Special Chapter I Sangat kecil, Hebat

5.1K 362 6
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Sebenarnya liburan musim dingin terasa pendek, setelah berlari dari satu acara satu ke yang lainnnya, kemudian menikah. Seluruh waktu selama libur musim dingin tidak ada yang tersisa.

Mai Ding sekarang merasa sangat cemas. Cemas sampai-sampai dia agak mengeriputkan wajahnya. Dia sedang berpikir untuk bisa masuk ke sebuah kelompok. Belum bulan madu ya? Tentu saja, itu bisa ditinggalkan dulu.

Hanya saja, semester ini akan ada pemilihan kelompok belajar, pada akhirnya saat ujian terakhir kalinya An Ziyan membantunya untuk curang. Meskipun ini hanya sebuah keinginannya. Dia juga masih saja belum bisa menyetujui tingkah laku yang sangat tidak bermoral yang dilakukan An Ziyan saat itu, Meski sebenarnya tidak ada alasan bagi Mai Ding untuk tidak memahami perlakuannya 'kan.

Tangan Mai Ding sekarang berada di belakang, dia berjalan ke sana kemari, lalu sedikit menghela nafasnya. Sikapnya ini sama sekali tidak mempengaruhi An Ziyan yang sedang bermain piano.

Mai Ding mencuri pandang ke arah An Ziyan. An Ziyan hanya memainkan pianonya, pria ini jelas bukan hanya sekedar orang jahat.

Mai Ding bisa jelas melihat kalau An Ziyan benar-benar mengacuhkannya. Dia mendekatkan punggungnya ke arah punggung An Ziyan, setelah itu dia bersandar pada tubuh An Ziyan, Pada akhirnya An Ziyan menghentikan permainannya.

"An Ziyan , kamu ngomong, sebaiknya aku terpilih jadi anggota kelompok belajar atau bulan madu?"

"Komite belajar"

"Em. Sudah jelas. Kamu pasti nggak mau pergi bulan madu 'kan, dan sekarang setelah pernikahan selesai. Kamu pikir aku akan terima begini saja hidup denganmu? Kamu sudah mewujudkan mimpimu sendiri. Kamu nggak bersikap baik denganku. Aku masih nggak mengurungkan niatku untuk pergi ke Maldives. Aku tetap ingin pergi ke mimpi itu. Hatimu itu masih begitu jahat, kamu pikir kita hanya akan menikah."

Wajah Mai Ding penuh dengan tuduhan, An Ziyan hanya mengangkat bahunya, "Kalau begitu pergi ke Maldives."

Mai Ding menundukkan wajahnya, berekspresi pahit. "Kok bisa-bisanya aku menghibur diri begitu, dan menyerah pada pendidikanku. Ini akan mempengaruhi prestasiku di kampus. Tapi dengan begitu aku tidak akan terpilih menjadi komite belajar 'kan, kalau kita pergi akan melewatkan pemilihannya 'kan. Yang satu itu akan jadi penyesalan seumur hidup. Aku ingin jadi kelompok impian, berkontribusi pada ibu pertiwi, melakukan sesuatu. Bisa-bisanya kamu berhati jahat begitu, bukankah kita sudah menikah."

An Ziyan memandang Mai Ding dan tersenyum. Dengan wajah tampannya apabila dia memperlihatkan senyuman ini. Sikapnya ini sangat jelas bagi Mai Ding.

An Ziyan tersenyum hanya untuk dua alasan. Pertama untuk menghentikan seseorang dan yang kedua untuk urusan hidup dan mati. Dan sekarang dari wajahnya terlihat seperti diurusan yang terakhir.

An Ziyan menepuk tempat duduk kosong di sebelahnya, "Ayo kita duduk dan membahas masalah ini."

"Jangan. Aku punya ambeyen di pantatku. Kok disuruh duduk."

"Walaupun kamu punya tumor di pantatmu, kamu tetap harus duduk."

Mai Ding dengan gemetar duduk. Memikirkan sesuatu yang tidak baik. Setelah menikah Mai Ding tidak tahu mengapa menjadi sangat takut dengan An Ziyan. Dia tidak punya alasan untuk takut pada An Ziyan. Keinginan untuk menyelesaikan masalah ini, cukup membuatnya berani. Dia memandang wajah An Ziyan dan bernafas. Mai Ding bahkan berani untuk membuat ekspresi ragu dalam beberapa taktik sebelum duduk, dan kadang-kadang An Ziyan hanya memang berniat untuk berbicara masalah ini dari hal yang positif.

🆃🅰🅼🅰🆃 Kamu Adalah Pria Yang Kucintai Book 1 [Sedang Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang