Fake Love (17+) ✔

Von ShiaMoer

213K 13.6K 3.4K

NC17+ *** Katakanlah Jungkook berbohong bahwa dia tak jatuh dalam pesona Jihyo. Jungkook takut mengakuinya ka... Mehr

Cast
Prolog
[1] Wedding
[2] High School
[3] Chocolate
[4] Cooking
[5] One Night
[6] Swimming
[7] New Student
[8] Flirty Girl
[9] ill
[10] Club
[11] Back Home
[12] Jerk
[13] Stop It
[14] Think Again
[15] Practice
[16] We Will Support You
[17] Plan
[18] Cockroaches
[19] Noona
[20] Problem
[21] Cold
[22] Busan
[23] Hospital
[24] Because Park Jihyo
[25] Snow White And The Seven Dwarfs
[26] I Like It
[27] King Size
[28] My Lady
[29] Confused
[30] I Want You
[31] 5 Years Later
[32] Where Are You
[33] I Refused
[34] Meet Again
[35] Love U
[36] Jeon Company
[37] Missing U
[38] Problem SinV
[39] Still A Problem
[40] Problem SinV 2
[41] Problem SinV 3
[42] Romantic Jungkook For Jihyo
[43] Critical
Epilog
COMPLEX
Pic Junghyo

[44] Fake Love END

4.3K 266 56
Von ShiaMoer

"Gai bai bo!"

"Assa!!"

Pletak!

"Ssshhh...!!"

Jungkook meringis kesakitan mengusap dahinya. Ntah sudah ke berapa kali dahinya ini menjadi korban jari Jihyo yang begitu kuat menyentil dahinya keras hingga ia merasakan begitu panas. Ia yakin juga dahinya kini sudah memerah.

"Ayo lagi, gai bai bo!"

Dan lagi lagi Jungkook kalah. Jihyo begitu semangat mendekat lagi dan kembali menyentil dahinya kuat. Mendadak ia menjadi bodoh hanya bermain suit ini. Biasanya jika ia melakukan bersama kedua sahabat bodohnya itu, ia akan selalu menang, dan selalu dirinya yang membuat dahi Jimin atau Taehyung yang memerah. Tapi kali ini berbeda. Sedari tadi bermain suit bersama Jihyo, tak sekalipun ia menang. Yang ada ia terus kalah dan dahinya memar. Jihyo sudah terlihat begitu senang sekali karena terus menang.

"Hahahaaa... lagi lagi"

Jungkook menarik nafasnya panjang, kali ini ia harus menang.

"gai bai bo!"

"HAA!! Aku menang!" seru Jungkook keras mendapatkan jarinya berbentuk gunting dan jari Jihyo berbentuk kertas.

Jihyo memayunkan bibirnya kedepan. Ia menyingkirkan anak-anak rambutnya yang menutupi dahinya. Memejamkan erat matanya, saat tangan Jungkook sudah menaik siap menyentil dahinya kuat. Ia rasa pria itu akan balas dendam.

Cup!

Tapi sekilas bukan sentilan kuat di dahinya yang ia rasakan, malahan benda kenyal menempel di dahinya. Jihyo kembali membuka matanya melihat Jungkook tersenyum lebar dan sudah menangkup wajahnya.

"Aku tak bisa menyakitimu. Tapi bukan berarti kau bebas" seringai pria itu keluar.

Jihyo hanya diam mengerutkan dahinya bingung. Sampai ia memperhatikan Jungkook berdiri dari sofa yang mereka duduki sedari tadi. Tersontak saat pria itu menggendongnya ala bride style. Jihyo spontan mengalungkan tangannya di leher suaminya itu, masih memandang Jungkook bingung.

"Tidak masalahkan bermain pelan" Jungkook memainkan alisnya.

Jihyo terkekeh langsung mengerti. "Ah tidak. Aku sedang hamil besar, jangan macam-macam"

Jungkook mengerucut. "Tapi sudah 4 bulan kita tidak melakukannya, aku rindu sentuhanmu"

Jihyo menggeleng beberapa kali, pertanda ia tak setuju. "Turunkan aku sekarang!"

