Chapter LXXXIV Biarkan Aku Untuk Tidak Sangat Mencintaimu

4.5K 444 19
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (='∀`)

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Yakin deh, aku nggak suka kalau terlalu ditempel. Menempel terus dalam jangka waktu yang lama bikin emosi. Kalau cuma awal-awal sih nggak papa, tapi setelahnya benar-benar bikin eneg." Seorang anak laki-laki sebut saja A sedang mengeluhkan pacarnya.

"Aku juga seperti itu dia inginnya disambut dan juga selalu tidak mau diungguli, lama-lama tambah bikin capek dan bosan." Anak laki-laki B juga setuju.

"Wanita yang bisa kamu lihat dengan sekali pandang juga membosankan."

"Iya yah, setiap hari mendengar kata 'Apa kamu mencintaiku?', 'Aku mencintaimu', mendengarkan ini berlebihan rasanya seperti siksaan dan aku merasa nggak yakin dengan kata-kata itu, bukankah lebih baik mereka agak menahan dirinya."

Mai Ding mengikuti dua anak laki-laki itu dibelakang sambil menguping dengan seksama. Dalam hatinya berteriak dengan sangat keras. Di belakang, dia meremas-remas tangannya. Dia merasa gejala yang dikatakan mereka berdua, Mai Ding merasa salah perhitungan. Kedua cowok didepannya ini tahu ada pergerakan 'tidak beres' dibelakangnya dan melihat kejanggalan ini.

Apa-apaan cowok ini.

Mai Ding yang merasa malu menghindar dari pandangan pria-pria itu. Dia mulai mengingat pembicaraan kedua pria itu, dia seharusnya bertingkah menjadi orang yang sulit didapatkan atau bersikap misterius.

Nggak pernah! Nggak pernah sekalipun!

Kalau dipikir, dia sendiri yang berteriak di kamar An Ziyan dan berteriak kalau dia suka padanya. Dia menawarkan dirinya pada An Ziyan dan membiarkan dirinya jatuh cinta dengan sendirinya. Sepanjang hari mengambil inisiatif untuk menyebutkan cinta dengan sendirinya, setiap hari mencintai An Ziyan dengan sendirinya. Tidak ada hal yang misterius sama sekali.

Aku tipe orang yang melihat langsung ke orangnya. Mai Ding menendang agak keras ke arah dinding.

Kok bisa-bisanya aku nggak punya malu. Kalau tahu begini aku akan lebih menahan diri, jadi An Ziyan bisa mengambil inisiatif untuk mengejarku.

Sebenarnya aku selalu jadi alasan kelemahnya, jadi orang yang mengambil inisiatif untuknya. Meski begitu pada akhirnya aku hanya menjadi tukang masak sayuran. Kalau sampai dia yang gantian mengejarku, An Ziyan juga akan bangga saat memamerkanku kepada orang lain.

Mai Ding merasa perasaan cintanya ini tumbuh lebih dan lebih menjadi terlalu salah perhitungan.

Demi masa depan cinta mereka, agar An Ziyan tidak bosan, dan juga memberinya sedikit kesempatan, Mai Ding membuat sebuah keputusan penting, mulai sekarang jangan memperlihatkan terlalu banyak cinta pada An Ziyan. Dia mengukuhkan di dalam hatinya kata-kata ini. Memengang keputusan yang besar ini. Lalu Mai Ding keluar kamar.

........................

An Ziyan baru saja melangkahkan kakinya pulang saat Mai Ding keluar. An Ziyan pergi memotong rambutnya. Si bodoh Mai Ding melihat An Ziyan yang terlihat seperti itu. Tangan Mai Ding sudah gatal, benar-benar ingin memujinya, ingin cepat-cepat menyetuhnya, menyentuh rambutnya, tapi dia tidak bisa. Dia menggigit lidahnya lagi dan lagi untuk menahan diri.

"Kenapa kamu?"

"Nggak apa-apa, aku baru pulang, capek." Mai Ding dengan sengaja tidak melihat langsung ke mata An Ziyan, tapi dia melihat wajahnya dengan lama. Nggak ada yang salah, dia hanya merubah gaya rambutnya menjadi lebih tampan.

🆃🅰🅼🅰🆃 Kamu Adalah Pria Yang Kucintai Book 1 [Sedang Revisi]Where stories live. Discover now