Chapter LXXIX Ini Akan Baik-Baik Saja

4K 403 4
                                    

Mai Ding yang baru sampai ke rumah tidak bisa menunggu untuk bersembunyi di dalam kamar dan menelepon An Ziyan.

"Kepalamu bagaimana?"

"Aku menunggu sampai pamanmu datang sebelum aku pergi."

"Ibuku masih menentang. Apa yang harus kita lakukan? Apa tipuan rahasia milikmu hanya sampai segini saja?"

"Kamu tahu apa? Waktu kamu pulang, apa kamu menangis dan membuat keributan?"

"Kok kamu tahu"

"Kalau begitu paling nggak 24 jam, dia pasti bisa memikirkan ini. Waktu kita berada di rumah sakit, ekspresinya sudah mulai berubah. Ditambah, kamu membuat masalah waktu di rumah 'kan. Sekarang, semua yang kita butuhkan hanya menunggu. Menunggu dia mengeluarkan pikirannya sendiri. Tidak ada ibu yang tega menyakiti anaknya terus menerus."

"Apa kamu pikir kamu itu profesor psikologi atau suhu para cenayang? Nada bicaramu itu seperti sebuah kebohongan, seperti semuanya sudah masuk ke dalam rencanamu. Jangan bicara kalau pria yang berlutut di rumah sakit saat itu seorang pemain pengganti yang sedang kamu sewa. Dan ngomong-ngomong, kok kamu tahu sih aku akan menangis dan membuat masalah?"

"Aku pikir aneh kalau kamu sampai nggak menangis."

"Apa maksudnya itu? Sepertinya caramu berbicara seolah-olah mengatakan kalau aku ini suka sekali menangis, bukankah aku hanya menangis untukmu."

"Aku 'kan nggak memintamu menangis. Mulai sekarang, jangan menangis lagi. Itu benar-benar membuatku jengkel."

An Ziyan benar-benar enggan menerima perasaan yang sebenarnya. Jelas-jelas kalau dia merasa kecewa ketika melihat Mai Ding menangis, malah dia masih menjawabnya dengan nada yang tidak menyenangkan.

"Bagus dong. Kalau begitu aku mau membuatmu jengkel sampai mati."

Mai Ding sudah lama bersama dengan An Ziyan, jadi dia tahu watak busuk An Ziyan seperti apa. Mai Ding membuat muka jelek di depan ponsel dan menjulurkan lidahnya. An Ziyan melompat masuk ke dalam kamarnya dari jendela.

"Kalau aku bilang padamu aku akan memotong lidahmu, apa kamu percaya?"

Mai Ding membeku, kemudian dengan buru-buru pergi ke jendela dan berteriak seperti orang gila. "Kenapa tangganya masih disini?"

Mai Ding langsung memikirkan resiko seseorang yang memanjat dan masuk ke dalam kamarnya setiap malam. Mai Ding tidak tahan merasa sedikit ketakutan. An Ziyan melepaskan kaosnya, melemparkan ponselnya di atas tempat tidurnya, dan langsung menuju ke kamar mandi. Dia tidak beristirahat beberapa hari. Dia bahkan tidak punya kesempatan untuk mandi dengan bersih. An Ziyan benar-benar tidak menghiraukan Mai Ding seperti dia orang yang transparan.

Mai Ding berdiri di depan pintu kamar mandi dan membukanya. "Ini disebut menyalahi barang pribadi milik orang lain kamu tahu 'kan? Kalau kita di Amerika, aku boleh menembakmu tanpa masuk penjara."

Mai Ding bilang pada dirinya kalau dia seharusnya terbiasa dengan An Ziyan yang terang-terangan masuk ke dalam kamarnya. Karena An Ziyan memang tipe orang yang seperti itu.

Tapi setiap An Ziyan tiba-tiba muncul begitu, jantung Mai Ding entah kenapa selalu saja mulai berdebar kencang. Meskipun mereka bersama sudah lama, dia masih merasakan nafsu yang besar pada An Ziyan. Walaupun Mai Ding sendiri merasa kalau semua ini tidak bisa dipahaminya.

Setelah An Ziyan selesai Mandi. Dia duduk di sebelah Mai Ding. Mai Ding memegangi handuk An Ziyan, dia berlutut di belakangnya diatas tempat tidur dan membantu An Ziyan mengeringkan rambutnya.

"Apa kamu pikir ibuku akan setuju?"

"Em"

"Apa yang harus kita lakukan kalau enggak?"

🆃🅰🅼🅰🆃 Kamu Adalah Pria Yang Kucintai Book 1 [Sedang Revisi]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें