16. Senior

17.6K 1K 24
                                    

"YEY! SENIOR YEY!"

Semua siswa siswi yang kini berada di koridor menatap ke arah si pemilik suara cempreng itu. Nasya meringis saat mendapat tatapan dengan berbagai ekspresi dari beberapa murid yang sedang berkumpul di depan mading sekaligus yang sedang berlalu lalang, padahal bukan ia yang berteriak tapi kenapa saat ini ia yang begitu malu.

"Sakit ogeb!" Ringis Fanny saat ia mendapat jitakan dari Nasya, ia menatap sahabatnya itu seolah bertanya apa salahnya?

"Berisik Maemunah! Ini sekolah bukan hutan!" Omel Nasya sewot.

"Ya maap! Eh eh btw kita sekelas lagi woy!" pekik Fanny kembali heboh.

Nasya memutar bola matanya dan memilih untuk menghiraukan pekikan Fanny, kemudian ia mengedarkan pandangannya, "Qilla mana sih? Kok belum dateng?"

"Tau tuh anak kerjaannya kesiangan mulu," sahut Fanny.

Beberapa minggu lalu mereka telah selesai melaksanakan Ujian Akhir Semester yang dilanjut dengan liburan semester selama 2 minggu, dan kini mereka telah menjadi siswa kelas 12 di SMA Angkasa.

"Kalian kangen gue ya?"

Nasya dan Fanny kompak menoleh ke sumber suara dan langsung mendapati wajah menyebalkan Aqilla, mereka bertiga langsung berpelukan ria, lebih tepatnya Fanny dan Nasya yang memeluk Aqilla.

Setelah pelukan terlepas, fokus Nasya dan Fanny kini teralihkan pada penampilan Aqilla yang terbilang sedikit berbeda. Rambut Aqilla kini sudah berganti warna, yang dulunya berwarna pink pastel yang terlihat mencolok di ujung rambutnya, kini menjadi warna midnight blue.

Aqilla menaik turunkan alisnya, "Gimana? Bagus gak?"

"Wah buronan lagi nih," seru Fanny seraya terkekeh, "Eh tapi tumben warna gelap? Biasanya juga warna ijo tosca, biru langit, pink atau ungu pastel, merah cabe-cabean," Fanny tak melanjutkan ucapannya ketika ia melihat tatapan tajam Aqilla.

"Gue belum pernah pake warna merah ya!" Sanggah Aqilla, "lagipula Dev nyuruh jangan cat rambut lagi biar gak di razia, jadi gue pilih warna yang gelap," jelasnya.

Nasya meneliti penampilan Aqilla, "Terus lo pikir pake warna biru gelap gini gak bakal kena gitu? Lo ngaca sana, se mencolok apa lo sekarang!" Tuturnya membuat Aqilla terkekeh tak berdosa.

"Panutan adik kelas!" Lanjut Nasya malas yang lagi-lagi membuat Aqilla tertawa pelan mendengar komentar sahabatnya.

"Kita kelas dimana?" Tanya Aqilla kemudian.

"XII Ipa 2." Aqilla langsung melenggang pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu setelah mendapat jawaban dari Fanny.

"Lah kita nungguin, yang ditungguin malah ninggalin," gerutu Fanny.

Sesampainya dikelas Aqilla langsung melemparkan tasnya asal, tentunya ia memilih bangku paling belakang.

"Awshh!" Tanpa disadari ujung tas Aqilla mengenai seseorang yang kini sedang duduk seraya membaca buku di depan bangku gadis itu, sontak orang yang berada di depan Aqilla itu langsung menoleh ke belakang untuk menatap Aqilla yang sedang menelungkupkan kepalanya di meja.

"Ini sekolah bukan tempat tidur!" suara dingin itu tiba-tiba masuk ke gendang telinga Aqilla membuat ia mendongak untuk menatap si pemilik suara.

Satu detik kemudian matanya melebar saat menatap lawan bicaranya, "LO?"

Pekikan Aqilla tentunya mengundang tatapan penasaran murid yang berada di kelas itu, Nasya dan Fanny pun yang sekarang berada di depan kelas memberhentikan langkahnya untuk melihat reaksi Aqilla karena mereka berdua sudah tau bahwa akan satu kelas dengan murid itu.

With You (Completed)Where stories live. Discover now