Awakening - Sixth Sense

By vikrama_nirwasita

38.4K 3.1K 202

Awakening : Sixth Sense "Mereka" yang lebih dikenal dengan sebutan hantu, setan, jin, roh, makhluk halus dan... More

1. Pertemuan Pertama
2. Mimpi yang Aneh
3. Kesurupan Massal
4. Warna Merah
5. Hilang Kesadaran
6. Salah Tingkah
7. Wanita yang Berdiri di Sudut Kelas
9. Pelet
10. Konfrontasi
11. Menjalani Kehidupan Kampus
12. Menikmati Momen yang Langka
13. Pilihan
14. Genderuwo
15. Film India
16. Teman Baru
17. Tengah Malam
18. Memori yang Indah
19. Cubitan Manja
20. Dominasi
21. Bukan Siapa-Siapa
22. Perasaan Kacau
23. Melissa
24. Maaf
25. Playboy
26. Tapi Bohong
27. Mobil yang Bergoyang
28. Truth or Dare
29. Tertawa Terbahak-bahak
30. Pembuktian
31. Pengakuan
32. Mimpi Buruk
33. Menikmati
34. Penyesalan
35. Kopi Darat
36. Terjatuh
37. Pulang
38. Makhluk yang Bersimbah Darah
39. Bungkusan Hitam
40. Pengalaman Putra
41. Firasat Buruk
42. Pulang ke Kost
43. Terkejut
44. Ancaman
45. Cerita Dibalik Rara
46. Kurang Tahan Lama
47. Hadiah
48. Rencana
49. Eksperimen
50. Titipan Eyang
51. Kecil
52. Penangkapan
53. Merek Baju
54. Drama
55. Pesan Singkat
56. Nadia
57. Hujan
58. Pesugihan
59. Hilang
60. Kolam
61. Kerjasama
62. Perang
63. Pengorbanan
64. Kisah Putra
65. Jatuhu
66. Awakening
67. Kabar Buruk
68. Raga Sukma
69. Perpisahan <END>

8. Sebuah Awal

704 58 2
By vikrama_nirwasita

Aku terperanjat dan refleks menoleh ke belakang. Ternyata suara itu muncul dari sosok Adel yang sedang berdiri sambil memeluk beberapa buku. Sesaat aku melupakan keberadaan dari wanita yang berdiri di sudut ruangan itu.

Aku seketika terpana akan penampilan dari Adellia yang mengenakan kemeja dan celana jeans serba hitam. Perubahan yang paling mencolok darinya adalah rambutnya yang diikat dengan gaya kuncir kuda. Sejenak, aku tak bisa memalingkan pandanganku darinya.

"Ram, kamu dengar aku gak? halo?" tanya Adel sambil melambaikan tangannya didepan mataku.

"Eh ... iya, Del," jawabku gagap.

"Itu tuh, cewe yang lagi berdiri di sana. Kamu bisa ngeliatnya kan?" ucapnya sambil menunjuk ke arah sudut kelas.

Aku mengalihkan pandanganku ke arah sudut kelas dan melihat wanita itu masih tetap berdiam diri disana. Untung saja belum ada mahasiswa lain yang hadir selain aku dan Adel di kelas itu. Kalau tidak, pembicaraan itu pasti akan mengundang perhatian.

"Cewek itu manusia apa bukan sih, Del?" tanyaku untuk memastikan.

"Mana ada manusia pake daster gituan di kampus, Ram, hahaha."

Setelah mendengar ucapan Adel, aku akhirnya yakin kalau yang kulihat itu adalah makhluk halus. Dari karakteristik yang ditunjukkan, aku bisa menyimpulkan kalau dia adalah salah satu makhluk halus yang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Benar sesuai dugaan kalian, dia adalah kuntilanak alias mbak kunti.

"Itu dia kok diam doang ya, Del? Apa dia tau kalo kita lagi ngeliatin dia?" tanyaku sembari mengelus bulu kudukku yang berdiri.

