πŸ†ƒπŸ…°πŸ…ΌπŸ…°πŸ†ƒ Kamu Adalah Pria Y...

By iu3a17

614K 54.7K 2.2K

[WARNING TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR CE... More

Kata Pengantar Penerjemah Abal-Abal
Peringatan Untuk Pembaca Sebelum Klik Halaman Selanjutnya!!!!
Chapter I Mai Ding Biasa-Biasa Saja
Chapter II Ayo Berteman
Chapter III Ketika Melatih Hati Saat Bela Negara
Chapter IV Kehilangan Cawat
Chapter V Aku Tidak Suka Laki- Laki, Tapi. . .
Chapter VI Pangeran dan Putri Tidak Sebaik Kamu
Chapter VII Jatuh Cinta
Chapter VIII Mai Ding Berdiri di Mata Tuhan
Chapter IX Tidak Tahan untuk Begitu Mencintaimu!
Chapter X Kamu Tidak Bisa Dibagi
Chapter XI Ayo, Berkencan Penuh Energi!
Chapter XII Kamu Bilang Tidak Akan Menyakitiku
Chapter XIII Tanggung Jawab Kekasih
Chapter XIV Aku Ingin Tahu Kamu Mencintaiku
Chapter XV Aku Pembantunya An Ziyan
Chapter XVI Tidak akan Pernah Kesepian
Chapter XVII Musim Dingin Kita Datang
Chapter XVIII Hari Natal dan Menangis
Chapter XIX Tidak Ingin Kalian Bersama
Chapter XX Biarkan Aku Menyukainya!
Chapter XXI Jadi Kamu Mengingat Semua
Chapter XXII Menikmati Kebahagiaan Itu Yang Penting
Chapter XXIII Aku Sangat Terikat, Tapi Kamu Tidak Perduli
Chapter XXIV Terimakasih Untuk Mencintaiku
Chapter XXV Tolong Hargai Suamimu
Chapter XXVI Selamat Tahun Baru, An Ziyanku
Chapter XXVII Jangan Meremehkan Wanita!
Chapter XXVIII Lukamu Benar-Benar Sakit
Chapter XXIX Cinta Semuanya Luka
Chapter XXX Kutemukan Kamu, Kamu Akan Bersamaku
Chapter XXXI Memang Harus Tinggal Bersamamu
Chapter XXXII Cintamu Itu Sembunyi - Sembunyi
Chapter XXXIII Setelah Menonton Broken Back Mountain Berdua
Chapter XXXIV Cinta Pertama Mai Ding
Chapter XXXV Ini Dunia Yang Dingin
Chapter XXXVI Sisi Gelap An Ziyan
Chapter XXXVII An Ziyan Kamu Membunuhku Hari Ini
Chapter XXXVIII An Ziyan bersama Mai Ding
Chapter XXXIX Rasa Sakit dari Kenangan yang Paling Dalam
Chapter XL Seluruh Duniaku
Chapter XLI Kencan Mai Ding
Chapter XLII Kamu Ingin Memastikan (Part I)
Chapter XLIII Kamu Ingin Memastikan (Part II)
Chapter XLIV Persiapan Untuk Bahagia
Chapter XLV Mai Ding dan Su Xiaomi
Chapter XLVI Aku Tolol
Chapter XLVII Pelajaran dari Guru Su Xiaomi
Chapter XLVIII Cinta Mereka
Chapter XLIX Kamu Boleh Pergi, Tapi Jangan Tinggalkan Aku
Chapter L Hanya Mencintai
Chapter LI Kesepian?
Chapter LII Kalau Aku Melihatmu Lagi
Chapter LIII An Ziyan, Aku Merindukanmu
Chapter LIV Mai Ding, Selamat Ulang Tahun (Part I)
Chapter LV Mai Ding, Selamat Ulang Tahun (Part II)
Chapter LVI Anak Yang Berbuat Dosa
Chapter LVII Tidak Ada Seorangpun yang Bisa Dibandingkan Denganmu
Chapter LVIII Mai Ding dan Istri yang Baik
Chapter LIX Mai Ding Dikelilingi Oleh Para Wanita
Chapter LX Pinokio Si Tukang Bohong
Chapter LXI Akhirnya Hancur
Chapter LXII Musim Panas Satu dan Dua Hal
Chapter LXIII Jadi Sakit dan Jadi Lembut
Chapter LXIV 8 Menit (Part I)
Chapter LXV 8 Menit (Part II)
Chapter LXVI Bagaimana Kalau Bertemu Orangtua?
Chapter LXVII Kecuali Menilik Hal Lain, Mencintaimu Menjadi Sesuatu yang Pasti
Chapter LXVIII Pikiran yang Penuh Malapetaka
Chapter LXVIX Adik Kecil, Sikap Macam Apa Itu?
Chapter LXX Ikuti Alirannya
Chapter LXXI Cinta Tanpa Uang
Chapter LXXII Suamiku
Chapter LXXIII Tidak Perduli Apapun yang Terjadi, Aku Masih Memilikimu
Chapter LXXIV Karenamu Aku Menangis
Chapter LXXV Keinginan Yang Sepele
Chapter LXXVI Jangan Mencobanya Lagi
Chapter LXXVII Hal Seperti Ini Saat Dilihat Beberapa Kali Akan Terbiasa
Chapter LXXVIII Membawaku Di Jalan Ini, Kamu Harus Menyelesaikan Perjalanan
Chapter LXXIX Ini Akan Baik-Baik Saja
Chapter LXXX Tidak Perduli Seberapa Pahitnya
Chapter LXXXI Mulai Untuk Bahagia
Chapter LXXXII Penggembala Sapi dan Gadis Penenun
Chapter LXXXIII Kamu Pembohong
Chapter LXXXIV Biarkan Aku Untuk Tidak Sangat Mencintaimu
Chapter LXXXV Aku Menemukannya, An Ziyan!
Chapter LXXXVI Ini Akan Menyakitimu
Chapter LXXXVII Luka Yang Tidak Dapat Dimengerti
Chapter LXXXVIII Mata Yang Buta
Chapter LXXXIX Jangan Bertengkar Lagi Nanti
Chapter XC Paling Kusayang!
Chapter XCI Jadi Kamu Tidak Mendengarnya
Chapter XCII Tentang Ayah Mai Ding
Chapter XCIII Gunakan Kata Gombalku untuk Membunuhmu
Chapter XCIV Ulang Tahun Dari Hal Yang Merepotkan!
Chapter XCV Semua Orang Menemukan Kesalahan
Chapter XCVI Tidak Jelek Jadi Orang Yang Seperti Itu
Chapter XCVII Lebih dan Lebih Manis
Chapter XCVIII Aku Mencintaimu
Chapter XCVIX Penggalan Kehidupan Kecil
Chapter C Ini Kamu Atau Keinginanmu!
Chapter CI Keluarga An
Chapter CII Perasaan Ini Sangat Tidak Nyaman
Chapter CIII Kebahagiaan adalah Tentang Hal Dimasa Lalu!
Chapter CIV Sayangku!
Chapter XCV Sindrom Sebelum Menikah
Chapter CVI Bersemangat Saat Berkumpul Bersama
Chapter CVII Menikah Itu Apa?
Chapter CVIII Cerita Dongeng
Special Chapter I Sangat kecil, Hebat
Special Chapter II Anggota Persahabatan
Special Chapter III Pergi ke Maldives
Special Chapter IV An Ziyan
Special Chapter V Bulan Madu, Sesuatu yang Seperti Ini
Special Chapter VI Senyummu
Special Chapter Khusus Bahagia sampai sangat bahagia Part I
Special Chapter Khusus Bahagia Sampai Sangat Bahagia Part II [End]