Jungkook malah tak mendengarnya. Dengan semangat ia membawa tubuh yang semakin berat itu masuk ke dalam kamar mereka. Merebahkannya perlahan. Pria bergigi kelinci itu menyeringai mulai meringkuk diatas tubuh Jihyo. Wanita itu tersenyum kecil, ia juga tak bisa munafik merindukan semua sentuhan suaminya ini. Namun, semuanya memang harus tertahan karena janin dalam perut Jihyo sudah semakin besar dan akan menjadi bayi sebentar lagi. Akan berbahaya jika melakukan hal intim disaat seperti ini.

"Dasar tuan pervert. Ini tidak bisa, aku sedang hamil besar." Ujar Jihyo masih tersenyum.

Jungkook melirik perut besar di bawah itu. Ia menghela kecil, kemudian membaringkan tubuhnya di sebelah Jihyo. Tangannya terulur mengelus perut besar yang di lapisi piyama itu. Jihyo tak bisa menahan senyumnya merasakan nyamannya tangan besar itu mengelus perutnya. Seakan calon bayi mereka ini mengetahui sang ayah yang melakukannya. Jihyo beralih mengelus kepala Jungkook seperti anak kecil. Melihat wajah sendu Jungkook itu membuatnya terkikik kecil. Memang sudah empat bulan terakhir ini mereka sama sekali tak melakukan hal intim, dokter mengatakan itu berbahaya jika melakukannya disaat perut mulai membesar. Jadilah Jungkook tak lagi menyentuhnya, takut terjadi apa-apa dengan dirinya dan calon anak mereka.

"Kapan dia keluar. Aku sudah tak sabar ingin melihatnya" Jungkook masih mengelus perut besar itu.

"Sebentar lagi" bisik Jihyo.

Jungkook mendongakkan kepalanya, menatap mata bulat itu. Kemudian mengecup bibir istrinya sekilas.

"Besok pernikahan Taehyung dan Eunbi, kau yakin masih sanggup berjalan?"

Jihyo mengangguk. "Tentu. Kenapa tidak"

Jungkook menghela kecil. Ia kembali menatap perut besar Jihyo itu. Usia kandungan Jihyo sudah memasuki 9 bulan, dan hitungan hari lagi anak mereka akan terlahir di dunia ini. Bukannya ia tidak ingin ikut melihat sahabatnya itu mengucap janji pernikahan di hadapan pendeta, hanya saja untuk saat ini ia tak ingin ikut karena Jihyo yang sudah hamil besar. Melihat Jihyo berjalan kesusahan saja membuatnya terkadang meringis. Takut wanita itu terjatuh karena sangking beratnya membawa beban di bagian perut itu.

Jihyo memperhatikan Jungkook kini bangkit duduk, lalu suaminya itu membuka piyama bajunya mempertunjukkan perut besarnya.

"Aigoo... besar sekali. Apa kau tak keberatan?" tanya Jungkook seraya mengusap lembut perut besar itu.

Pertanyaan kekanakan Jungkook itu berhasil membuat Jihyo tertawa. "Menurutmu bagaimana?"

"Tentu saja kelihatan berat"

Jungkook mendaratkan kecupan bertubi-tubi di perut Jihyo itu. "Hei, kiddo cepatlah keluar. Ayah tak sabar ingin menerkam ibumu lagi"

Plak!

Jungkook tertawa begitu saja setelah ia mendapatkan pukulan di bahunya. Jihyo mendengus kecil.

"Kau ini"

Jungkook kembali mendongakkan kepalanya, mendekatkan wajahnya pada Jihyo. "Aku sungguh lapar" rengeknya.

Jihyo mengerutkan dahinya sebentar, melirik sekilas jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Lalu kembali menatap Jungkook.

"Kau ingin aku memasak apa?"

Jungkook menggeleng pelan. "Aniyo, aku hanya ingin..."

Jemari Jungkook mulai jalan menyusuri tubuh Jihyo dan berhenti di payudara semakin berisi itu.

Jihyo terkikik dan langsung menyentil pelan dahi Jungkook. "Hentikan pervert."

Jungkook tertawa mengetahui Jihyo apa yang ada di otaknya.

"Aishh!! I love u"

Jungkook menangkup wajah Jihyo kemudian melumat bibir wanita itu. Jihyo tersenyum dan membalas lumatan itu.

***
Eunbi mengangkat kepalanya saat mendengar pintu itu terbuka. Ia memandang diam seseorang yang ada di belakang sana melewati cermin besar di depannya. Seseorang itu tersenyum tipis, kemudian mendekati Eunbi, berdiri di belakang wanita itu dan memandangi Eunbi dari cermin di depan mereka itu.

"Yeppuda"

Eunbi menarik sedikit ujung bibirnya. "Kau juga unnie"

Yuna menghela kecil. Ia tersenyum kecil. "Kau akan menikah hari ini. Kenapa wajahmu terlihat murung begitu?"

Yuna menyadari wajah Eunbi malah terlihat sendu, seperti ada sesuatu yang di pikirkan wanita itu.

Eunbi mencoba menahan tangisnya. Benar sekali, sesuatu di pikirannya membuatnya ingin sekali menangis. Dan sesuatu itu adalah Yuna. Ia memikirkan kakaknya ini yang tak juga menikah. Kedua orangtua mereka melarang Yuna menikah karena ada sebab yang takutnya membuat Yuna kembali seperti dulu, memasuki tubuh orang lain. Usia kakaknya sudah memasuki kepala 3, sudah pantas menikah. Tapi sekarang dirinya lah yang mendahului Yuna. Hatinya menjadi sedih sendiri.

"Hei... ada apa?" tegur Yuna dari lamunan wanita itu.

Eunbi tersenyum miris. "Mianhae unnie, aku mendahuluimu"

Yuna tersenyum tipis, mengetahui penyebab adiknya itu. "Gwenchana. Aku juga tak akan menikah" kekehnya pelan.

"Nah sekarang, biarkan aku memakaikanmu selubung itu"

Eunbi mengangguk. Membiarkan Yuna mulai bergerak memakaikan dirinya selubung pengantin itu ke kepalanya. Yuna memakaikannya begitu berhati-hati, takut gulungan rambut cantik Eunbi rusak karena dirinya.

Baru saja Yuna selesai memakaikan selubung putih itu, pintu ruangan rias pengantin wanita itu terbuka. Eunbi tak bisa menahan senyumnya melihat Jihyo dengan perut yang sangat besar itu berjalan cepat mendekatinya. Ia pun sigap berdiri dan siap ingin memeluk Jihyo. Namun, seketika terhenti saat Yuna berdiri di tengah menghalangi mereka.

"Andwae! Eunbi bisa berantakan"

Jihyo dan Eunbi serentak mengerucut. Padahal mereka sebagai sahabat ingin berpelukan. Eunbi yang beberapa jam kemudian akan melepas masa single nya. Yuna hanya senyum dan kemudian bergerak berdiri di sebelah Eunbi. Dari pintu itu sedetiknya mucullah Jungkook dan Jimin datang.

"Eunbi-ah... neomu yeppudaaaa..." seru Jihyo.

"Geuromyo. Aku kan akan menikah hari ini" Eunbi malah bersikap angkuh di depan Jihyo itu.

Wanita hamil itu terkekeh pelan. "Chukkae~"

Eunbi dan Jihyo tak peduli lagi, mereka langsung berpelukan begitu saja. Yuna membelakak melihat kejahilan kedua orang itu. Ia meringis keras dan mendengus kesal.

Eunbi menjulurkan lidahnya pada Yuna. Yuna akhirnya tersenyum membiarkan saja. Ia senang adiknya itu akhirnya akan bahagia. Selepas pelukan itu, Jungkook dan Jimin mendekat pada kedua orang itu.

"Selamat bahagia, ku harap kalian tak lagi membuat masalah" ujar Jungkook tersenyum kecil menyalami wanita mancung itu.

Eunbi tertawa pelan. "Ku harap sepert itu"

Saat selanjutnya Jimin menyalami Eunbi, mereka sejenak hanya diam saling menatap. Suami istri serta Yuna itu merasa keadaan mendadak canggung.

Dan beberapa detik kemudian kecanggungan itu menghilang dengan tawa kecil dari Jimin.

"Yah... kau benar, aku harus mencari wanita lain."

Eunbi tersenyum tipis. "Jadi... kita bisa teman, kan?"

Jimin mengangguk. "Tentu saja" kemudia pria itu melebarkan kedua tangannya.

