28. Perjodohan

17.3K 851 10
                                    

"Qil?"

Aqilla mendongakkan kepalanya ketika ia mendengar suara orang yang memanggil namanya, dengan segera ia mematikan ponselnya, "Kenapa, Rak?"

"Ada yang mau gue ceritain."

Aqilla mengangguk, ia menepuk-nepuk pelan bangku sebelah kanannya yang kosong, mengode Raka untuk duduk di sampingnya.

Saat ini keadaan kelas sedikit ricuh, tapi masih bisa terkendali, pasalnya kelas 12 Ipa 2 atau kelas Aqilla ini sedang jamkos sampai jam pulang sekolah, bisa terhitung ada 4 jam pelajaran yang kosong. Meskipun begitu, mereka tidak bisa keluar untuk pulang karena belum waktunya, terkecuali untuk yang nekat bolos, biasanya Aqilla selalu paling depan untuk masalah bolos pulang pada jamkos seperti ini, namun kali ini ia sedang tidak mood untuk bolos.

Para sahabatnya kini sedang nongkrong di kantin dengan para cogan, siapa lagi kalau bukan David, Sagara, Alfa dan Nathan. Nathan menjadi setan untuk menggoda Alfa dan Sagara agar bolos pelajaran, sangat tidak patut di contoh sebagai teman tapi yang lebih bodohnya lagi Alfa dan Sagara mengikuti ajakan sesat dari Nathan. Sedangkan Aqilla memilih untuk tetap di kelas, dengan alasan mager.

"Jadi?" Tanya Aqilla, ia menaruh atensinya pada Raka yang kini duduk lesu di sampingnya.

Aqilla mengerutkan kening saat melihat Raka yang tak kunjung juga bicara, "Kenapa, Rak? Muka lo kusut amat," komentar Aqilla seraya terkekeh, ia mencoba sedikit menghibur Raka yang kelihatannya sedang dilanda masalah.

Raka menghela nafasnya kasar, "Gue di jodohin, Qil!" Lirihnya.

Aqilla berhenti tersenyum, ekspresinya langsung berubah 180°, "Ha? Kok bisa?"

"Orang tua gue jodohin gue sama anak temen bisnisnya, katanya temen bokap gue usahanya jatuh pailit dan bokap gue bantuin mereka dengan nyuntik dana ke perusahaannya, sebagai jaminan, anaknya dijodohin sama gue. Sebenernya bokap gue nggak pernah kepikiran buat jodohin gue sama anak dari temennya itu, tapi temen bokap gue yang menawarkan anak perempuannya sebagai jaminan," jelas Raka panjang lebar.

Aqilla sedikit meringis mendengar cerita temannya itu, "Apa gak ada jaminan lain? Kenapa harus anaknya? Di sini korbannya itu secara gak langsung bukan cuma anak dari temen bokap lo doang, tapi lo juga jadi korban demi bisnis mereka," Keluh Aqilla.

Raka tersenyum tipis, membenarkan ucapan perempuan di sampingnya ini, "Gak ada pilihan lain," pasrah Raka yang lagi-lagi menghela nafasnya.

"Cewek yang di jodohin sama gue juga sekolah disini," lanjutnya pelan.

"Ha? Serius?" Tanya Aqilla kembali dibuat terkejut yang kemudian mendapat anggukan dari Raka.

"Jadi gue harus gimana, Qil?" Suara Raka terdengar putus asa, melihat itu membuat Aqilla juga ikut merasakan beban yang saat ini dipikul oleh Raka, ia mengusap pundak Raka pelan.

"Apa gak ada kesempatan buat lo nolak perjodohan itu?" Raka menggeleng, antara tidak tahu atau memang tidak ada cara lain.

Aqilla mengusap pundak laki-laki itu, "Jujur gue nggak tau harus gimana, Rak! Karena gue nggak mengalami. Tapi saran gue kalo emang gak ada cara lain, lo bisa coba buka hati buat cewek itu!" Nasihat Aqilla.

Raka menatap Aqilla sendu, "Tapi gue sayang sama lo, Qil!"

Aqilla menggeleng, "Lo harus move on! Maaf gue harus bilang gini, perjuangan lo akan tetep sia-sia. Lo mencintai orang yang gak bisa bales perasaan lo, Rak! Selama ini gue nyaman sama lo seperti ini, Sebagai teman! Hati gue udah stuck di Dev, gue mau lo move on! Jangan terus nyiksa diri lo dengan cara mencintai gue kayak gini, gue nggak mau orang terdekat gue sakit hati karena gue sendiri!"

With You (Completed)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz