Chapter XLVI Aku Tolol

4.1K 391 27
                                    

Keesokan harinya, Mai Ding bangun sangat pagi sekali. Dia meregangkan ototnya dan membuka tirai. Membiarkan sinar matahari masuk menyinari ruangan. Mereka akan pergi ke pantai bertemu dengan Su Xiaomi hari ini. Tidak baik 'kan kalau mereka sampai terlambat. An Ziyan masih tidur, Mai Ding berbicara padanya tapi sama sekali tidak mendapat respon apapun. Mai Ding naik ke tempat tidur, dan menduduki An Ziyan,"Bangun"

An Ziyan memutar tubuhnya, Mai Ding tiba-tiba terjatuh.

"Kalau kamu nggak bangun aku akan pergi tanpamu." Mai Ding berbicara dengan kata-kata yang tidak bahagia, tapi An Ziyan masih saja tidak bergerak.

"Jangan menyalahkanku kalau aku mencakarmu." Mai Ding meninggalkan bekas cakaran di tubuh An Ziyan, An Ziyan tidak bergerak bahkan sampai bulu matanya pun tidak ada gerakan.

Mai Ding meletakkan kepalanya di dada An Ziyan, berfikir bagaimana caranya membangunkannya, tiba-tiba dia mendapat ide. Dengan sangat pelan dia bergerak ke arah telinga An Ziyan, Mai Ding mulai dengan bernyanyi sambil berteriak,

"Siapa yang masih memanggilku dari waktu dulu, Siapa yang masih menjaga kepercayaannya selama ratusan tahun, itu karena kata-kata yang tidak terucap atau karena cinta ini yang tak terlupakan." Mai Ding masih saja bernyanyi dan tidak sadar bahwa dia bisa membunuh orang hanya dengan suaranya. An Ziyan akhirnya mengerutkan keningnya.

"♬♪♩♬ Aku melihat gunung, aku melihat sungai, gunung dan sungai yang tidak ada habisnya la la la~ tempat ini adalah Tibet Plateau hm hm~ ~ ♬♪♩♬ "

Ketika Mai Ding sampai pada nada yang tinggi, An Ziyan menutup mulut Mai Ding dengan telapak tangannya.

Akhirnya An Ziyan membuka mata, dia bangun dari tempat tidur. Kemudian menggosokkan telapak tangannya di kaos yang Mai Ding pakai, soalnya telapak tangan An Ziyan kena ludahnya, "Ngapain teriak-teriak?"

"Kamu seharusnya bangun lebih pagi, jadi aku nggak harus melakukan semua ini. Cepat sekarang ganti bajumu."

Membutuhkan waktu setengah hari untuk persiapan, Mai Ding menarik An Ziyan pelan-pelan ke tempat mereka berjanjian. Tapi Su Xiaomi dan Yan Yan masih belum datang.

Kenapa begitu, Mai Ding pikir, dia yang paling terlambat datang. Setelah beberapa saat, Su Xiaomi melambaikan tangannya lebar-lebar, berteriak sangat kencang memanggil Mai Ding. Mai Ding menengok ke arah teriakan dan melihat Su Xiaomi mengenakan celana renang yang berwana-warni, lengkap dengan kaca mata renang, dan bungkusan yang sangat-sangat besar berisi makanan di punggungnya.

Mai Ding yang kepo akhirnya bertanya,"Kamu makhuk apaan sih sebenarnya?"

"Makan itu cara yang tepat untuk melepaskan stress. Kamu masih jadi anak kampus, nggak tahu apapun, tidak seperti orang yang sudah makan banyak asam garam, semua benda ini adalah kebutuhan, bukankah begitu?" Setelah bicara Su Xiaomi menuangkan seluruh isi tasnya di depan kaki Mai Ding dan An Ziyan seperti keranjang sampah yang ditumpahkan isinya. Makanan itu memenuhi kaki mereka.

An Ziyan memandang camilan yang super banyak kemudian memandang ke arah Su Xiaomi, dia akhirnya berkata "Kamu 'kan sudah tidak muda lagi, makan makanan begini bukankah bisa membuatmu semakin tua, rambutmu akan menjadi botak, perutmu akan membucit dan wajahmu akan berminyak."

Kata-kata An Ziyan seperti pisau yang menohok langsung ke hatinya, Su Xiaomi yang masih suka memakai berbagai macam baju, takut bertambah tua, dan yang paling ditakutinya adalah menjadi botak. Su Xiaomi langsung cemberut. Dia bergerak mendekati Yan Yan sambil berkata, "Walaupun aku jadi seperti itu, Yan~ kamu nggak akan membenciku 'kan?"

"Aku nggak pernah ngomong begitu."

Mai Ding kaget melihat kenyataan bahwa Yan Yan dan An Ziyan memiliki persamaan, kata-kata mereka berdua sama-sama jahatnya. Dengan sangat berani Mai Ding berkata, "Kenapa kalian berdua nggak bertarung satu sama lain saja? Kita lihat siapa yang jadi pemenangnya?"

🆃🅰🅼🅰🆃 Kamu Adalah Pria Yang Kucintai Book 1 [Sedang Revisi]Where stories live. Discover now