Chapter XI Ayo, Berkencan Penuh Energi!

6.6K 585 24
                                    

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Mai Ding adalah anak yang rajin. Dia sudah dilatih ibu Mai Ding dari kecil, seperti mencuci baju, memasak, dan segalanya. Ibu Mai Ding sebenarnya punya rencana tersendiri. Kalau menilik dari keluarga harta keluarga tidak begitu banyak, sedangkan penampilannya sama sekali tidak mengagumkan. Jadi hanya bisa mengandalkan keahlian itu untuk mendapatkan nilai tambah, sehingga ada wanita yang mau menikahi Mai Ding . Tapi sepertinya pemikiran penuh harapan ibu Mai Ding itu terlalu cepat. Dia tidak tahu, bahwa Mai Ding telah menyimpang begitu jauh dari yang telah diduganya.

Sekarang ini Mai Ding sedang menyapu lantai. Sedangkan orang tuanya sedang mengunyah kuaci semangka di depan TV. Melihat itu tidak tahan untuk mengeluh

"Benar-benar. Tidakkah ini salah. Aku 'kan baru pulang. Bahkan kalian membiarkanku melakukan semua ini. Kali berdua benar-benar baik"

"Berterimakasih pada orangtua itu tanggung jawab, untuk apa berteriak bodoh begitu"

Di saat seperti ini, ponsel Mai Ding berdering. Nomer tidak dikenal masuk;

"Halo, sedang cari siapa ya?"

"Aku menelponmu, memang ingin cari siapa lagi?"

Suara dingin terdengar dari sana. Membiarkan Mai Ding sadar bahwa itu adalah suara Tuannya. Dia merasa bersalah dan bertanya;

"Bagaimana kamu bisa tahu nomer ponselku?"

"Malam saat kita melakukannya, ketika kamu sedang mandi, aku menyimpannya."

Karena mendengar pembicaraan ini, wajah Mai Ding menjadi memerah. Dia segera mengalihkan An Ziyan dengan bertanya;

"Apa yang kamu ucapkan dengan jelas begitu. Apapun itu, bukankah itu sesuatu yang seharusnya tidak bisa kamu katakan secara langsung. Tidak bisakah kamu menyebut dengan lebih baik?"

"Hari ketika kita saling mendekap satu sama lain."

"An Ziyan, kamu sengaja melakukan ini 'kan, kamu benar-benar punya nyali untuk berbicara begitu. Aku yang mendengar merasa begitu malu. Selain melakukan dan mendekap, tidak adakah kata yang lebih baik"

"Hari saat aku menyetubuhimu ."

"Aku, aku...."

Mai Ding tidak tahu harus merespon apa, Mai Ding yang merasa marah sedang mencari kata untuk membalas, tapi langsung dipotong oleh An Ziyan;

"Hei, besok kosongkan jadwalmu?"

"Kenapa"

"Kita akan berkencan."

Nada berbicara An Ziyan seperti mengatakan, ayo pergi makan. Tapi tidak perduli nada bicara An Ziyan seperti apa, permintaan yang dibuatnya ini cukup membuat ekspresi Mai Ding penuh dengan kebahagiaan. Karena takut An Ziyan berubah pikiran, dia segera menyetujuinya;

"Baik, kalau begitu aku akan bangun pagi besok, setelah itu naik bis ke rumahmu. Tunggulah aku"

Mai Ding belum selesai bicara, tapi An Ziyan sudah memutuskan sambungan telponnya.

Mai Ding tidak ingin dijemput saat kencan besok karena 2 alasan, yang pertama takut ketahuan orang tuanya, yang kedua dia tidak mau kalau An Ziyan sampai kelelahan.

🆃🅰🅼🅰🆃 Kamu Adalah Pria Yang Kucintai Book 1 [Sedang Revisi]Where stories live. Discover now