42. Ucapan

15.5K 822 38
                                    

David mematikan mesin motornya kemudian membuka helm yang baru saja menutupi kepalanya itu dengan gerakan cepat. Ia langsung turun dari motor dan segera memasuki rumah kekasihnya dengan langkah yang besar dan cepat.

"La?" Panggil David ketika ia berhasil memasuki rumah tersebut yang ter tidak dikunci.

Sepi, tidak ada jawaban. Bukan hanya tidak ada suara tetapi halaman rumah Aqilla pun yang biasanya terdapat banyak alas kaki dan transportasi kini begitu lenggang.

Seketika David memejamkan mata dan mengusap wajahnya kasar, "Bego!" Umpatnya pelan.

"Gue lupa nanya di rumah sakit mana!" Gerutu David, ia mengambil ponselnya untuk menelpon Fanny kembali.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, cobalah,"

Merasa bahwa nomor yang ia tuju tidak akan mengangkat panngilannya, David mematikan panggilan tersebut dan mencoba beralih ke kontak yang lain.

Namun jawaban yang ia terima hanya suara dari operator yang sama, nomor semua orang mendadak tidak ada yang aktif.

"Sial! Pada kemana sih orang-orang?"

Dengan perasaan yang sedikit kalut, David berbalik keluar rumah dan berniat untuk mencari ke rumah sakit di mana terakhir kali Aqilla dirawat.

Sedetik kemudian langkahnya terhenti ketika mendengar suara benda jatuh di belakang rumah, matanya memicing ke arah suara tadi berasal.

Niatnya untuk keluar rumah pun ia urungkan, David merasa bahwa ada orang di rumah besar ini, mengingat bahwa tadi ia masuk ke rumah Aqilla dengan keadaan pintu tidak terkunci, David khawatir jikalau ada orang tak dikenal dalam artian maling masuk ke dalam rumah keluarga kekasihnya.

David kini berbalik melangkah untuk mendekati asal suara tadi, ia berjalan dengan pelan.

Dalam kesunyian rumah Aqilla kini tiba-tiba ponsel David berbunyi membuat si pemiliknya otomatis berhenti berjalan dan kemudian fokus mengangkat panggilan yang baru saja masuk ke ponselnya.

Nathan's calling ...

Laki-laki itu dengan cepat menekan tombol hijau dan menempelkan ponselnya pada telinganya.

"Nath?" Panggil David pelan.

David mengerutkan keningnya pelan ketika tak ada jawaban dari seberang sana, ia menjauhkan dan menatap layar ponselnya itu yang masih terhubung pada panggilan.

"Hallo? Lo di mana?" Tanya David.

Lagi-lagi Nathan tidak menjawab pertanyaan yang dilayangkan olehnya, kening David kini semakin mengerut dalam.

"Nath? Lo tau Lala di mana? Lo tau dia jatoh?" Pertanyaan David bertambah meskipun tak kunjung ada jawaban dari seberang sana.

Sedetik kemudian panggilan terputus, David menjauhkan ponselnya ketika ia mendengar suara bip yang bertanda jika panggilan telepon pada ponselnya terputus.

"Ini anak kenapa sih?" Monolog David bingung.

Setelahnya David kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celana kirinya, ia menatap ke arah belakang rumah Aqilla yang di rasa kini suara yang tadi ia sempat dengar tak lagi terdengar.

David melanjutkan niatnya untuk pergi ke rumah sakit mencari Aqilla, ia berbalik dan melangkah cepat ke arah pintu keluar rumah tersebut, ia yakin gadisnya sekarang sedang tidak di rumah, mengingat keadaan rumahnya yang cukup sunyi.

"Happy birthday to you, happy birthday to you--"

Suara lembut itu tiba-tiba masuk ke gendang telinga David yang kini posisinya sudah berada di dekat pintu keluar.

With You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang