6. Keributan

36.7K 1.9K 20
                                    

"Langganan banget kesiangan," sorak Aqilla dengan bangga seraya terkekeh kecil saat ia turun dari mobil kesayangannya.

Sebenarnya hari ini kekasihnya melarang Aqilla sekolah, bukan hanya David bahkan Bunda nya dan Ayah nya pun sebenarnya melarangnya, karena kemarin setelah ia bangun tidur tiba-tiba suhu tubuhnya naik. Namun, karena sifat Aqilla yang begitu keras kepala ia mengatakan bahwa dirinya sudah sembuh yang pada akhirnya ia nekat pergi ke sekolah meskipun lagi-lagi terlambat. Bunda nya tidak membangunkan Aqilla karena David menyarankan pada Rani agar Aqilla tidak perlu sekolah dulu, alhasil ia terlambat lagi.

Aqilla berlalu dari gerbang depan sekolah setelah ia menitipkan mobilnya di warung yang ada disamping sekolah, ia segera berjalan untuk memanjat pintu belakang sekolahnya. Itu adalah jalan alternatifnya apabila ia kesiangan dan malas di hukum.

"Siapa?"

Suara sepatu Aqilla yang berhasil menapak di tanah rupanya terdengar oleh seseorang, dengan cepat ia mengambil tas nya yang ia jatuhkan terlebih dahulu tadi kemudian mengambil ancang-ancang untuk berlari, namun aksinya kalah cepat dengan seseorang yang kini menarik tas Aqilla hingga dirinya kesulitan untuk berlari.

Aqilla menoleh ke belakang untuk menatap orang yang hingga kini masih menarik tas nya, sedetik kemudian netranya melebar saat tau siapa orang yang kini sedang ia tatap. Sedangkan yang ditatap hanya memandangnya datar.

"Lepasin! Gue mau ke kelas!" Pekik Aqilla berusaha menarik tas nya dari tangan laki-laki itu.

David menatap pintu yang dimana Aqilla turun dari sana, "Ternyata bisa manjat ya? Lo itu udah kesiangan, masuk lewat jalan belakang pake acara manjat segala, terus sekarang semudah itu minta gue lepasin buat masuk kelas?" Ujarnya datar.

Tidak salah lagi, orang yang menahan Aqilla saat ini adalah si ketua osis menyebalkan sekaligus kekasih Aqilla itu.

"Ikut gue ke BK!" Putus David final, ia menyeret Aqilla dengan sedikit paksaan yang membuat gadis itu hampir saja jatuh jika saja ia tidak dapat menjaga keseimbangan tubuhnya.

Aqilla terus berontak agar David melepaskan cekalannya pada tasnya dan berhenti, "Mau ngapain sih ihh? Bosen tau ke BK mulu."

"BK juga bosen didatengin lo terus!" Jawab David.

Aqilla mendelik tak suka, "Yaudah kalo gitu jangan bawa gue ke sana!" Meskipun baginya ruangan BK sudah tak aneh, tapi kali ini ia sungguh sedang malas menginjakan kakinya di ruangan yang ditakuti hampir seluruh siswa disekolah itu.

"Lepasin Dhitttt!" Pekik Aqilla sambal terus meronta meminta untuk dilepaskan.

David berhenti melangkah, lalu ia menatap Aqilla dengan tatapan yang semakin datar dan dingin. Mungkin telinganya sedikit aneh saat ia mendengar Aqilla memanggilnya 'Adhit', karena biasanya Aqilla memanggil David dengan panggilan tersebut hanya saat Aqilla sudah benar-benar di ambang batas kekesalannya. Sedangkan Aqilla sendiri yang ditatap sedemikian rupa oleh kekasihnya itu ikut menatapnya dengan kesal, matanya menajam dengan nafas yang sedikit memburu.

"Gue kesiangan juga gara-gara lo!" omel Aqilla membuat David mengangkat sebelah alisnya bingung, "Ya lo pikir aja sendiri!" suruhnya ketika ia melihat raut kebingungan dari wajah David.

David menatap Aqilla yang saat ini sedang bersidekap dada, ia meneliti penampilan kekasihya itu dari atas sampai bawah, "Dengan penampilan lo yang kayak gini, meskipun gak kesiangan, tapi lo itu pantes buat di hukum."

Aqilla memutar bola matanya malas, "Mulai!" gumamnya.

"Udah gue kasih kesempatan beberapa kali buat ubah penampilan lo, tapi lo malah mempermainkan kesempatan yang udah gue kasih!" Ucap David dengan sorot yang masih setajam silet.

With You (Completed)Where stories live. Discover now