Chapter XXIII Aku Sangat Terikat, Tapi Kamu Tidak Perduli

4.8K 492 14
                                    

Mai Ding menolak untuk membuka kamarnya.

"Memangnya kenapa kalau aku melanggar persetujuan. Aku nggak akan pergi."

"Kalau kamu nggak pergi kali ini. Kamu harus pergi untuk kencan seperti ini selama sepanjang tahun."

Ayah Mai Ding teriak dari luar kamar Mai Ding. Dia sangat murka karena sudah merencanakan pejodohan Mai Ding hari ini, saat makan siang nanti. Dia tidak mungkin membatalkan semuanya. Mau ditaruh dimana mukanya.

Mendengar ancaman dari ayahnya, Mai Ding menjadi sangat ketakutan. Kemudian Mai Ding telpon An Ziyan untuk meminta pertolongan, "An Ziyan, Apa yang harus aku lakukan? Ayahku murka didepan kamar. Aku takut aku nggak bisa bertahan lebih lama. Dia mengancamku dengan menyuruhku pergi ke kencan seperti ini sepanjang tahun."

An Ziyan bangun dari tidurnya dan bicara, "Kalau kamu berani pergi. Aku akan membunuhmu." Setelah itu menutup telponnya dan tentunya kembali tidur.

Kasihan Mai Ding, dia harus memilih untuk di tangkap oleh setan atau dimasukan ke dalam lautan yang dalam.

Kali ini ibu Mai Ding yang mengamuk di depan pintu sambil menggedor-gedor pintu kamarnya sambil berteriak-teriak.

"Mai Ding kurang ajar kamu, Kalau kamu nggak buka pintunya. Ibu akan benar-benar marah padamu."

Karena merasa terpojok akhirnya Mai Ding yang putus asa berteriak asal-asalan, "Aku sudah punya pacar."

Tiba-tiba suasana hening. Mai Ding membuka pintu dan melihat wajah kaget kedua orangtuanya. Ibu Mai Ding yang memulai pembicaraan, "Kamu bilang begini, agar kamu bisa menghindar dari kencan hari ini 'kan. Lupakan, ibu nggak akan tertipu."

"Beneran kok, aku nggak bohong."

"Kenapa kemarin kamu nggak bilang?"

"Waktunya nggak tepat. Tapi sekarang karena kalian berdua memaksaku untuk pergi, aku nggak punya pilihan lain untuk berkata jujur." Mai Ding berkata bohong.

"Kamu punya fotonya?"

"Nggak."

"Kamu punya foto tetangga asramamu yang tampan, tapi nggak punya foto pacarmu? Apa kamu itu bodoh?"

"Dia nggak suka di foto, bukan salahku 'kan?"

"Kamu pikir ibu akan percaya semudah itu? Telpon dia sekarang. Biar ibu yang bicara. Jadi, Ibu percaya dan melepaskan semua kejadian hari ini."

Mai Ding tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia tidak tahu kalau ibunya ternyata cukup cerdas dan punya taktik semacam itu. Nyawannya tergantung pada gadis yang nanti ditelponnya.

Hidup Mai Ding memang sangat tragis. Dari semua wanita yang dikenalnya, dia hanya mengingat Ellen, An Su dan Bai Xiaosi. Semua wanita itu adalah orang yang diingatnya saat hidupnya terdesak seperti ini. Tentu saja semua wanita punya hubungan An Ziyan. Akhirnya dia menetapkan pilihan pada Bai Xiaosi. Dia berharap Bai Xiaosi cukup cerdas untuk mengerti situasi.

..............

Ponsel Bai Xiaosi berdering, Saat melihat dia mengenali nomer Mai Ding dan langsung mengangkat telponnya, "Kenapa lagi sekarang? An Ziyan mengerjaimu lagi?"

"Halo sayang." Jawab Mai Ding dengan suara yang manis-manis menggoda.

Bai Xiosi nyaris mutah mendengar Mai Ding bicara dengan nada seperti itu.

"Sayang, kamu masih ngapain sekarang? Sudah bangun? Ibuku mau bicara dengan pacarku. Kamu nggak keberatan 'kan bicara sekarang padanya?" Sebelum Bai Xiaosi bisa bicara sesuatu, suara di telpon sudah berganti menjadi suara ibu paruh baya.

🆃🅰🅼🅰🆃 Kamu Adalah Pria Yang Kucintai Book 1 [Sedang Revisi]Where stories live. Discover now