20. Girls Time

16.8K 998 41
                                    

"Belajar yang bener, oke? Biar bisa jadi ibu yang baik buat anak-anak kita kelak." Arga menepuk-nepuk pelan pucuk kepala Fanny.

Fanny menghempaskan tangan Arga dari atas kepalanya dengan sekali hentakkan, "Berisik!" Ujar Fanny ketus seraya melenggang masuk kedalam kelas meninggalkan Arga yang senyum-senyum sendiri, gak waras! Pikir Fanny.

Bersamaan dengan Fanny yang duduk di bangkunya saat itu juga di hadapannya Aqilla berdiri dengan tas yang masih tersampir disebelah pundaknya, Fanny mendongak menatap sahabatnya itu.

"Jadi udah sedeket apa lo sama Arga?" Tanya Aqilla sambil tersenyum miring.

"Gue nggak deket sama dia!" Elak Fanny, ia mengalihkan tatapannya ke ponsel yang ada di genggamannya.

Aqilla menaikkan sebelah alisnya, ia melipat kedua tangannya di depan dada, "Oh ya? Terus tadi itu apa?"

"Lo masih punya perasaan sama dia?" Tanya Aqilla lagi setelah Fanny tak kunjung menjawab pertanyaan sebelumnya.

Fanny seketika mendongak dan menatap Aqilla dengan tatapan salah tingkah, "Apa? Enggak!" Gugup Fanny.

"Lo tau dia disini?" Tanya Aqilla, ia ingin mengintrogasi sahabatnya itu, ternyata banyak yang Fanny sembunyikan darinya dan juga Nasya, mungkin.

"Loh? Qilla? Lo kok udah sekolah? Masih pucet gitu juga, kenapa maksain sekolah? Kenapa si Adhit gak larang lo sekolah sih?" Pertanyaan beruntun itu tiba-tiba menyerbu Aqilla yang masih menatap Fanny intens membuat keduanya menoleh menatap Nasya yang datang dengan pekikkan yang lumayan keras.

Aqilla menatap Nasya datar yang sedang menyimpan tasnya di meja, "Jangan kenceng kenceng pe'a!" kesalnya.

"Lo gak mau gue sekolah?" Tanya Aqilla.

"Bukan gitu gila!"

"QILLA BUKAN GILA!" koreksi Aqilla menatap Nasya sinis.

Nasya terkekeh mendengar protesan Aqilla, "Iya-iya, Qilla."

"Lo masih pucet, padahal gak usah maksain sekolah cuma buat ketemu kita berdua, nanti malem kan kita nginep di rumah lo jadi tahan dulu kangennya!" Ujar Nasya dengan percaya dirinya.

Kening Aqilla mengernyit jijik, "Kenapa lo jadi narsis kayak Nathan sih?"

Nasya tertawa, "Ketularan gak sih? Kita bareng-bareng udah mau lima tahun, terus di circle kita ada manusia modelan Nathan sama Fanny, ya kali yang lain gak ikutan gila?"

"Anjay, circle gak tuh?" ledek Aqilla ikut terkekeh.

Nasya dan Aqilla berhenti tertawa, mereka berdua kini saling menatap ketika Fanny tak ikut dalam candaan keduanya. Aqilla mengedikkan bahunya acuh, sedangkan Nasya menatap Fanny dengan tatapan tak terbaca.

Saat Nasya kembali membuka mulutnya untuk berbicara, guru yang akan mengajar tiba-tiba masuk kelas sehingga pembicaraan mereka harus terpotong

🌵🌵🌵

"Jadi?" Tanya Aqilla to the point.

Nasya dan Fanny mendongak menatap Aqilla bingung.

Well, Sesuai perjanjian semalam pulang sekolah tadi mereka langsung meluncur ke rumah Aqilla untuk menginap dan membicarakan apa yang seharusnya mereka bicarakan.

"Kok malah diem-dieman? Gak ada yang mau kalian ceritain ke gue?" Kesal Aqilla saat ia melihat kedua sahabatnya itu hanya diam.

Kening Nasya berkerut, "Cerita apa?"

"Fan?" Panggil Aqilla pada Fanny, sedangkan si pemilik nama menatap kedua sahabatnya itu tanpa ekspresi.

"Apa?" Tanya Fanny tanpa beban.

With You (Completed)Onde histórias criam vida. Descubra agora