27. Karena cemburu

16.1K 896 24
                                    

"Kamu kenapa sih?"

"Ngomong dong!"

Aqilla sedari tadi bergelayut manja pada lengan kekasihnya itu sambil merengek, sedangkan David sendiri malah sibuk memainkan ponselnya, ia tidak menghiraukan rengekan Aqilla yang membuat perempuan itu akhirnya kesal juga.

Setelah makan malam tadi, Aqilla dengan cepat menarik kekasihnya itu untuk berbicara empat mata mencoba untuk menyelesaikan masalah yang sebenarnya Aqilla sendiri tidak tau masalah apa yang harus diselesaikan, tapi bukannya berbicara David malah diam seribu bahasa dengan mata yang hanya terfokus pada ponselnya, Aqilla sudah kehabisan cara untuk membujuk kekasihnya itu.

"Aku salah apa sih? Bilang dong, jangan diem aja ish! "

"Kalo aku salah, aku minta maaf?"

Aqilla berdecak kesal, "Kamu kalo diem aja gini mending pulang sana! Bikin darah tinggi doang yang ada," gerutu Aqilla.

Di tengah kekesalan Aqilla, tiba-tiba dering ponsel milik David yang ada di genggaman pemiliknya berbunyi, menandakan bahwa ada panggilan masuk.

Anna's calling ...

David melirik Aqilla yang pada saat itu juga melirik ponselnya, merasa bahwa David menatapnya, Aqilla juga kini ikut menatap kekasihnya itu dengan tatapan sebal ketika melihat nama yang tertera di layar ponsel milik kekasihnya tersebut.

"Kamu kok punya nomor dia?" Tanya Aqilla yang tak dihiraukan oleh David.

David menekan tombol hijau yang ada di sana dan beranjak menjauhi Aqilla untuk menerima panggilan dari adik kelasnya itu sehingga rangkulan tangan Aqilla pada lengannya terlepas begitu saja.

Aqilla membelalakan matanya tak percaya ketika melihat respon David yang mejauhinya untuk mengangkat telepon dari perempuan lain.

Melihat hal tersebut cukup membuat dadanya sesak, matanya tiba-tiba mengembun lalu ia beranjak dari duduknya seraya menghentakkan kakinya.

Gerak-gerik Aqilla tersebut ternyata disadari oleh David yang belum berbicara sepatah katapun pada perempuan di seberang sana, dengan segera ia mematikan panggilannya dan berbalik mengejar Aqilla yang kini sudah memasuki rumahnya.

Saat David akan menaiki tangga menyusul Aqilla ke kamarnya, Reksa tiba-tiba menahan lajunya di tangga pertama.

"Qilla kenapa?" Tanya Reksa mengintimidasi.

Tadi, ia melihat Adiknya itu berlari dari arah halaman belakang sambil tergesa-gesa, bahkan saat Rani berteriak memanggil namanya Aqilla tidak menoleh dan saat ini tuduhannya jatuh pada David yang sepertinya mereka sedang bertengkar.

David mengusap tengkuknya, bingung harus menjelaskannya bagaimana, "Maaf bang, tadi ad,"

"Udah biarin Sa, namanya juga anak muda, bentar lagi juga baikan!" Ari menyela ucapan David dan memberi penjelasan pada anak laki-lakinya itu.

Helaan nafas keluar dari mulut Reksa, lalu ia membiarkan David menghampiri adik kesayangannya itu.

Setelahnya David kembali melanjutkan niatnya untuk menghampiri Aqilla. Ketika dirinya sudah sampai di depan pintu kamar gadisnya itu, David mencoba mengetuk pintu kamar Aqilla, tidak ada jawaban. Baiklah ia akan mencoba sekali lagi.

Ketukan selanjutnyapun retap sama, tidak ada jawaban dari pemilik kamar tersebut.

Kini ia mencoba untuk membuka pintu tanpa mengetuknya, namun sialnya Aqilla mengunci pintunya dari dalam. David memijat pelipisnya pelan, bagaimana ini?

Saat ia berbalik untuk turun, tiba-tiba Reksi berdiri di hadapannya sambil menyodorkan sebuah kunci.

"Ini kunci cadangan kamar Aqilla, coba!" Suruh Reksi dan David mengambil kunci tersebut yang disodorkan oleh Reksi.

With You (Completed)Where stories live. Discover now