11. Penjelasan

24.1K 1.2K 16
                                    

Sudah terhitung seminggu, ralat! Lebih tepatnya lima hari sejak kejadian di pasar malam waktu itu, Aqilla sampai saat ini sama sekali tidak melihat kehadiran Raka di sekolah, padahal dari hari senin kemarin ia berniat untuk menjelaskan semuanya pada laki-laki itu tapi sampai hari jum'at ini batang hidungnya belum juga terlihat.

Aqilla sedikit khawatir, hanya sedikit. Apalagi minggu depan ujian kenaikan kelas akan dimulai dan Raka sama sekali tidak terlihat batang hidungnya, karena bagaimanapun ia menganggap Raka sebagai teman dekat meskipun Raka mungkin menganggapnya lebih, mungkin. Ia benar-benar merasa bersalah atas kejadian waktu itu.

"Lo kenapa sih, Qil? Lagi nyari siapa?" Tanya Nasya saat ia menyadari bahwa Aqilla seperti sedang resah, terlihat berkali-kali gadis itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin.

Saat ini mereka bertiga sedang berada di kantin, karena sedang waktu istirahat pertama.

"Raka kemana sih?" Tanya Aqilla yang membuat kedua sahabatnya itu mengerutkan keningnya bingung.

"Tumben?" Tanya Fanny heran, "Eh tapi emang beberapa hari ini dia gak keliatan," lanjutnya.

Aqilla menatap kedua temannya itu, "Sebenernya waktu itu tuh,"

"Beb?" Ucapan Aqilla terpotong oleh suara seseorang yang kini ada di belakangnya.

Sejenak Aqilla menegang mendengar suara itu, namun selanjutnya ia menghela nafas lega dan menoleh ke belakang untuk menatap si pemilik suara tersebut.

"Tuh si Raka!" tunjuk Nasya pada Raka yang saat ini sudah mendudukkan bokongnya di kursi sebelah Aqilla.

Sebelah alis Raka terangkat, "Kenapa? Lo nyariin gue?" Tanyanya seraya menatap Aqilla bingung.

Sedetik kemudian Raka tersenyum lebar, "Lo kangen ya sama gue? Maaf ya beberapa hari kemaren gue ada urusan keluarga jadi gue izin, tapi sekarang urusannya udah selesai kok, tenang aja!" Ujar Raka menenangkan seraya menepuk-nepuk kepala Aqilla pelan.

Aqilla menyingkirkan tangan Raka dari kepalanya, "Gue kira lo bakal galau 7 hari 7 malem, gue khawatir lo bunuh diri sih, Rak!" candanya.

Mendengar ucapan dramatis dari Aqilla tersebut membuat Raka ikut tertawa, "Tenang aja Qil, gue gak bakal bikin lo khawatir!" jawab Raka dengan percaya diri yang membuat Aqilla menatap laki-laki itu sinis.

"Eh tapi lo nggak boleh khawatir sama gue nanti si Adhit marah!" sindir Raka seraya terkekeh.

Nasya dan Fanny membulatkan matanya, sedangkan Aqilla menatap Raka dengan tatapan tak suka, "Apa sih, Rak?" gumam Aqilla, rasa bersalah itu sebenarnya masih ada di hatinya.

"Lo tau Rak?" Tanya Fanny kaget yang di jawab anggukan oleh Raka.

"Kalian berdua juga tau? Jangan-jangan di sini yang gak tau cuma gue doang," Lagi-lagi Raka tertawa, namun tawanya kali ini sedikit dipaksakan.

"Kita bertiga temenan dari masih bocah, ya kali dia," Fanny menunjuk Aqilla dengan dagunya, "punya pacar kita gak tau!"

"Buat masalah malem itu, gue minta maaf Rak! Gue gak berniat nyembunyiin semuanya dari lo," jelas Aqilla, terlihat penyesalan di matanya.

Raka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Udah lah lupain aja! Anggap aja gak ada kejadian waktu itu, makin di inget makin kerasa hehe," balasnya seraya terkekeh garing.

Aqilla menatap Raka sendu, "Lo beneran sayang sama gue?"

Suara kekehan Raka lenyap ketika ia mendengar pertanyaan yang dilayangkan oleh Aqilla, laki-laki itu menatap kedua teman Aqilla yang kini sedang menatap interaksi dirinya dan Aqilla, seolah penasaran, "Nanti kita bicarain ini berdua ya Qil!" pinta Raka pada Aqilla.

With You (Completed)Where stories live. Discover now