Eunbi mengernyit bingung. "Pelukan teman"

"Ah hahaaa... baiklah" Eunbi pun masuk ke dalam pelukan pria itu.

Jihyo terkikik disebelah Jungkook yang sekarang tersenyum itu. Yuna hanya bisa tersenyum tipis saja.

Mulai saat ini Jimin akan menghentikan perasaannya ini. Ini memang gila, kenapa bisa-bisanya ia menyukai wanita yang sama seperti sahabatnya. Ia memang bodoh juga, pernah terpikirkan ingin memiliki wanita dalam pelukannya ini seutuhnya, melupakan sahabatnya. Ia ingin juga egois. Tapi, semuanya tak bisa di paksakan. Jika saja Eunbi tak juga mencintai Taehyung, mungkin sekarang ia bisa membawa lari calon pengantin ini. Membawanya ke tempat yang tak di ketahui orang-orang, dan menjadikannya seutuhnya. Yah... jika saja. Tapi pada kenyataannya, kedua orang itu saling mencintai. Ia tak punyak hak lagi untuk mengambil milik orang. Beberapa jam lagi Eunbi akan menjadi milik Taehyung seutuhnya. Ia harap semua rasa cinta dan sayangnya pada wanita mancung ini, akan segera hilang. Tak ingin juga dirinya yang tersakiti. Ia juga tak ingin sahabatnya itu tersakiti. Mungkin, untuk saatnya sekarang ia harus menemukan wanita baru yang sesuai dengan hatinya.

"Gomawoyo"

Jimin hanya tersenyum kecil semakin mengeratkan pelukannya mendengar bisikan halus itu di telinganya. Jujur, hatinya memang sakit. Tapi ia tak bisa melakukan apalagi. Dan mungkin ini pelukan terakhir mereka?.

***
Keluarga Eunbi dan para umat bertepuk tangan begitu meriah setelah kedua pengantin itu sudah sah menjadi suami istri di mata agama maupun hukum. Walau ada yang tidak bertepuk tangan dengan iklas seperti keluarga Taehyung itu. Mereka bahkan sebenarnya enggan mendatangi acara pernikahan anak laki-laki mereka ini. Namun, mereka juga tak ingin melupakan moment anak laki-laki mereka itu menikah. Jadilah mereka memutuskan untuk datang walau dengan setengah hati. Kim Sowon ikut hadir disana. Wanita cantik itu hanya bisa menampilkan senyum lirihnya. Hatinya memang pedih saat pengucapan janji kedua orang itu begitu lancar keluar dari mulut itu, tapi ia tak bisa apa. Cinta tak bisa di paksakan. Ia yang hanya mencintai Taehyung, tapi milik hati pria itu bukanlah dirinya, melainkan wanita mancung indigo itu.

"Hahaa... Bagaimana kita seperti itu juga?"

Sowon mengalihkan pandangannya ke samping. Pebisnis muda yang ia kenal bernama Park Jimin itu tersenyum padanya. Sebentar Sowon tertawa pelan.

"Yah... mungkin tahun depan kita juga akan seperti itu?"

Jimin menarik ujung bibirnya. "Baiklah, hari ini ku resmikan hari jadian kita" lalu merangkul pundak Sowon begitu saja.

Sowon tak menolak, ia hanya tersenyum dan menerima saja. Hari yang menyakitkan sekaligus hari yang sedikit lucu untuk kedua orang itu. Setelah menyaksikan orang yang mereka cintai telah menikah dengan orang lain, mereka malah mendapatkan pasangan. Lucu memang, tapi mereka juga ingin membuka hati dengan orang lain. Mungkin membuka hati pada orang lain, bukankah tak salah. Jimin berjanji akan melupakan perasaannya pada Eunbi dan belajar mencintai Sowon. Begitupun dengan Sowon, ia ingin melupakan Taehyung dan hanya ingin melihat Jimin saja.

Selesai pengantin baru itu mengucap janji di gereja dan menerbangkan dua merpati, semuanya bergegas meninggalkan gereja menuju tempat resepsi pernikahan, yaitu diadakan di taman belakang rumah orangtua Taehyung yang kebetulan sangat luas, memanjakan mata dengan rumput hijaunya. Memang orangtua Taehyung tak terlalu menyukai pernikahan itu, tapi sekali lagi mereka tak ingin kehilangan moment bahagia anak laki-laki mereka itu. Biarlah kali ini mereka ingin membuat anak mereka itu bahagia.

