38. Siapa?

15.2K 891 41
                                    

"La, aku beliin kamu Jersey couple, liat! Lucu kan? Ini aku beli yang ori, aku tahu sih kamu sebenernya banyak Jersey ori, tapi kali ini aku beliin yang couple, biar samaan!" Ujar David seraya mengeluarkan Jersey club sepak bola kebanggaan warga Jawa Barat sekaligus kebanggan Aqilla dari dalam paper bag. Kalian tau gak club sepak bola apa? Wkwk.

"Kamu mau tau nggak, La? Dua hari yang lalu Nathan jadian loh sama Vina, aku heran deh kenapa adik aku yang galak itu mau sama modelan kayak Nathan? Pake pelet apa ya tuh anak?"

Aqilla diam, gadis itu sama sekali tidak menggubris semua ocehan kekasihnya yang membuat David menghela nafas panjang dan menatap Aqilla dengan sedih.

"La, aku bawa makanan kesukaan kamu, Ayam geprek, udah lama juga kita gak makan ini bareng," seru David sambil memegang kotak bekal yang di dalamnya terdapat lauk yang baru saja David sebutkan barusan, "Ayo bangun! Kita makan bareng!"

Hening, lagi-lagi tidak ada jawaban dari Aqilla, di ruangan ini hanya terdengar suara EKG yang masih menunjukkan detak jantung Aqilla.

David lagi-lagi menghela nafasnya, "Kamu udah seminggu loh gak bangun, gak capek gitu La tidur terus?"

"Aku kangen!" Lirihnya.

"Meskipun liat kamu tiap hari, tapi rasa rindu aku nggak terbayarkan! Aku kangen manjanya kamu, kangen suara bawel kamu, kangen kamu marah-marah!"

"Bangun yuk, La! Marahin aku sepuas kamu!"

"La?" Lirih David terdengar putus asa.

Hari ini merupakan hari ke 8 setelah kejadian dimana Aqilla tertabrak dan hari ke 8 pula gadis itu dinyatakan koma.

Sampai hari ini gadis itu sama sekali belum menunjukkan kemajuan apapun, selama seminggu ini pula ruangan yang ditempati gadis tersebut tak pernah sepi. Selalu ada yang mengunjungi gadis itu, entah kedua sahabatnya ataupun sahabat dari kekasihnya, bahkan dari keluarga David juga hilir mudik selalu datang.

Yang pasti selama Aqilla koma, David tak pernah meninggalkan gadis itu. Sudah 8 hari ini ia tak pernah pulang ke rumah, David selalu tidur di rumah sakit, ia setia menemani kekasihnya itu meskipun tentu saja di sana ada keluarga Aqilla yang juga setia menjaga gadis itu.

Keluarga Aqilla dan juga teman-temannya selalu menyuruh laki-laki itu untuk pulang, setidaknya untuk sekedar makan di rumah, namun David tak pernah menuruti permintaan mereka, ia malah meminta agar teman-temannya atau siapapun itu untuk mengambilkannya baju ganti.

Selama Aqilla koma pun, David hanya makan seala kadarnya, kadang ia pesan makanan online, kadang pula hanya makan makanan di kantin rumah sakit.

Penampilan laki-laki itu juga seminggu terakhir ini sangat terlihat kacau, lingkaran di bawah matanya yang menghitam, rambutnya yang perlahan mulai gondrong, serta bulu-bulu tipis yang kini muncul di area bawah hidung dan dagunya.

Jika Aqilla melihat keadaan kekasihnya saat ini pasti ia akan mengomel selama 24 jam sebelum David mengubah penampilannya kembali rapih, itu pun harus Aqilla yang mengurusnya, jika tidak maka David tidak akan mau cukur bulu kumis dan jenggotnya sendiri, bahkan untuk potong rambut pun harus di antar oleh Aqilla.

Namun sayangnya sudah beberapa hari David berpenampilan jelek seperti ini sama sekali tidak ada yang mengomel seperti biasanya, suara bawel dari Aqilla tak kunjung terdengar, padahal harapan David saat ini adalah Aqilla bangun sambil menjewer kupingnya. Membayangkan hal tersebut seketika membuat David tersenyum tipis.

"Kak Adhit?"

David menoleh menatap Anna yang baru saja memasuki ruangan tersebut sendirian, "Anna mau izin bicara sama kak Qilla berdua, boleh?" Tanya Anna pelan.

With You (Completed)Where stories live. Discover now