Chapter LXXX Tidak Perduli Seberapa Pahitnya

4.1K 414 10
                                    


[Tidak perduli seberapa sakitnya (不管有多苦) - Na Ying(那英)

Berdiri di ujung, berpura-pura aku ini hanya orang lewat;

Hatiku menghindar dalam kabut keramaian orang;

Kita tidak mengerti apa yang salah dengan perasaan kita yang sebenarnya;

Kalau kamu bukan kamu, dan aku bukan aku, Sebahagia apa kita jadinya;

Tidak perduli seberapa sakit jalanmu nanti, aku hanya ingin mendapatkan restu di akhir;

Aku tidak perduli mau seberapa banyak luka yang akan aku tanggung, aku hanya berharap kita bisa bebas dari semua batasan;

Tidak perduli seberapa sakitnya jalanmu, hapus air matamu dan katakan pada dirimu untuk tidak menangis;

Aku tidak takut kalau seseorang ini adalah sebuah kesalahan, selama kita berdua tidak pernah menyerah;]

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Beberapa hari yang lalu, mereka tidak bisa tidur dengan nyenyak seperti yang mereka lakukan malam itu. Mai Ding terbangun dalam pelukan An Ziyan dan bangun dengan malas-malasan. Kalau dia tidak turun secepatnya, mungkin mereka akan ketahuan orang tuanya. Dia tidak tahu kalau semuanya benar-benar sesuai dengan prediksi An Ziyan. Dalam banyak hal, Mai Ding sangat mempercayai An Ziyan. Tapi kali ini, dia sedikit tidak begitu yakin.

Dia dengan tenang menutup pintu kamarnya agar tidak membangunkan An Ziyan dan turun ke lantai bawah. Mai Ding pura-pura berada dalam suasana hati yang buruk dan tidak memperdulikan orangtuanya, bermaksud membiarkan orang tuanya tahu kalau dia tidak ingin berkompromi. Ibu Mai Ding mendorong mangkok dengan hidangan sarapan ke depan Mai Ding.

"Makan."

"Aku nggak mau."

"Kamu harus makan walaupun nggak bisa. Kalau kamu keras kepala begini, aku akan menarik keputusanku."

"Keputusan apa?"

"Membiarkanmu bersama dengan An Ziyan."

Setelah kata-kata itu meninggalkan mulutnya, Mai Ding melompat dari tempat duduknya, tidak percaya kalau hal ini nyata. Dia mendekatkan telingannya ke arah ibunya.

"Ibu bilang apa? Ngomong lagi."

"Kalau kamu nggak dengar, lupakan."

Semua hal negatif yang ada sebelumnya terhapus sudah. Mai Ding memeluk ibunya dan dengan ganas menciumi pipi ibunya.

"Ibu, kamu adalah Ibu yang terbaik, paling baik hati diseluruh dunia, aku cinta padamu."

Setelah itu, dia melemparkan dirinya pada ayahnya, yang sedang membaca koran.

"Ayah, aku, aku benar-benar . . ." Mai Ding tidak tahu apa yang harus dikatakan. Hal apa sih yang bisa membuat seseorang sangat tergerak hatinya sekarang?

Mai Ding sangat-sangat senang sampai-sampai dia hampir tidak bisa bernafas. Ayah Mai Ding melihat ekspresi Mai Ding dan menggoyang korannya sedikit, kemudian dia bicara.

"Nggak papa, kamu nggak perlu ngomong apapun. Makan sarapanmu, lihat sekurus apa dirimu itu."

"Siap pak."

Mai Ding dengan cepat kembali ke meja, mendorong masuk makanan ke mulutnya, dan bicara dengan tidak jelas.

"Aku sudah selesai jadi aku balik ke kamarku."

🆃🅰🅼🅰🆃 Kamu Adalah Pria Yang Kucintai Book 1 [Sedang Revisi]Where stories live. Discover now