8. Pasar Malam

31.5K 1.6K 13
                                    

Saat memasuki kamar Aqilla, yang David lihat pertama kali adalah kekasihnya itu yang masih bergulung dibawah selimut dengan mata yang terpejam.

"La, bangun yuk? Kita makan malam dulu!" Ujar David seraya berjalan mendekati ranjang milik Aqilla, kemudian ia menggoyangkan lengan kekasihnya itu berupaya untuk membangunkannya.

Sejak sepulang sekolah siang tadi David langsung mengunjungi rumah kekasihnya, apalagi saat ia tahu bahwa Aqilla pulang sekolah sebelum jam pulang David sangat khawatir, Ia takut Aqilla kembali sakit karena kemarin kekasihnya itu memang sempat demam dan akhirnya izin pulang. Tapi ternyata Aqilla pulang karena gadis itu lagi-lagi berbuat ulah di kelasnya dan akibatnya Aqilla di usir dari kelas.

Setelah mengetahui bahwa Aqilla baik-baik saja, ia izin pulang pada Bunda Rani, karena saat David ke rumah Aqilla, gadisnya itu baru pergi tidur, ia tak ingin mengganggu tidur cantik kekasihnya. Dan ya, sampai David kembali mengunjungi rumah Aqilla, kekasihnya itu masih tidur, kebo bngt gak si wkwk.

"Eunghh," lenguh Aqilla.

"Bangun La, kita makan malam! Yang lain udah pada nunggu di bawah tuh," Ujar David saat ia merasa Aqilla mulai membuka matanya.

"Dev?" gumam Aqilla pelan seraya mengerjapkan matanya lucu, David tersenyum kecil melihat tingkah kekasihnya itu yang menurutnya cukup menggemaskan.

"Bangun yuk? kamu belum mandi kan dari pulang sekolah? Mandi dulu sana! Atau mau aku mandiin?" Goda David dengan menaik turunkan alisnya.

Netra Aqilla refleks melotot mendengar ucapan kekasihnya itu, sedetik kemudian ia melemparkan bantal yang ada di sampingnya ke arah David, "MESUMMMMMM!"

Tawa David menguar saat melihat Aqilla yang sudah berlari masuk ke dalam kamar mandi setelah melempar bantal yang mengenai wajah David.

🌵🌵🌵

"Kebo sekali Tuan Putri kita yang satu ini," sindir Reksa dengan nada meledek saat ia melihat adik bungsu-nya itu menuruni tangga dan menghampiri meja makan yang sudah terisi kedua orang tuanya dan adik kembarnya, Aqilla sendiri langsung mendelik tak suka ke arah abangnya itu.

"Tau nih! Kita nungguin yang mulia Tuan Puteri dari tadi, cacing di perut gue udah berteriak meminta asupan gizi!" sahut Reksi memanasi suasana dengan mengusap perutnya dramatis.

Aqilla mencebikkan bibirnya kesal, ia menatap Rani yang berada di sebrang sana dengan tatapan melas, "Bunda, liat abangnya!" Adunya pada sang Bunda.

"Udah-udah ayo kita makan, Ayah sama Adhit udah laper tuh!" ujar Rani menengahi.

"Dasar aduan!" ledek Reksa dan Reksi bersamaan membuat Aqilla menjulurkan lidahnya pada kedua abangnya itu dan duduk di sebelah David.

Selama makan malam hanya dentingan sendok yang terdengar. Karena Ari, Ayah Aqilla sekaligus kedua abangnya itu mendidik keluarganya untuk tidak berbicara saat sedang makan.

Setelah kurang lebih 15 menit berlalu, makan malam selesai. Aqilla dam Bunda nya pergi ke dapur untuk beres-beres, sedangkan Ari, Adhit, Reksa, dan Reksi memilih untuk bersantai di ruang keluarga.

"Yah, Bun, Adhit mau izin ajak Lala jalan, boleh?" Tanya David setelah Rani dan Aqilla bergabung di ruang keluarga.

"Loh kok nggak bilang mau ngajak keluar?" Tanya Aqilla menatap kekasihnya itu seolah protes.

"Gimana mau bilang, dari tadi lo ngebo!" sahut Reksi dengan mata yang tetap tertuju pada televisi.

"Boleh, Dhit. Tuh Qilla dari siang juga cuma ngelumuk di rumah, sampe bosen Ayah liatnya bolak-balik kamar, dapur, sama ruang tengah doang!" adu Ari pada David yang dibalas tawa oleh laki-laki itu.

Kini Aqilla mencebikkan bibirnya sebal, "Ih Ayah kok gitu?"

