44. Pengakuan

15.1K 803 13
                                    

"--Dan Bapak umumkan bahwa kelas XII SMA Angkasa angkatan 2021 dinyatakan lulus 100%!"

"WOAHHH!"

"LULUS!"

"KITA LULUS!"

"AKHIRNYA KELUAR DARI SEKOLAH!"

"LULUS BUKAN KELUAR!"

"SELAMAT MENJALANI BEBAN KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA GAES!"

Teriakan dari beberapa siswa siswi begitu menggema ketika mendengar pengumuman terakhir dari kepala sekolah yang menyatakan bahwa kelas XII angkatan 2021 100% lulus.

"QILLA KITA LULUS!"

Fanny dan Nasya langsung memeluk erat Aqilla yang duduk di tepi lapangan, Aqilla tersenyum seraya membalas pelukan kedua sahabatnya itu.

Sudah seminggu semenjak ulang tahun David, keadaan Aqilla berangsur pulih, kaki kirinya perlahan sudah dapat dipijakkan meskipun dokter Andreas menyarankan untuk tidak terlalu banyak berjalan. Begitu pula kepala Aqilla, gadis itu kini sudah jarang mengeluh sakit di bagian kepalanya.

Dan di sini, di sekolah tercintanya Aqilla berada. Kekasih dari David itu memaksa agar ikut ke pengumuman kelulusan, meskipun David sudah melarangnya karena laki-laki itu sudah yakin, ralat! Sangat yakin bahwa Aqilla akan lulus.

Tetapi alasan gadis itu bukan hanya untuk mendengarkan kelulusannya, melainkan ia ingin merasakan euforia yang ada dan ia pun rindu dengan suasana sekolah, ia juga rindu memakai seragam sekolah. Alhasil David tidak dapat melarang kekasihnya itu untuk ikut, apalagi saat Aqilla merengek bahkan sudah bersiap mengeluarkan air matanya.

"Party kuy!" Seru Nathan.

"Gimana kalo kita pesta barbeque aja, di rumah Qilla?" Usul Nasya.

Aqilla mendelik, "Rumah gue mulu perasaan!" Gerutunya yang dibalas kekehan oleh beberapa temannya.

"Basecamp kita itu, Qil. Selingannya rumah Adhit," sahut Nathan yang membuat Aqilla memutar bola matanya malas.

"Malam ini?" Tanya Alfa.

Kali ini Nasya yang mengangguk.

"Gue gak ikut!"

Aqilla, Fanny, Nasya, David, Nathan, Alfa, dan Raka serentak menatap Sagara.

"Kenapa gak ikut, Gar? Lo mau lewatin moment kita yang seru-seruan gini? Lagian ini itung-itung mengganti liburan kita yang kemaren gak jadi," jelas Nathan.

"Males gue jadi nyamuk kalian semua!" Jawab Sagara kesal.

Aqilla menatap Nathan tak enak, lalu beralih menatap teman-temannya yang lain, "Sorry ya? Gara-gara gue kita gak jadi liburan," lirihnya dengan tatapan bersalah.

"Eh nggak gitu, Qil!" Nathan memandang Aqilla salah tingkah.

David mengusap kepala kekasihnya itu, "It's ok, La! Gak seharusnya kamu nyalahin diri sendiri, musibah kemarin itu gak ada yang tau dan gak ada yang mau, itu udah takdir Allah!"

"Lagian kita masih bisa liburan lain waktu kok!" Sambung Fanny.

"Aqilla?"

Aqilla dan yang lainnya menoleh menatap laki-laki bertubuh jangkung yang dibaluti oleh seragam PNS kini memanggil salah satu dari mereka. Padahal yang dipanggil hanya Aqilla, tapi yang lainnya juga otomatis ikut memutar kepalanya.

"Iya, Pak?"

Pak Ridwan menatap semua murid yang berkumpul bersama Aqilla, lalu kembali menatap siswi yang baru saja ia panggil.

With You (Completed)Where stories live. Discover now