"Dia penunggu disini Ram. Mereka langsung tau kok, sama orang yang bisa lihat wujud mereka," jawab Adel. "Mau aku coba panggil kesini aja, Ram?"

"Eh jangan dong, Del. Dari jauh aja udah serem," jawabku cepat.

"Hahaha, bercanda doang Ram."

"Eh, bukannya kemarin kamu bilang gak bisa lihat mereka Ram? Kok sekarang kamu bisa lihat?" tanya Adel dengan bingung.

"Nanti semuanya aku ceritain habis kelas aja, Del." Aku pun mengambil posisi duduk jauh dari mbak kunti.

"Oh, oke deh Ram." Adellia pun mengikutiku dan duduk di bangku sebelahku.

Setelah menunggu sampai kisaran 5-10 menit, akhirnya dosen pun tiba dikelas. Saat kelas berlangsung, aku tak bisa fokus karena perhatianku terpecah oleh keberadaan kunti yang ada disudut ruangan. Sesekali aku memerhatikan ke arah sudut ruangan, karena penasaran apakah dia masih berada disana. Ternyata, si mbak kunti itu masih saja tetap diam disana bagaikan sebuah patung.

"Kita sudahi dulu pertemuan kali ini, sampai jumpa lagi di pertemuan berikutnya," ucap dosen sebagai kata penutup.

Setelah kelas berakhir, aku dan Adel langsung beranjak dari kursi lalu pergi keluar dari kelas. Baru saja keluar dari kelas, aku langsung disuguhi pemandangan yang sangat mengerikan. Di sepanjang lorong, bukan hanya satu atau dua makhluk halus, tapi ada segerombolan dari mereka yang sedang memandang kearahku. Rata-rata wajah dan tubuh mereka hancur dan berlumuran dengan darah. Begitu juga dengan posisi mereka, ada yang berdiri, duduk dan bahkan ada yang merangkak menempel dilangit-langit.

Aku terkejut setengah mati, badanku spontan gemetaran melihat penampakan mengerikan semacam itu. Refleks aku mengalihkan pandanganku menghadap ke lantai, lalu berbalik badan dan masuk kembali ke dalam ruangan kelas. Mahasiswa lainnya hanya menatap lagakku dengan bingung.

Seumur hidupku, baru kali itu aku melihat penampakan semengerikan itu. Mereka muncul dengan wujud yang berbagai jenis. Mulai dari wanita, pria, anak-anak, nenek-nenek, dan bahkan seperti hewan yang bentuknya tak beraturan pun muncul di lorong tersebut. Aku tak tahu apa sebenarnya yang terjadi di lorong itu, mengapa sampai ada sekumpulan makhluk halus yang bertengger disana.

Sementara itu, Adel menyadari kondisiku yang shock. Dia mengikutiku kembali masuk kedalam kelas sembari menepuk-nepuk bahuku lalu berkata, "Jangan takut Ram, ada aku disini kok. Mereka ga bakal berani ganggu kamu." ucapnya pelan meyakinkanku

"Mereka semua kok bisa natap gua ya, Del? Seakan-akan tau, kalo gua bisa ngeliat mereka," tanyaku dengan badan yang masih gemetaran karena mengingat pemandangan barusan.

"Emang mereka tau Ram, kalo lo bisa ngeliat wujud mereka," jawab Adel dengan sabar. Padahal sebenarnya dia sudah menjelaskannya sebelumnya.

"Gua harus gimana sekarang, Del? Gua ga kuat kalo ngeliat mereka terus-terusan kayak gini," ucapku ketakutan.

"Mau gamau kamu harus kuat Ram. Soalnya kalau kamu takut, mereka bakal lebih senang gangguin kamu," balas Adel meyakinkanku.

"Aku sih pengennya gitu juga, Del. Tapi hatiku ga bisa bohong, kalau aku sebenarnya takut ngeliat wujud mereka," ucapku lemas.

"Aku juga gatau kenapa aku dikasih kemampuan buat ngelihat mereka," tambahku.

"Hmmm ... bukannya kamu bilang mau cerita habis kelas tadinya?" tanya Adel.

Aku baru saja ingat dan mulai menjelaskan dari hal yang kupelajari lewat internet, praktik meditasi dan pertemuanku dengan pria berjubah merah itu kemarin malam. Aku berusaha menjelaskannya sedetail mungkin supaya tidak ada hal yang terlewat.

"Kalo menurutku sih, indera keenam kamu mulai terbuka Ram. Kayaknya kamu makin sensitif efek dari meditasi kemarin malam. Faktor lainnya, ada kemungkinan karena jarak kita berdua yang makin dekat Ram," jelas Adel

"Hubungannya sama jarak kita yang makin dekat apa Del?" tanyaku bingung.

"Analoginya, saat kita berteman dengan penjual minyak wangi, otomatis kita juga bakal ketularan sedikit wanginya. Jadi analoginya, saat ini aku ada diposisi penjual minyak wanginya. Karena kita sering dekat, energi dariku bikin indra keenam kamu makin tajam," jelas Adel.

"Ada solusi buat nutupnya gak, Del? Soalnya untuk saat ini, aku gak yakin bisa kuat, Del."

"Setau aku sih banyak yang bisa nutup, Ram. Tapi ujung-ujungnya bakal kebuka lagi nantinya. Soalnya sebenarnya semua orang udah punya mata ketiga sejak lahir. Hanya aja mata ketiga itu ketutup seiring dia tumbuh dewasa. Untuk orang-orang yang mata ketiganya masih kebuka sampe dewasa, bisa dibilang mata ketiganya bakal aktif untuk seterusnya." Adel menjelaskannya panjang lebar, membuat otakku sibuk bekerja.

Mendengar penjelasan dari Adel membuatku panik. Muncul pertanyaan di benakku, apakah seterusnya aku harus menerima ini seumur hidupku?

"Tapi jangan nyerah dulu Ram, ada solusinya kok," ucap Adel tiba-tiba.

"Solusi gimana, Del?" tanyaku sigap dengan penuh harap.

"Hmmm, agak susah jelasinnya sih Ram. Simple-nya itu, semacam punya remote TV yang ada tombol ON / OFF nya. Jadi kamu bisa aktif dan matiin mata ketiga sesuai keinginan kamu. Tapi untuk mencapai tahap itu, kamu harus punya energi yang jauh lebih kuat dari sekarang dan harus bisa mengontrol emosi. Intinya sih kamu harus bisa memahami diri kamu sendiri Ram. Mungkin solusi untuk saat ini, kamu bisa coba meditasi secara rutin dulu Ram." Sepertinya aku lebih banyak menyimak apa yang diucapkan oleh Adel ketimbang dosen yang menjelaskan lebih dari dua jam.

"Berarti sekarang aku harus terpaksa jalanin hidup kayak gini ya Del?" tanyaku lesu.

"Ga ada pilihan lain Ram," jawab Adel.

Tiba-tiba Adel meraih tanganku lalu menatapku mataku dalam-dalam, "Kamu pasti bisa kok Ram, percaya sama aku."

Lalu tanpa berkata apa-apa, Adel membuka pintu kelas, lalu memegang erat tanganku. Dia pun menapakkan kakinya keluar dari ruangan kelas. Begitu juga aku yang terpaksa mengikutinya dari belakang. Baru saja keluar dari pintu, pemandangan itu lagi-lagi muncul didepanku. Segerombolan makhluk halus berwujud mengerikan itu masih pada posisi yang sama sambil menatap kami dengan sinis.

"Darah manis," ucap salah satu makhluk halus berwujud wanita dengan wajah yang gosong.

"Kakakakaka ... Hihihihihi...." Mereka tertawa sembari menatap kami penuh dengan nafsu. Mata mereka yang merah seakan menyala-nyala.

"MINGGIR KALIAN!" teriak Adel yang terdengar menggelegar.

Makhluk-makhluk itu seketika terpental dan menjerit kesakitan. Sosok mereka lantas menghilang dari seluruh lorong. Aku kembali shock, tapi kali ini oleh sosok Adellia.