Ari tertawa mendengar rengekan dari putrinya itu, "Tapi jangan pulang terlalu malam ya!" Lanjutnya yang kini mendapat anggukan dari David.

Rani menatap Aqilla yang masih berdiam diri di tempatnya, "Kamu kenapa masih diem disini? Bukannya ganti baju sana!" Aqilla mengerjap kaget saat suara Bunda nya menginterupsi, lalu berlari ke lantai atas untuk mengganti pakaian nya.

Beberapa menit kemudian, Aqilla turun dari kamarnya dengan jeans pendek sepaha yang membungkus kaki jenjangnya dan sweater oversize serta sneakers putih yang melekat di kakinya.

"Adhit sama Lala berangkat Yah, Bun, Bang?" Pamit David saat ia merasa kekasihnya itu sudah siap.

Semua orang yang ada disana mengangguk pelan, "Iya, inget jangan terlalu malem pulangnya!" Peringat Ari sekali lagi.

"Iya Yah! Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

🌵🌵🌵

"Kita mau kemana?" Tanya Aqilla setelah David mengendarai motornya membelah keramaian kota Bandung di malam hari.

"Kamu maunya kemana?" Tanya David balik.

Aqilla mendengus mendengar pertanyaan balik David, "Kan kamu yang ngajak aku keluar, kok malah nanya balik sih!" Kesalnya.

David terkekeh di balik helm full face nya, "Yaudah kalo gitu kita ke pasar malem aja, mau ga?"

"Mauuuu!" Pekik Aqilla senang.

Sesampainya di pasar malam, David dan Aqilla memakirkan motor lalu segera membeli tiket untuk masuk ke dalam.

Saat sudah di dalam pasar malam, Aqilla langsung menatap sekelilingnya dengan mata yang berbinar. David mengacak-acak rambut kekasihnya itu gemas, melihat Aqilla yang tersenyum sungguh membuat hatinya tenang dan tentunya ia ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan kekasihnya.

Aqilla langsung menarik tangan David untuk segera mengikutinya ke wahana yang ada di sana.

"Mau naik bianglala Dev!" Pekik Aqilla dengan senang juga mata yang masih menatapnya berbinar, David hanya tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.

Saat sudah di dalam bianglala, Aqilla tidak berhenti berdecak kagum melihat keindahan kota Bandung saat ini, sedangkan David lebih memilih untuk menikmati view indah di hadapannya, wajah kekasihnya itu yang kini tersorot lampu yang ada di sana dengan senyum yang terpatri di bibir Aqilla lebih indah di banding pemandangan Bandung dari atas yang sedang dilihat oleh Aqilla saat ini.

"Dev, liat deh! Bagus banget!" Aqilla menggoyangkan tangan David, "Udah lama nggak ke pasar malem dan ini pemandangan yang gak boleh di lewatkan!" Pekik Aqilla.

Ia mengalihkan pandangannya pada David lalu tersenyum, "Makasih ya?"

"Anything for you!" ucap David seraya mengelus pucuk kepala Aqilla dengan sayang.

Setelah turun dari bianglala, Aqilla kembali menarik lengan David kesana kemari. Mulai dari naik berbagai wahana, serta membeli berbagai makanan dan barang barang lucu.

Setelah hampir 2 jam mengelilingi pasar malam, tujuan terakhir mereka berdua sebelum pulang adalah membeli permen kapas, sebenarnya sih hanya Aqilla yang beli.

Kalian lihat? Sifat nakal dan berontak Aqilla saat di sekolah seolah lenyap digantikan dengan sifat nya yang manja saat bersama kekasihnya ini. Sangat berbeda 180º bukan?

"Bang, permen kapasnya 3 ya?" Ucap Aqilla saat mereka berdua sampai di stand penjual permen kapas.

"Satu aja, La!" suruh David.

Bibir Aqilla mengerucut, "Dua deh, ya?" Tawarnya dengan menunjukkan puppy eyes andalannya, dan ya berhasil!

David menghela nafasnya, "Yaudah!" Jawabnya seraya mengusap pucuk kepala kekasihnya itu.

Aqilla tersenyum senang, "Bang bikin dua ya?"

"Aqilla?"

Saat sedang menunggu permen kapas pesanan Aqilla jadi, tiba-tiba ada yang memanggil Aqilla di belakang mereka, sontak mereka berdua menoleh kebelakang untuk menatap orang tersebut, netra Alana membelalak kaget sedangkan David hanya melayangkan tatapan dingin.




Tbc.

Kira kira siapa yang manggil Aqilla?
Jangan lupa vote dan comment ya!

With You (Completed)Where stories live. Discover now