepala gadis itu yang langsung balas mendelik malas. "Berisik," balasnya kemudian keluar kelas lebih dulu.

Baru saja Yeri melengos marah, wajahnya tiba-tiba saja dibuat merekah ketika seorang pemuda juga berjalan di koridor sepertinya. Ia kemudian melambai dengan senyum lebar menyambut laki-laki itu yang berjalan ke arahnya.

"Oy! Mark!" pekiknya dengan nada ceria.

Biar Yeri luruskan. Dia, si Yerina Mauryn yang dianggap biang gosip nomor satu adalah si social butterfly yang punya banyak teman. Dari si boss besar Lucas sampai manusia tidak tahu diri semacam Haikal Raditya yang tak berguna pula.. Yeri benar-benar membaur dengan semua orang.

Termasuk laki-laki itu. Yang balas melambai dengan cengiran lebar dan langkahnya yang panjang. Si anak olimpiade Bahasa Inggris yang menjabat sebagai ketua kelas 11 TAV 2 sekaligus koordinator divisi Humas Osis. Mark Endaru Gabriell.

"Oy! Yer!" Mark mendekat. Sampai akhirnya berhenti tepat di sisi gadis itu. "Mau ke MPK?"

"Hm, siapa tahu dapet nasi kotak," balas gadis itu dengan seringaian lebar.

"Makan mulu. Astaga.." Mark mendengus geli. "Tumbuh kagak,"

Yeri menoleh melirik tajam. Yang kemudian wajahnya berubah memelas dengan dramatis. "Tolong kamu bercermin ya anak muda,"

Bukan. Mark tidak semungil Yeri. Dia tinggi, hanya saja, termasuk dalam rata-rata karena penghuni Techno adalah manusia yang kadar kalsium dalam tubuhnya terlalu banyak. Jadi, manusia-manusia kayak Mark akan dianggap biasa saja.

"Sialan,"

Yeri terbahak. Berjalan lebih dulu menyusuri koridor yang agak sepi. Disusul Mark yang tak dapat menahan bibirnya naik beberapa senti. Mensejajarkan langkah dengan Yeri yang kini seolah lupa diri. Berjalan riang menggumam kecil menyanyikan ost Sinchan yang terus diulang.

"Eh?!" gadis itu berhenti. Menggosok mata sebelah kiri yang agak gatal. Tak lama menahan napas dengan gaya heboh. "Astaga astaga!"

Laki-laki yang berdiri di sisinya ikut berhenti. Mendelik merasa horor dengan perubahan tiba-tiba itu. Yang tak lama, Yerina Mauryn memekik girang dan melompat riang.

Fur Eye ✓ [MARK | YERI] Where stories live. Discover now