Saking kerasnya, bunyi teriakan Adel menggema disepanjang lorong. Orang-orang yang sedang berada disana tampak kaget, lalu menatap Adel dengan heran. Mungkin yang ada dibenak mereka, apakah wanita itu punya penyakit mental?

"Ayo pergi, Ram," ajak Adel dengan santainya sambil menggandeng tanganku.

Sementara itu, orang-orang yang ada disana bertepuk tangan dan bersiul melihat kami berdua yang jalan bagaikan pengantin baru. Perasaanku terasa campur aduk, dari yang awalnya takut berubah menjadi kagum lalu berubah lagi menjadi malu. Entah kenapa, aku selalu mengalami hal-hal yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, sejak mengemban status mahasiswa.

<><><>

Sesampainya di taman, Adel masih saja menggengam lenganku.

"Kayaknya, udah bisa dilepasin deh Del." Aku berdiri canggung sembari menggaruk kepalaku yang sebenarnya tak sama sekali gatal.

Adel tersenyum lalu berkata, "Emangnya kamu udah ga takut lagi, Ram?"

"Nggak, Del," ucapku dengan penuh keraguan.

"Awas dibelakang kamu, Ram," ucap Adel dengan raut wajah panik.

Reflek aku berlindung di belakang Adellia, "Ehhhhh ...."

"Pffft ...." Adel seketika menutup bibirnya dengan kedua tangannya. Begitu juga dengan beberapa orang yang sedang lewat, mereka menatapku dengan aneh.

"Parah bener nih becandanya, Del," ucapku kesal.

"Siapa suruh pake bohong segala Ram, hahaha." Adel lalu menjulurkan lidahnya untuk mengejekku.

"Namanya juga lagi usaha biar berani, Del." Aku mengeluh dengan lesu.

"Omong-omong, kok kamu bisa berani banget, Del?" tanyaku penasaran.

"Karena aku dari kecil udah biasa lihat mereka, Ram. Wujudnya seserem apa pun jangan takut, Ram. Marahin aja kalo berani ganggu kamu. Soalnya, mereka makin seneng kalo yang digangguin itu takut," jelas Adel.

"Makasih banyak Del, udah mau bantuin. Tapi untuk seterusnya, boleh gak kalo kita berangkat sama balik ke kampus barengan?" pintaku dengan malu.

"Pffffttttt... boleh aja Ram, tapi ga harus pake gandengan tangan kan?" jawabnya sambil menatapku dengan jahil.

"Lanjut mulu nih ngejeknya. Mending balik aja yuk Del, sebelum pada rame lagi." ucapku buru-buru karena merasa hawa-hawa tidak enak mulai muncul di batinku.

"Iyaa ... iyaaa ..., sini deket sama kakak, hahaha," ejek Adel tak henti-hentinya.

Begitulah, pengalaman pertamaku bertatap muka langsung dengan mereka para makhluk halus. Yang nantinya akan menjadi awal aku mendalami dan menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan bangsa mereka. Ini akan menjadi titik awal aku mulai menemukan apa itu arti dari persahabatan, cinta, dan tujuan hidupku.

Bersambung ...

Continue Reading

You'll Also Like

21.3K 2.9K 48
Genre : Fiksi remaja, Thriller, Romance. ________ Semenjak adanya teror mawar hitam, membuat Zera seperti orang tak waras yang kadang berteriak tidak...
18.9K 1.1K 26
#3 osn 130719 OSN Palembang 2016 Based on True Story Ini bukan ceritaku, tapi cerita kami. Hanya ingin bernostalgia lewat kata-kata bersama memori d...
171K 17.1K 35
{PART LENGKAP SAMPAI END} ◌⑅●♡⋆♡WATTPAD♡⋆♡●⑅◌ Alasya Hydra Alexsandri atau yang sering di panggil Asa harus kembali pindah sekolah karna orangtua nya...
1M 39.4K 78
(18+) Belakangan ini semua temanku mati secara satu persatu. Apakah aku yang akan menjadi selanjutnya?