Chapter CIX Cerita Dongeng Berlanjut[END]

4.6K 399 20
By iu3a17

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Mai Ding dengan cepat duduk disisi An Ziyan, kepalanya di sandarkan ke tubuh An Ziyan dan bertanya, "An Ziyan, walaupun kamu mau memberiku kejutan, bukankah tidak perlu sampai segitunya?"

"Aku bertemu denganmu sudah jahat begini, kamu juga harus bertemu dengan kebaikanku." An Ziyan mengatakan sesuatu yang pasti.

"Kamu nggak tahu seberapa sedihnya aku barusan."

"Kamu pikir aku nggak sedih semua memakai ini?" Bisa dikatakan, An Ziyan menyusun pernikahan dongeng ini dengan sikapnya yang biasanya cuek dan jijik dengan hal berbau gombal. Bukankah dia juga pasti merasa tersiksa.

"Kamu memang nggak bisa memakai yang seperti itu?"

An Ziyan membungkuk, kepalanya menggesek bagian belakang telinga Mai Ding, ditelingannya dengan lembut dia berbisik, "Aku memakai ini, tidak membuat seseorang bahagia?"

Kata-katamu bisa melelehkan hatiku, tapi Mai Ding tetap bertanya, "Siapa orangnya?" Dia ingin mendengar An Ziyan menyebutkan namanya.

"Kamu nggak tahu, aku juga nggak tahu."

"An Ziyan, kamu!" Mai Ding dengan sikunya memukul perut An Ziyan.

An Ziyan tertawa kecil. Mai Ding terkejut sesaat. Hari ini An Ziyan tersenyum cukup banyak, lebih dari pada yang pernah di impikannya. Dagu An Ziyan berada dibahunya, dia melihat ke depan.

"Ini masih berlanjut."

.........

Kenyataan ini rasanya seperti mimpi. Didepannya ada sebuah kastil yang amat mengagumkan, di sana ada balon warna warni dimana-mana. Kastil memancarkan cahaya yang lembut dari dalam, memberikan sinar di seluruh penjuru langit. Karpet merah berjalan keluar dari pintu yang sangat bagus bentuknya, tergelar tepat di depan Mai Ding. Disekitar karpet dipenuhi banyak balon. Disana juga ada orang-orang yang berpakaian rapi mengenakan baju prajurit.

An Ziyan turun dari kuda. Mai Ding juga, tapi dia sama sekali tidak bergerak. Dari matanya terlihat kalau dia benar-benar sangat terkejut.

"Ini, ini, bagaimana, kastil, disana, disini." Kata-katanya tidak selesai.

"Ada kastil di sini, dan juga saat pengarahan singkat, aku dengan bebas meletakkan pamflet-nya didepan mejamu, padahal hanya sedikit caraku untuk menyembunyi soal kastil ini."

"Kok kamu tahu aku akan memilih tempat liburan yang kamu tunjuk saat pengarahan singkatnya."

"Memangnya apa yang kamu suka, aku nggak tahu?"

Jadi kesimpulannya, semua ini direncanakan oleh An Ziyan sendiri.

Mai Ding tidak tahu ekspresi apa yang akan digunakan untuk berurusan dengan pemandangan ini, menangis atau tersenyum? Dia merentangkan tangannya ke arah An Ziyan saat itu juga. Mai Ding dengan cepat memeluk An Ziyan. An Ziyan menggenggam tangan Mai Ding. Karpet merahnya sudah siap tergelar dihadapan mereka.

Keduanya berdiri dengan berpegangan tangan bersama, lalu An Ziyan meletakan gandengan itu di dadanya. Saat mereka berdua melewati prajurit, para prajurit itu sedikit membungkuk, dengan rendah hati menyapanya. Setiap langkah Mai Ding terlihat seperti sangat berhati-hati. Dia takut seperti kejadian pernikahannya yang diinjak-injak sebelum ini.

Ketika mereka sampai ke depan pintu. Pintu yang sangat bagus sekali itu terbuka.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mai Ding sudah berdiri disana dengan mengenakan pakaian seperti raja, walaupun agak aneh, dia merasa seperti bukan masalah, dia sedikit tersenyum. Susunan pernikahan yang dirancang hati-hati ini dengan sukses menangkap hati Mai Ding. Di saat yang sama, diatas kepalanya ditutupi kain kasa berwarna putih yang mengelilingi Mai Ding.

An Ziyan tidak tahu kapan Mai Ding sudah tidak berada disampingnya. Ayah Mai Ding masuk ke dalam tenda bertirai. Mai Ding menggeliat disana, Ayahnya tertawa dan Mai Ding merentangkan tangannya untuk memeluknya. Saat pukul 12 tepat suara Musik terdengar. Mai Ding dibawa keluar oleh Ayahnya. Dia melihat dunia dongeng dengan mata kepalanya. Bai Xiaosi mengenakan baju Putri salju, Ellen menjadi Cinderela. Semua orang punya peran masing-masing.

An Ziyan berdiri tidak jauh dari sana. Tersenyum sambil melihatnya. Seperti seorang pangeran. Dia memberikan kesan pernikahan kerajaan. An Ziyan maju ke depan. Dari tangan Ayah Mai Ding, dia mengambil tangan Mai Ding dan mengantarnya ke panggung pelaminan. Pastur berpakaian seperti seorang bajak laut, pria bertopi itu sudah berdiri disana.

"Apa jawabanmu-?" Pastur ini sudah hampir selesai berbicara pengikatan janji seia sekata. Mai Ding dengan buru-buru sudah menjawab, "Saya bersedia." tanpa bertele-tele, tanpa merasa gugup.

Si bajak terbatuk sedikit , kemudian menanyai An Ziyan. "Kamu juga?"

An Ziyan melihat ke arah Mai Ding dengan pandangan lembut. Mai Ding merasa kalau dia akan meleleh. Dengan lembut An Ziyan menjawab.

"Sayang, hari ini kamu terlihat sangat cantik." Setelah berbicara ini An Ziyan membungkukkan kepalanya untuk memberikan ciuman yang dalam.

Selanjutnya sorak-sorai datang. Dari dua sayap yang ada di belakang mereka, keluarlah kedua elf yang membawa cincin. Dua orang elf ini adalah anak laki-laki. Benar-benar cocok dengan tema-nya.

.........

Di antara para hadirin yang hadir dengan kostum, Su Xiaomi dengan kostum spongebob terlihat sangat menggebu-gebu. Dengan leher merah dia sangat bersemangat menunggu kelanjutannya.

"Ciuman lidah, ciuman lidah, ciuman lidah."

Di sampingnya Yan Yan memberikan peringatan pada Su Xiaomi. Su Xiaomi langsung terdiam, dan kemudian dia bertanya pada Yan Yan.

"Ngomong ~, Kamu nggak cocok. Semuanya bilang pakai baju seperti karakter dongeng. Kamu cuma pakai baju biasa seperti orang yang menunjukkan tidak suka dengan rasa pertemanan."

Kalau disuruh ngomong terang-terangan, Jika Yan Yan harus memakai baju yang aneh seperti itu, jelas dia tidak akan bisa melakukannya. Dia bahkan bisa melihat An Ziyan yang mengenakan baju pangeran merasa sangat tidak nyaman.

"Siapa yang bilang padamu kalau spongebob itu berasal dari cerita dongeng, itu 'kan karakter animasi."

"Bukankah kamu? Kenapa kamu nggak memperingatkanku waktu dirumah? Kamu 'kan yang lebih tahu tentang baju ini, benar-benar deh. Aku tahu seharusnya aku pakai kostum Hello Kitty."

"Kapan? Aku nggak bilang apa-apa."

............

Mai Ding secara diam-diam meletakkan sumpah miliknya sendiri ke arah pria bertopi, dan buru-buru memberinya kedipan. Dia memberikan kode kepada Si pria bertopi untuk membaca sumpahnya. Pria bertopi itu mengerutkan dahinya, permintaan mecam apa ini dari si mempelai pria?

"Tuan An Ziyan, hari ini adalah hari yang sakral. Saya berharap anda tidak akan mengambil resiko dihari yang penuh dengan petir, untuk menolak kata-kata ini. Di tahun-tahun berikutnya, anda tidak akan mengacuhkan Mai Ding. Mai Ding bisa bermain pianomu dan tidak akan di marahi. Mai Ding boleh dengan bebas masuk ke kamar pribadimu. Mai Ding boleh bicara gombal 10 kali dalam sehari. Setiap hari anda akan mengatakan pada Mai Ding kalau anda mencintainya..."

Ini yang disebut sumpah? ini 'kan cuma daftar permohonan, dan bahkan orang yang hadir mendengarkan ini menyipitkan matanya.

Ketika pria bertopi ini ingin melanjutkan An Ziyan sudah menyela, "Saya menolak. Itu tidak perlu di teruskan, cepat ganti yang lain."

"Kenapa? saya pikir janji ini sangat bagus."

"Permintaannya terlalu banyak, hanya akan merugikan diri sendiri." Kata An Ziyan dengan nada yang dingin, dia melirik ke arah si Pria bertopi yang terlihat terkejut, dan dengan cepat dia melanjutkan.

"Dikemudian hari, apa anda bersedia tinggal bersama, saling mencintai, bahkan saat tidak bisa memiliki anak seumur hidup, dan tidak pernah melanggar sumpah untuk saling mencintai?" Kata Tuan bertopi.

Mai Ding tidak setuju, sumpah ini, rasanya seperti menyindirnya, dia 'kan memang tidak akan bisa memberikan An Ziyan anak.

Bagaimana denganku?

"Saya bersedia."

An Ziyan langsung mengambil cincin, dan memakaikan cincinnya dengan lembut di jari Mai Ding. Mai Ding melihat cincin ditangannya, kemudian dia melihat An Ziyan. Dihatinya terdapat ribuan emosi yang berkumpul menjadi satu. Hanya dengan tingkah konyolnya dia mengambil cincin An Ziyan, lalu memasangnya ditangan An Ziyan. dan dia langsung saja melompat ke tubuh An Ziyan.

"Aku Bersedia, Aku bersedia!"

Sampai saat ini berakhir, entah berapa lama yang dibutuhkan, dia tidak bisa mengingatnya. Ketika saat ini benar-benar tiba, rasanya menjadi tidak nyata.

Hati yang tenggelam, terus-menerus berdebar ingin mengekspresikan untuk mencintaimu. Dari awal pertemuan sampai sekarang, aku sudah melupakan kejadian sulit ditengah-tengah kebersamaan kita. Tapi semua kepingan kebahagiaan dengan kuat mengukir dihati.

Tidak mewah, cinta kita yang biasa, sudah berlanjut.

.........

Cahaya diruangan dimatikan. Cahaya berbentuk bulat turun menyinari ruangan di bagian tengah, band para kurcaci memainkan lagu dengan lembut. An Ziyan mengulurkan tangannya sedikit, terlihat seperti pria sejati kepada Mai Ding.

Mai Ding pikir An Ziyan mungkin akan mengajaknya berdansa. Dia benar-benar menyesal. Bagaimana mungkin dia bisa belajar menari disaat itu. Dia benar-benar tidak bisa membiarkan pernikahannya yang sempurna ini dirusak oleh dirinya sendiri. Dan saat Mai Ding masih dalam masalahnya, An Ziyan sudah memaksa Mai Ding, dengan menyeretnya ke cahaya melingkar di lantai tengah. Mai Ding sikap acuh dan berlagak seperti orang yang mau dansa ditengah ruangan.

"Kamu mau berdansa?"

"Siapa yang mau berdansa denganmu?"

"Kamu ~ ~ ~ ah ~ ~ ~!"

Mai Ding berteriak, dia sangat ketakutan. Ini bukan lingkaran biasa. Ini seperti tangga yang semakin lama dan semakin naik, sampai ke atap. [Bayangin kayak di film despicable me I, Gru naik buletan sampai ke atap].

Angin sepoi-sepoi menerpa wajah Mai Ding, dari ketinggian ini dia bisa melihat pemandangan resort. Dengan cerah bersinar, tapi sayangnya dimlangit hanya ada sedikit bintang. Walapun An Ziyan mencoba untuk mempersiapkan cahaya, tapi dia tidak bisa melawan kehendak Tuhan.

Dari bawah terdengar suara Su Xiaomi.

"Mai Mai, Lempar bunganya ke bawah, lempar ke bawah."

Bai Xiaosi dan An Su menjepit Su Xiaomi, "Kamu ke sini cuma untuk dandan dan meramaikan suasana, setelah itu tinggalkan hal ini pada orang yang belum menikah."

"Kamu wanita yang sudah menikah, dengan buta ikut-ikutan berpastisipasi."

"Wanita menikah apaan, kalian berdua benar-benar bicara begitu padaku. Memang siapa yang bilang kalau wanita yang sudah menikah tidak boleh menggenggam benda itu. Aku suka kumpulan bintang, terlihat sangat cantik. Aku harus membawanya pulang."

Mai Ding tersenyum, melempar bunganya dari ketinggian. Yang ingin mendapatkan bunga itu sebenarnya bukan orang yang ingin menikah saja. Mereka semua suka dengan bunga itu, dan ingin mendapatkannya, dan suka dengan pertarungan untuk mendapatkannya. Ayah Mai Ding, kakek An juga berusaha untuk meraihnya.

Ini bukan omong kosong, tapi kenyataannya adalah semakin kamu tidak menginginkannya, semakin hal itu akan datang kepadamu.

Bintang itu jatuh ke dalam pelukan Yan Yan yang berdiri.

Su Xiaomi bergerak sambil menangis keluar, dari gerombolan, "Ngomong ~ aku tahu kamu mencintaiku. Tahu apa yang aku suka. Kamu secara khusus mengambilkannya untukku."

"Kamu terlalu banyak berpikir." Yan Yan melemparkan kumpulan bintang itu kepada Su Xiaomi, Su Xiaomi yang bahagia memegangi bunga dengan menggelengkan kepalanya tidak percaya.

Orang lain yang terlihat bosan, semuanya pergi menuju ke pintu kastil.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah lemparan bunga selesai, Mai Ding menolehkan kepalanya ke arah An Ziyan.

"Membawaku ke atas sini, nggak ada apa-apa lagi?"

Mai Ding melihat ke sekitar. Di depannya hanya ada pemandangan kosong, tapi tidak ada apa-apa. An Ziyan dengan keras meniupkan sesuatu. Mai Ding terkejut ketika melihat ke kegelapan di sekitarnya, tiba-tiba keluar cahaya kecil yang banyak. Seperti kunang-kunang. Kunang-kunang itu terbang semakin tinggi dan tinggi. Mai Ding kemudian melihat, ternyata itu adalah sebuah lentera. Satu persatu dengan perlahan-lahan naik. Tidak terhitung jumlahnya, semakin tinggi. Melayang disekitar Mai Ding , lalu naik sampai ke langit. Membentuk sebuah galaksi.

Mai Ding mencengkramkan jari-jarinya ke tangan An Ziyan. Hari ini, terlalu banyak hal menakutkan dan menggerakkan hatinya. Tidak berhenti, tapi pergi dari gelombang satu ke gelombang yang lain. Rasa dari cinta. Terbang ke udara, mengalir ke seluruh dunia.

"Aku nggak pernah melihatmu punya sisi yang lembut begini sebelumnya."

"Kalau begitu, kamu harus siap-siap. Ini terakhir kalinya kamu lihat sikap ini seumur hidupmu."

"Apa maksudmu? Kamu nggak bisa menjaganya?"

"Aku sudah tumbuh seperti ini, harus menjaga untuk tetap bersikap lembut begini, pasti akan sangat melelahkan."

"Kamu benar-benar nggak tahu malu."

Kepala Mai Ding bersandar dibahu An Ziyan, "An Ziyan, kita akan bersama seumur hidup, 'kan? Iya 'kan?"

"Em."

"An Ziyan."

"Hm."

"Terimakasih sudah memberikan semuanya."

"Ini memang yang harus dimiliki."

Mungkin cinta kita tidak di restui oleh sebagian besar orang. Mungkin orang lain tidak akan mengerti, kalau aku dan kamu seperti ini.

Bagaimana akan bersama. Mungkin nanti jalan didepannya akan lebih sulit dihadapi. Tapi mungkin kata-kata ini hanya sekedar hipotesis tentang apa yang ada didepan kita.

Kita sudah mendapatkan mereka yang merestui cinta kita, kamu menikahiku yang seperti ini.

Setelah jalan ini aku akan selalu mencintaimu.

Jangan belajar dari kebahagiaan orang lain karena itu adalah sebuah kebodohan.

-End- Mungkin ada tambahan, tapi mungkin.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis Novel: Angelina

Cina-Indonesia : iu3a


Continue Reading

You'll Also Like

417K 25.8K 24
Ola, balita umur 3 th yang hiperaktif, polos, dan menggemaskan. Resmi menjadi beban di kediaman Duke Oxiver dan dinyatakan menjadi 'tawanan' gemoy ya...
1M 92.5K 87
{BXB}{LOKAL}{NON-BAKU} Cerita ini tentang Elvan Maulana yang punya pacar anak IPA kelas sebelah tuh cewek cantik banget awalnya si baik-baik aja samp...
56.1M 3.3M 102
Telah terbit di Penerbit Romancious. Cerita ini tidak di revisi, jadi masih berantakan. Kalau mau baca yang lebih bagus penulisannya bisa beli bukuny...
960K 54.9K 53
BELUM DIREVISI. "Suutttt Caa," bisik Caca. "Hem?" jawab Eca. "Sttt Caa," "Apwaa?" Eca yang masih mengunyah, menengok ke samping. "Ini namanya ikan ke...