Yura
Lagi nonton Drakor.

Tiara
Yura mabok Drakor, tipe cowoknya juga tinggi banget gile pengen kayak Suho

Safina
Saya mah Mas Daniel saja cukup

Me
Aku Mas Devon ya
Gue manggil Devon, Mas, bagus gak sih?

Tiara
Gue aja sama Jefran manggilnya Mas lho

Anya lantas menutup ponselnya kemudian menyimpannya ke nakas. Semua itu tak luput dari penglihatan Devon bahkan kini istrinya itu tengah menatapnya membuat Devon lantas menyimpan ponselnya juga.

"Kenapa sih?" tanya Devon.

Anya menggeleng. "Belum biasa manggil, Mas. Manggil sayang juga. Aduh, dosa gak sih manggil suami pake nama."

Devon yakin pasti ada yang sedang Anya pikirkan. "Bener enggak papa?"

Anya mengangguk ragu.

"Bohong. Bilang aja."

"Em.... Kalau misalnya aku manggil kamu m-mas boleh gak?"

Devon terdiam beberapa detik sebelum akhirnya pria itu tertawa lepas.

"Ih, aku salah, ya?" rengek Anya malu.

"Enggak sih, tapi ... lucu aja gitu."

"Kok lucu?"

"Mas, mas Devon. Gitu ya?"

Pipi Anya memerah mendengarnya, padahal itu Devon sendiri yang mengucapkan.

"Udah kalau enggak siap jangan. Aku santai aja kok. Senyamannya kamu aja, ya?" ucap Devon lembut seraya mengelus-elus kepala Anya.

"Makasih ya."

"Sama-sama," jawab Devon, "sekarang kita tidur ya. Bikin adik bayinya pending dulu."

"DEVONNN!!!"

Devon kembali tertawa terbahak-bahak, dia suka menggoda Anya, itu telah menjadi hobinya sejak dia mengenal Anya dulu.

***

Pukul dua dini hari, Anya terbangun dari tidurnya. Dia merasakan mual hebat hingga membuatnya tidak bisa nyaman tertidur. Bahkan kini dengan mata setengah mengantuk dirinya berlari menuju toilet untuk segera memuntahkan isi perutnya.

Namun, bukannya muntahan biasa, tetapi yang keluar hanyalah cairan putih yang tidak biasa. Berkali-kali Anya berusaha memuntahkannya, tetapi hasilnya sama. Bahkan kini rasanya tenaganya telah terkuras habis membuat Anya terduduk lemas di bawah westafel.

"Hiks.... Mual banget," lirihnya seraya memegangi perutnya yang terus bergejolak. Dirinya baru kali ini merasakan mual yang sehebatnya ini.

"Dev.... Aku sakit, Dev.... Dev...."

Samar-samar Devon mendengar lirihan Anya, namun saat tangannya dia gerakkan ke samping, tepatnya ke tempat Anya tertidur, Anya tidak ada. Sontak Devon langsung membuka matanya dan mengucek-ngucek matanya, berharap bahwa ini hanya mimpi. Dia tidak rela jika Anyanya hilang.

"Dev...."

"Anya!" jerit Devon saat sadar jika suara itu berasal dari toilet kamar mereka.

Tak mau membuang waktu akhirnya Devon lantas bangkit dari kasur dan berlari menuju toilet untuk mengecek keadaan Anya.

Saat sampai di toilet dan benar saja ternyata itu suara Anya. Istrinya kini terduduk lemas di bawah westafel seraya memegangi perutnya.

"Anya, kamu kenapa?" tanya Devon seraya jongkok di hadapan Anya.

"Eng-enggak tahu hiks.... Sakit, Dev," jawab Anya lirih bahkan kini mata indah miliknya mengeluarkan kristal putih nan jernih, dia menangis.

Sebagai suami yang peka, Devon lantas menggendong tubuh Anya ala bridal style menuju kasur mereka. Kemudian, dengan sangat hati-hati Devon membaringkan Anya di kasur mereka.

"Sh-shh sakit, Dev," lirih Anya seraya menggenggam erat tangan Devon.

"Apa yang sakit?"

"Perut."

Sontak Devon langsung menatap perut Anya yang masih terbalut piyama ungunya kemudian kembali menatap wajah Anya sangat jelas menandakan bahwa Anya tengah kesakitan.

"Aku olesin kayu putih mau?"

Anya mengangguk lemah.

Dengan satu tangan yang masih digenggam Anya, Devon berusaha meraih kayu putih yang memang sengaja dia simpan di nakas bersama obat-obatan lainnya.

Setelah mendapatkan kayu putihnya Devon lantas menyingkap piyama Anya di bagian perut sang istri dan mulai mengolesinya.

Namun, ditengah pergerakan tangannya, Devon merasa ada yang aneh. Perut Anya tidak seperti biasanya. Agak sedikit buncit. Ya buncit, tetapi ini aneh, Anya rajin olahraga dan dia menjaga pola makannya.

Atau jangan-jangan ....

"Nya, perut kamu buncit."

"Buncit?" Anya pun keheranan.

"Iya."

"Kok bisa? Padahal aku suka olahraga."

"Kayaknya kamu ...."

"A-aku kenapa, Dev?"

"Kamu hamil, Nya."

Deg.

—Tbc.

Hayoooo apakah dugaan Devon bener?

Entahlah hanya aku yang tahu Haha. Canda ehe. 

Oh iya malam kemarin kan nisfu sya'ban nih, aku minta maaf ya kalau ada kesalahan sama kalian, semoga kalian berkenan memaafkan aku😻

Oke deh, semoga suka.

Terimakasih sudah mampir 🤗💜

Pasutri Player [ Complete ]Место, где живут истории. Откройте их для себя