"Hei! Aku tak bisa bergerak, kau menginjak gaunku" Eunbi menatap Taehyung sinis saat tahu kaki pria itu malah menginjak gaun putih pernikahan panjangnya itu. Dan saat Taehyung menghindari kakinya, tampaklah taplak cetak sepatu Taehyung yang begitu kotor.

Eunbi mengangkat kepalanya menatap Taehyung tajam. "Dasar alien!! Gaunku, oh tidak"

Taehyung meringis, mengusap tengkuknya bersalah. "Mianhaeyo Eunbi-ah"

"Terkutuklah kau alien!" dengus Eunbi kesal mengalihkan pandangannya.

Taehyung mengusap kepalanya lagi. Baru saja mereka sah menjadi suami istri, tapi kelakuan istri barunya itu memanglah tak berubah sedikitpun. Tetap sadis dengannya, tak ada kata-kata lembut. Bahkan wanita mancung itu tak peduli dengan pandangan para undangan yang menunjukkan wajah kesal karena Taehyung itu.

"Yah! Berhentilah memasang wajah jelek itu. Kau sudah jelek jadi bertambah jelek" Taehyung mencoba menggoda wanita itu.

Eunbi semakin menautkan kedua alisnya menatap Taehyung tajam. "Dasar alien! Kau pikir kau tak jelek, hah?!!"

Eunbi bohong. Tak mungkin ia mengatakan sesungguhnya bahwa Taehyung hari ini semakin tampan saja. Tuxedo hitam serta rambut pria itu yang berbeda membuat Taehyung benar-benar tampan hari ini untuk Eunbi.

Taehyung tertawa. "Aku tidak merasa jelek. Kau tidak lihat semua wanita undangan disini menatapku kagum" bangganya menunjuk wajah-wajah wanita muda yang ikut hadir di resepsi itu menggunakan dagunya.

Eunbi mengedarkan pandangannya, memperhatikan wajah-wajah wanita muda itu. Dan Taehyung benar. Semua wanita muda itu memandang Taehyung kagum. Hal ini malah membuatnya cemburu. Ia kembali menatap Taehyung.

"Awas saja kau ya! Aku tak akan mau memberikanmu jatah malam ini!"

Taehyung ingin protes, mulutnya sudah siap terbuka lebar membalasnya. Namun, wanita mancung itu sudah berjalan duluan mengangkat gaun pengantinnya tinggi.

"Aish... dasar wanita itu memang tak berubah. Awalnya saja bilang begitu, tapi saat di ranjang malah meneriaki namaku kuat, ckckck" gumam Taehyung masih memperhatikan Eunbi yang memilih berjalan bergabung bersama Dahyun.

"Bunny!!"

Jihyo mengedarkan pandangannya mendengar teriakan itu. Mata bulat itu serentak membesar melihat Kim Yerim rupanya di undang. Ah ia lupa, keluarga wanita itu kan juga termasuk pebisnis, pastinya mengenal Taehyung. Melihat Kim Yerim malah mencoba mendekati suaminya yang berdiri tak jauh darinya, membuatnya buru-buru mendekati Jungkook.

"Bu—"

"Beraninya kau memanggil suamiku seperti itu! Tutup mulutmu itu, dia suamiku" Jihyo langsung memotongnya, ia sudah bergelayut di lengan Jungkook itu.

Kim Yerim berdecak memandang Jihyo kesal. Padahal tadi ia melihat Jungkook sendirian, ini seperti kesempatannya mendekati mantan kekasihnya itu.

Jungkook beralih merangkul pundak Jihyo, memasang wajah sinisnya pada Kim Yerim. "Berhenti memanggilku seperti itu Kim Yerim. Berapa kali ku bilang aku sudah memiliki istri! Jangan coba untuk menganggu keluarga kecil ku. Ingat itu Kim Yerim!" tegas Jungkook.

Selanjutnya Jungkook membawa Jihyo pergi dari tempat itu secepatnya. Sepasang suami istri itu sudah sangat muak dengan kenekatan Kim Yerim itu yang tak henti-hentinya menjadi penganggu rumah tangga mereka.

