Chapter CIX Cerita Dongeng Berlanjut[END]

4.6K 399 20
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Mai Ding dengan cepat duduk disisi An Ziyan, kepalanya di sandarkan ke tubuh An Ziyan dan bertanya, "An Ziyan, walaupun kamu mau memberiku kejutan, bukankah tidak perlu sampai segitunya?"

"Aku bertemu denganmu sudah jahat begini, kamu juga harus bertemu dengan kebaikanku." An Ziyan mengatakan sesuatu yang pasti.

"Kamu nggak tahu seberapa sedihnya aku barusan."

"Kamu pikir aku nggak sedih semua memakai ini?" Bisa dikatakan, An Ziyan menyusun pernikahan dongeng ini dengan sikapnya yang biasanya cuek dan jijik dengan hal berbau gombal. Bukankah dia juga pasti merasa tersiksa.

"Kamu memang nggak bisa memakai yang seperti itu?"

An Ziyan membungkuk, kepalanya menggesek bagian belakang telinga Mai Ding, ditelingannya dengan lembut dia berbisik, "Aku memakai ini, tidak membuat seseorang bahagia?"

Kata-katamu bisa melelehkan hatiku, tapi Mai Ding tetap bertanya, "Siapa orangnya?" Dia ingin mendengar An Ziyan menyebutkan namanya.

"Kamu nggak tahu, aku juga nggak tahu."

"An Ziyan, kamu!" Mai Ding dengan sikunya memukul perut An Ziyan.

An Ziyan tertawa kecil. Mai Ding terkejut sesaat. Hari ini An Ziyan tersenyum cukup banyak, lebih dari pada yang pernah di impikannya. Dagu An Ziyan berada dibahunya, dia melihat ke depan.

"Ini masih berlanjut."

.........

Kenyataan ini rasanya seperti mimpi. Didepannya ada sebuah kastil yang amat mengagumkan, di sana ada balon warna warni dimana-mana. Kastil memancarkan cahaya yang lembut dari dalam, memberikan sinar di seluruh penjuru langit. Karpet merah berjalan keluar dari pintu yang sangat bagus bentuknya, tergelar tepat di depan Mai Ding. Disekitar karpet dipenuhi banyak balon. Disana juga ada orang-orang yang berpakaian rapi mengenakan baju prajurit.

An Ziyan turun dari kuda. Mai Ding juga, tapi dia sama sekali tidak bergerak. Dari matanya terlihat kalau dia benar-benar sangat terkejut.

"Ini, ini, bagaimana, kastil, disana, disini." Kata-katanya tidak selesai.

"Ada kastil di sini, dan juga saat pengarahan singkat, aku dengan bebas meletakkan pamflet-nya didepan mejamu, padahal hanya sedikit caraku untuk menyembunyi soal kastil ini."

"Kok kamu tahu aku akan memilih tempat liburan yang kamu tunjuk saat pengarahan singkatnya."

"Memangnya apa yang kamu suka, aku nggak tahu?"

Jadi kesimpulannya, semua ini direncanakan oleh An Ziyan sendiri.

Mai Ding tidak tahu ekspresi apa yang akan digunakan untuk berurusan dengan pemandangan ini, menangis atau tersenyum? Dia merentangkan tangannya ke arah An Ziyan saat itu juga. Mai Ding dengan cepat memeluk An Ziyan. An Ziyan menggenggam tangan Mai Ding. Karpet merahnya sudah siap tergelar dihadapan mereka.

Keduanya berdiri dengan berpegangan tangan bersama, lalu An Ziyan meletakan gandengan itu di dadanya. Saat mereka berdua melewati prajurit, para prajurit itu sedikit membungkuk, dengan rendah hati menyapanya. Setiap langkah Mai Ding terlihat seperti sangat berhati-hati. Dia takut seperti kejadian pernikahannya yang diinjak-injak sebelum ini.

🆃🅰🅼🅰🆃 Kamu Adalah Pria Yang Kucintai Book 1 [Sedang Revisi]Where stories live. Discover now