19. Arga

18K 998 35
                                    

"Hai Qil?"

Ucapan Raka terpotong oleh suara seseorang yang baru saja datang dan berdiri di depan pintu kamar Aqilla sambil melambaikan tangannya, semua orang yang ada di kamar Aqilla sontak menoleh menatap si pemilik suara tersebut.

Netra Aqilla langsung melebar, bagaimana bisa lelaki itu ada disini? Dan lebih parahnya lagi kenapa Bundanya itu mengijinkan orang ini masuk? Padahal Bundanya pasti tidak mengenali laki-laki ini.

"Ngapain lo disini?" Tanya Aqilla lemah namun intonasinya terdengar begitu tajam.

Artinya laki-laki yang ia lihat kemarin itu ternyata benar orang yang ada di hadapannya saat ini jika dilihat dari postur tubuh dan seragamnya, tidak salah lagi!

Semua orang yang ada disana diam melihat interaksi antara Aqilla dengan laki-laki yang tak asing lagi bagi mereka.

"Mau jenguk lo! Mewakili Fanny yang gak bisa jenguk lo hari ini and she said sorry!" ujar laki-laki itu seraya tersenyum miring, "Oh ya, sekalian gue mau izin buat milikin Fanny, lagi!" tambahnya.

Mata Aqilla langsung berkilat tajam, sebenarnya laki-laki ini bukan musuh siapa-siapa di sini, hanya Aqilla yang menganggapnya musuh. Semua orang yang ada disana tahu laki-laki itu, sangat tahu, kecuali Raka.

Laki-laki itu Arga, Arga Sandra Pratama. Ia laki-laki yang sudah melukai hati sahabatnya, ia laki-laki yang pernah Aqilla buat babak belur dan juga laki-laki yang sudah menjadikan sahabatnya itu sebagai taruhan, *klo kalian lupa, aku pernah cerita masalah ini di part 10.

"Berani lo deketin dia lagi? Punya malu gak?" Ujar Aqilla tajam yang membuat Arga terdiam namun ia menyunggingkan senyum tipis, "Awas aja kalo lo berani deketin dia lagi!"

Arga hanya tersenyum tipis lalu ia duduk di dekat gadis itu, "Sayangnya gue udah ketemu dia beberapa kali."

"Bangs*t! Mau lo apa sih?" Tanya Aqilla kesal, sangat kesal.

"Ga, jangan mancing emosi Aqilla! Dia lagi sakit, nanti malah jadi ngedrop!" Pinta David tegas, ia mengusap punggung sang kekasih untuk menenangkannya.

Arga menatap teman lamanya itu, hanya sekedar teman lama yang pernah satu sekolah, bukan sahabat. "Gue nggak mancing emosi Aqilla kok, kan udah dibilang dari awal kalo gue cuma mau nengokin pacar lo ini, niat gue baik loh."

"Buat apasih lo deketin Fanny lagi? Nggak puas apa lo udah nyakitin dia dulu?" Geram Aqilla dengan tatapan tajam yang tak kunjung surut, sedang sakit pun masih sempat-sempatnya ngomel.

David mengusap pelan tangan Aqilla, "Udah ya La jangan di ladenin, biarin aja dia mau ngapain."

Tatapan Aqilla beralih pada kekasihnya, "Tapi aku nggak mau Fanny deket lagi sama dia!" rengeknya.

David mengusap surai panjang Aqilla dengan sayang, "Gak usah khawatir!"

"Duh panas banget!" Raka mengibas-ngibaskan tangannya seperti sedang kepanasan, sedangkan yang lain terkekeh kecil melihat tingkah laki-laki tersebut.

"Mending lo pulang sana!" Usir Nathan pada Arga.

Arga menatap Nathan kemudian mengangguk pelan, "Oke, cepet sembuh ya teman!" Ujarnya seraya tersenyum lebar, tangannya mengayun ke atas untuk menyentuh pucuk kepala Aqilla, namun David segera menepis dengan keras tangan sialan itu.

"Pulang sana! Gausah modus!"

"Lo bukan temen gue!"

Suara Aqilla dan David terdengar secara bersamaan.

"Yaudah gue pulang ya, dah!" Pamit Arga.

Sebelum keluar dari kamar Aqilla, Arga sempat melirik Alfa yang sedang duduk di samping Nasya, ia menatap Alfa tajam, setajam silet. Sedangkan yang ditatap hanya menatap balik Arga datar.

With You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang