Chapter XL Seluruh Duniaku

5.4K 469 23
                                    


"Aku lihat kadomu ya" Mai Ding melempar boneka beruang tedy-nya ke jok belakang mobil dan mulai membuka tas yang ada disebelah bonekanya.

"Kamu itu curang deh! Hari ini 'kan hari ulang tahunnya Ellen. Kamu menyuruh orang untuk memilih kado dan sekalian diantar. Malesin banget punya temen kayak kamu!" Mai Ding mulai deh ngomongnya.

An Ziyan yang mengemudi akhirnya berkomentar, "Kamu serius mau memberinya boneka?"

"Kamu tuh nggak tahu apa-apa. Semua gadis suka boneka. Polos dan cocok pokoknya. Kamu nggak tahu gadis sih, jadi kamu nggak ngerti yang begini-beginian." (gaya ne anak =___=!!)

Kemudian Mai Ding membuka kotak didalam tas dan tertegun untuk sesaat waktu melihat isinya. Bahan bajunya bagus. Mai Ding ambil rok mini dan *celana dalam renda garter.

"Apa-apaan seragam polisimu ini? Ini kado ulang tahunmu?"

(*Penjelasan dibawah)

An Ziyan hanya terdiam.

"Dasar otak ngeres! Orang-orang kayak kamu ini yang bikin masyarakat jadi tidak benar. Kalau kamu memberikan benda seperti ini pada seorang gadis, Bisa-bisa dia akan merasa malu saat menerimanya!" Mai Ding mulai berceramah dengan suara yang menggelegar.

"Nanti kamu juga akan tahu sendiri." Jawab An Ziyan dengan sikap enteng tidak memperdulikan Mai Ding yang menggebu-gebu.

Mobil mereka memasuki hutan ceri. Sekarang, sudah saatnya panen, seluruh gunung tertutup dengan warna merah. Mai Ding terpesona dengan pemandangan indah disekitarnya. Kok bisa-bisanya sih dia tidak pernah tahu ada tempat se-begini indahnya, sudah seperti berada pulau dongeng, bukankah begitu? Disana ada rumah kayu yang sangat romantis. Tapi suasana romantisme ini sekarang milik Ellen.

Saat Mai Ding melihat semua ini, dia menginginkan ulang tahunnya dirayakan di tempat yang seperti ini juga. Jadi dia bertanya pada An Ziyan.

"An Ziyan, kamu tahu nggak tanggal 22 juni itu hari apa?"

"Hari saat jepang menggrebek pelabuhan pearl harbor."

"Haaaah?! Bukan, itu hari ulang tahunku."

"Oh"

Cuma 'oh' saja, benar-benar respon yang dingin. Mai Ding yang mendengarkan ucapan An Ziyan merasa jengkel.

Benar-benar pria yang nggak perhatian. Dia bahkan nggak mau meneruskan topik pembicaraan ini lagi, kalau dilihat dari responnya sudah jelas terlihat.

Setelah An Ziyan memarkirkan mobilnya, Zhou Ge keluar untuk menyambut mereka, "Kok telat banget sih. Dari tadi aku sudah menunggu."

"Aku 'kan nggak bisa minta ijin dan bolos kelas hanya untuk ikut perayaan ulang tahun." kata Mai Ding

"Memang apa bagusnya kelas?"

"Aku memang nggak bisa nyambung kalau ngomong sama kamu. Ohya... Rumah siapa ini? " Masalah ini yang membuat Mai Ding merasa penasaran dari tadi.

"Punyaku dong. Keluargaku punya bisnis pemasok supermarket. Seperti buah-buahan, sayur-sayuran semacam itulah." Kata Zhou Ge dengan bangga.

Sayangnya Mai Ding tidak mengerti maksudnya dan dia menoleh ke arah An Ziyan, An Ziyan memberikan jawaban yang paling mudah untuk dimengerti.

"Mereka itu petani."

"Oh seperti itu." Kata Mai Ding langsung menganggukkan kepalanya dan mengerti.

Sebelum Zhou bisa menyangkalnya, Ellen sudah ikutan keluar. Dia berdandan cantik sekali dengan rambut pirang, kulit yang putih dan juga wajahnya yang khas seperti artis-artis bintang film hollywood. Mai Ding memberikan kado miliknya, dan tak lupa kado jelek dari An Ziyan. Mereka akhirnya memasuki rumah bersama

🆃🅰🅼🅰🆃 Kamu Adalah Pria Yang Kucintai Book 1 [Sedang Revisi]Where stories live. Discover now