Chapter XXXII Cintamu Itu Sembunyi - Sembunyi

4.7K 462 23
                                    

Permasalahan akhirnya selesai dengan membayar ganti rugi dan permintaan maaf, tapi mobil yang dimiliki Mai Ding diambil kembali oleh An Ziyan dan mulai sekarang Mai Ding hanya mendapatkan uang saku untuk naik bis ke sekolah.

Meskipun kegiatan di sekolah sangat melelahkan, tapi Mai Ding akan merasa sangat antusias saat pulang ke rumah. An Ziyan selalu pulang terlambat, tapi setelah dia sampai di rumah, dia akan bicara, "Udah nungguin lama?"

Mai Ding suka itu, perasaannya yang menjadi  hangat saat mendengar An Ziyan. Dalam hatinya, An Ziyan tambah menarik dengan melakukan hal itu.

Suatu hari, ketika Mai Ding selesai mencuci piring, dia duduk kecapekan sambil berfikir, 'Aku bekerja keras setiap hari. Aku harus ngerjain ini itu waktu nyampe rumah.'  Tapi dia ingin melakukan itu semua.

Suara piano terdengar. Di rumah itu ada 3 kamar. Satu untuk Bioskop mini-nya Mai Ding, satu untuk An Ziyan, isinya buku-buku dan beberapa alat musik. Yang terakhir, tentu saja kamar mereka berdua. Mai Ding berjalan ke pintu kamar An Ziyan tanpa suara.

An Ziyan membelakangi pintu sambil bermain piano. Sinar matahari masuk dari jendela menyinari piano dan An Ziyan. Mai Ding benar-benar suka dengan pemandangan yang dilihatnya ini. Dia ngga bisa kalau ngga semakin jatuh cinta sama cowok yang ada didepannya itu. Saat ini Mai Ding sekarang benar-benar cinta mati pada An Ziyan.

Suara musik yang indah bergema di seluruh rumah, membuat rumah itu kelihatan hidup. Di tengah malam, An Ziyan terbangun karena perasaan menyedihkan. Dia membuka matanya dan menemukan sesuatu sedang menekan tangannya dan membuatnya geli. Ternyata itu kepala Mai Ding. An Ziyan mengerutkan dahinya dan memindahkan kepala Mai Ding dengan hati-hati ke bahunya. Setelah itu wajah Mai Ding terlihat lebih nyaman.

----------------------------------------------------------------------------------------------------

Keesokan harinya, Alarm berbunyi tepat jam 6 pagi. Mai Ding bangun karena alarm itu. "Jam berapa ini? Bisa telat ke sekolah nanti." Katanya sambil menindih tangan An Ziyan. An Ziyan terbangun karena kesakitan.

"Kamu ngga papa?"

"Menurutmu?'" Kata An Ziyan dengan nada sangat marah.

"Aku ngga bermaksud begitu. Kenapa kamu taruh lenganmu disitu?"

"Kepala seseorang menekan tanganku semalam, berat banget rasanya."

"Apa itu aku? Kamu seharusnya menyingkirkan ku."

"Kenapa kamu pikir aku tidak melakukannya? Aku melakukan itu bolak balik, tapi kamu ngga bangun-bangun." An Ziyan bo'ong.

"Kamu memukulku saat aku tidur? Jahat banget. Kenapa sih kamu ngga bisa baik dikit aja? Sukurin, tanganmu sakit sekarang!"

"Kamu mau mati sekarang hah!"

Mai Ding melompat dari tempat tidur dan lari meninggalkan kamar. Saat dia ingin membuat sarapan, tiba-tiba dia melihat seseorang berada di dapur. Dia hampir berteriak 'Maling'. Mai Ding mengambil pisau dan mengarahkannya ke orang itu sambil berkata, "Siapa kamu?"

Orang itu berbalik. Dia adalah wanita paruh baya seperti ibu rumah tangga yang ramah. Usianya sekitar 40 tahunan. Dia melihat Mai Ding dan berkata," Aku pembantu baru disini, aku tinggal disebelah rumah ini. Kamu Mai Ding kan? Panggil aku Bibi Yuan. Sarapan sudah siap."

Bibi Yuan ini tetangga sebelah, dia bosen dirumah. Saat tahu tetangganya ini butuh pembantu, dia mengajukan diri untuk melakukannya. Bibi Yuan menyiapkan sarapan di meja. Mai Ding langsung berlari kembali ke kamarnya. "Kenapa kamu ngga ngasih tahu aku tentang 'itu*'? Aku ngga siap soal ini."(*pembantu)

An Ziyan yang sedang mengenakan bajunya berkata, "Kamu mengeluh setiap hari."

"Kamu tahu soal itu?"

"Aku ngga tuli." Mai Ding memang mengeluh setiap hari. Terlalu sulit untuk tetap bertahan mendengarkan semua keluhannya itu.

"Tapi apa yang harus aku lakukan kalau ada pembantu?"

"Kamu masih berguna untuk dirimu sendiri sebagai penjaga rumah."

"Kamu--" Kata Mai Ding ngga menolak ide itu.

Meskipun Mai Ding mengeluh tentang pekerjaan rumah tangganya,  Sebenarnya dia hanya ingin  An Ziyan mengerti betapa pentingnya peranan Mai Ding dan seberapa bergunannya dia. Bibi Yuan cuma kesalahpahaman kecil. Tapi dia tidak menyia-nyiakan ini semua, kapan lagi bisa jadi majikan. Dia bisa agak santai sekarang.

Saat dia mau keluar rumah, dia lupa untuk membawa bukunya. Dia tidak mau kembali ke atas, jadi dia berteriak pada An Ziyan yang ada di lantai dua, "An Ziyan keluar."

"Kenapa berisik pagi-pagi sih?" Kata An Ziyan yang sudah melemparkan buku yang dimaksud oleh Mai Ding, padahal Mai Ding belum bilang apa-apa.

Mai Ding mengambil bukunya dan bicara dengan suara pelan, "Aku takut kamu ngga dengar, jadi aku teriak tadi."

Dia melambaikan tangannya ke An Ziyan sambil berkata, "Aku pergi sekarang." kemudian menghilang dari pandangan An Ziyan. Saat itu juga, An Ziyan merasa bahwa Mai Ding seperti anaknya.

Setelah sarapan, An Ziyan yang akan pergi berbicara dengan Bibi Yuan. "Tolong, jangan memasukkan seledri atau pare disemua masakan."

---------------------------------------------------------------------------

Mereka berdua hidup di kehidupan yang berbeda, dan juga kampus yang berbeda.

Mai Ding masih diam dan tidak ada orang yang memperhatikannya.

An Ziyan selalu terkenal dikalangan orang-orang, terutama para wanita. Kabar bahwa dia sudah memiliki pacar cukup membuat para wanita itu bersedih. Yang menyebarkan berita ini si Li Ming.

Mai Ding merasa sangat bangga terhadap An Ziyan, yang terkenal di kalangan para wanita. Walaupun sikapnya acuh-tak acuh seperti itu, sebenarnya dia benar-benar melawan banyak wanita untuk menunjukkan rasa cintanya. 'kamu benar-benar sangat menarik  hati sampai-sampai aku bisa mencintaimu selamanya. Aku tidak perduli apa yang orang-orang lain pikirkan tentang dirimu.'

---------------------------------------------------------------------------------------------

Saat tengah malam, An Ziyan terbangun lagi karena suatu alasan. Dia merasakan hal yang sama, seperti di malam sebelumnya, tapi Mai Ding saat ini masih terjaga. Dia ingin tahu apa yang dilakukan An Ziyan padanya, tapi dia melihat An Ziyan melakukan hal yang sama saat Mai Ding tertidur di malam itu. Mai Ding merasa  perlakuan lembut An Ziyan ini tidak biasa.

"Aku menangkapmu!" Kata Mai Ding yang dengan sangat menakutkan membuka matanya dan merangkul tangan An Ziyan dengan lebih kencang lagi. "Kamu manis banget deh, waktu ngelakuin itu ke aku."

Dia seharusnya ngga menggunakan kata 'manis' untuk mengambarkan sikap An Ziyan.

An Ziyan dengan wajah tanpa ekspresi, menendang perut Mai Ding.

Mai Ding yang bodoh hanya bisa berguling kesakitan di atas tempat tidur.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis novel: Angelina

Cina- Inggris : JUSTBLTHINGS

Inggris-Indonesia: iu3a

🆃🅰🅼🅰🆃 Kamu Adalah Pria Yang Kucintai Book 1 [Sedang Revisi]Where stories live. Discover now