Setelah sepasang suami istri itu sudah mendapatkan tempat yang lumayan jauh dari Kim Yerim. Jihyo menghentikan langkahnya membuat Jungkook ikut berhenti memandang istrinya bingung.

Jihyo mengerucut sebal. "Ah... aku benci dengannya, jika saja aku melihatmu bersamanya saja. Awas saja kau!"

Jungkook menghela pelan, menangkup wajah itu. "Lihat mataku."

Jihyo hanya menurut diam. "Di mataku itu hanya ada dirimu. Mataku sudah buta dengan wanita lain. Jadi, tak usah khawatir. Aku tak akan bersamanya lagi. Aku sudah terlanjur mencintaimu Jeon Jihyo"

Jihyo tetap masih mengerucut. "Berikan aku poppo jika kau juga mencintaiku" pintah Jungkook sudah semakin menundukkan kepalanya dan memajukan bibirnya.

Jihyo pun menurut mencium sekilas bibir Jungkook lalu akhirnya senyumnya keluar. Jungkook ikut tersenyum. Kemudian kembali ingin memajukan wajahnya, namun terhenti dengan sebuah suara.

"Bisakah kalian tidak mengumbar keromantisan di pernikahanku ini saja. Kau tidak lihat, aku sangat iri. Istri baru ku saja malah menghindariku" cibir Taehyung mulai kesal karena pemandangan mengirikannya.

Jungkook dan Jihyo serentak mengalihkan pandangan mereka memperhatikan Eunbi yang malah asik tertawa lepas dengan Dahyun, seakan bukan wanita itu orang spesial di acara ini.

"Itu urusanmu Tuan Kim Taehyung. Lagipula tidak usah iri, karena malam ini kau juga akan mendapatkan segalannya" Jungkook menarik smirknya, ia sudah berpengalaman mangkannya ia berkata seperti itu.

Jihyo hanya mencubit kecil pinggang suaminya itu membuat Jungkook sedikit meringis lalu tertawa.

"Ku harap sepe—Ha... kenapa mereka seperti berkencan?" Taehyung mengalihkan ucapannya saat matanya menangkap Jimin dan Sowon duduk berdua dan lebih anehnya kedua orang itu malah saling menyuap hidangan makanan itu.

Jungkook dan Jihyo serentak menoleh kearah Taehyung itu. "Mungkin saja" jawab asal Jungkook.

"Kenapa? Kau cemburu?" Jihyo tertawa mendengar perkataan Jungkook selanjutnya.

Taehyung menatap pria itu tajam. "Enak saja kau! Jaga ucapanmu atau Jihyo bisa ku jadikan istri kedua ku"

"Kau ingin ini?" Jungkook memberikan kepalan tangannya pada Taehyung. Taehyung menggeleng bergidik. Ia hanya bercanda.

Jihyo sudah tertawa lepas. Lucu juga jika kedua sahabat ini sudah bertemu. Jungkook kemudian tersenyum kecil mengecupi kepala istrinya itu beberapa kali setelah mendengar tawa Jihyo yang begitu lucu untuknya itu. Taehyung mendengus, lagi-lagi pemandangan yang mengirikan matanya.

"Bisa-bisa aku akan merebut Jihyo sungguhan, jika kau melakukannya lagi Jeon Jungkook" dengus Taehyung.

Jungkook kembali merubah mimik wajahnya, menautkan alisnya tajam. "Kalau begitu, aku akan membantu Jimin mendapatkan Eunbi lagi"

"Terkutuklah kau Jeon!" kesal Taehyung akhirnya memilih pergi dari tempat itu, daripada ia melihat pemandangan mengirikan itu lagi.

Jihyo kembali tertawa, perut besarnya ikut goyang, bayi dalam perutnya malah menendang perutnya membuatnya berhenti tertawa mendongak pada Jungkook. Jungkook mengernyit dengan ketibaan Jihyo berhenti tertawa.

"Ada apa?"

"Dia menendangku" Jihyo tersenyum mengusap perutnya.

"Eoh, jinjja..."

Jungkook membungkukkan tubuhnya menyetarakan pada perut besar Jihyo itu, mengusapnya lembut. "Hei kiddo, jangan menendang ibumu lagi. Kasihan dia selalu kesakitan. Ayah harap besok kau sudah keluar"

Jihyo tak bisa menahan senyumnya mendengar gurauan Jungkook itu. Dan responnya malah ia merasakan kembali tendangan di perutnya membuatnya meringis pelan. Jungkook kembali menegakkan tubuhnya mendengar ringisan itu.

"Apa dia tak suka dengan ucapanku?" Jungkook bertanya khawatir.

Jihyo menggeleng pelan lalu tersenyum. "Dia menyukainya, makanya dia meresponnya seperti ini"

Jungkook mengulum senyumnya kemudian mengecup kening Jihyo. "Aku mencintaimu"

Jihyo terkekeh, tiba-tiba Jungkook mendadak romantis di tempat keramaian ini. Ia menjadi seperti hari ini adalah hari pernikahan dirinya dengan Jungkook. Karena yang sedari tadi yang mengumbar keromantisan itu hanyalah pasangan Jungkook dan dirinya. Malahan yang menjadi pengantin sungguhan, terlihat saling melempar tatapan sinis.

"Aku juga mencintaimu Jeon Jungkook" balas Jihyo mendongakkan kepalanya tak membuang kesempatan Jungkook melumat sebentar bibir yang dilapisi lipstik merah itu.

Dilain tempat Taehyung yang malah terlihat kesal karena sedari tadi ia duduk di sebelah Eunbi, tapi wanita mancung itu malah seperti tak menganggapnya ada, hanya asik terus berbicara pada Dahyun. Pada akhirnya Taehyung angkat bicara.

"Ya! Kim Dahyun, bisakah kau berbicara dengan kekasihmu itu saja? Kau mengacaukanku"

Eunbi dan Dahyun serentak menghentikan pembicaraan mereka itu dan menoleh pada Taehyung. Dahyun mengerutkan dahinya.

"Teganya kau, aku hanya berbicara pada Eunbi. Bukan membawanya pulang bodoh"

Taehyung mendengus. Kemudian beralih pada Eunbi, mengambil tangan wanita itu. "Eunbi-ah, kenapa kau mencuekkanku" rengeknya manja.

Eunbi mendelik geli. Ia menarik tangannya kemudian berdiri dan mengangkat gaun panjangnya. "Ayo, katanya kau lelah"

Dahyun tertawa mendengarnya. Ah, dia sudah mulai mengerti ini.

Taehyung tersenyum lebar lalu berdiri. "Yasudah ayo ke apartemen ku"

Taehyung dan Eunbi siap berjalan meninggalkan tempat itu, namun sejenak mereka menghentikan langkah itu dan menoleh kearah suara teriakan itu.

"AHHKK!! Tidak!! SAKIT JUNGKOOK-AHHH!!"

Eunbi membesarkan matanya melihat Jihyo kini mencengkram tangan Jungkook kuat lalu berteriak kesakitan memegang perut besar itu. "JIHYO-AHH!!"

"GAWAT! Jihyo akan melahirkan!!!" Taehyung malah ikut histeris.

***
END...

Habis!! wkwk 

.

.

.

gk tenang aja, ada prolog pasti ada epilog :) tinggal besok paling 

please hold me tightt~~~~ ini editan ku kok :)

yg ini bukan editan ku :) ambil google

ini juga bukan :v dari google

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

341K 15K 57
warning: 21+ sleep with friends Kekasih bayangan aku rubah menjadi sleep with friends...semoga suka... -BEANCA RUKMANA KEYLANA- Kisah persahabatan e...
117K 9.8K 20
#139 in Short Story (12-05-2018) #65 in Short Story (13-05-2018) "Ya Tuhan andai hamba bisa punya pacar seganteng dan semanis Kak Suga..." Itu hanya...
28.9M 618K 22
🔴DILARANG KERAS PLAGIAT/JIPLAK DALAM BENTUK APAPUN kalo lo mau di hargain,hargain orang!🔴 ❗️original story by inigue18❗️ 🕊 "Truth or dare?" "Dare...
107K 377 1
" Do you love me? " " Nan mola " " Cause I'm in love with you" (Dalam proses revisi) Was once #1 on forced marriage Was once #16 on yourname