Chapter XXVII Jangan Meremehkan Wanita!

5K 466 4
                                    

Apa yang terjadi selanjutnya setelah berada di waktu yang menyenangkan? Tentu saja menikmatinya sampai akhir. Mai Ding sekarang sudah berada didalam dekapan An Ziyan selama satu jam. Dia merasa hampir pingsan dengan kegiatan 'keras' yang dilakukannya bersama An Ziyan.

"Ah~ nmm~mmm~ An Ziyan~ Ah! Bisa~ haa~bren~ tih~ Seben~tar~?"

"Ngga"

"Ah~ Ah~ Aku~ udah~hah~ nggak~ bisa ngikutin kamu~ enh"

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ketika Mai Ding bangun, Mai Ding sudah berbaring didalam pelukan An Ziyan. Dia bergerak perlahan untuk meraih ponselnya. An Ziyan terbangun karena tingkah lakunya. "Kenapa bergerak?"

Mai Ding langsung berhenti dari kegiatannya dan bersembunyi dibawah selimut, malu-malu kucing sambil bicara, "Kenapa memandangiku begitu?"

"Aku nanya kamu. Kalau aku nggak memandangmu aku melihat siapa?"

Mai Ding selalu menasehati orang dan bersikap serius dalam kehidupan sehari-harinya, tapi sifatnya itu akan berubah saat dia berada di ranjang. Dia akan bersikap lebih lembut dan juga malu-malu.

"Udah siangan aku pulang sekarang."

Mai Ding bergerak untuk bangun tapi langsung ditarik kembali oleh An Ziyan. An Ziyan melingkarkan lengannya untuk memeluknya dari belakang. Suhu tubuh An Ziyan rasanya membakar punggung Mai Ding. An Ziyan memeluknya erat.

"Tidur sebentar lagi saja."

"Tapi.."

"Aku menyuruhmu tidur." Kata An Ziyan lembut.

Saat ini, Mai Ding terdiam dan tetap berada dipelukan An Ziyan dalam diam. Dia dapat merasakan nafas An Ziyan berhembus dibelakang telinganya.

Dia tidak bisa mengingat sudah berapa lama dia bermimpi, saat ini impiannya itu akhirnya menjadi kenyataan, sekarang dia benar-benar memiliki pria ini. Hal ini seperti mimpi yang tidak mungkin terjadi baginya. Sambil berfikir begini Mai Ding tersenyum dengan manisnya dan kembli ke alam mimpi.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Hari dimana semester baru dimulai.

Mai Ding tidak melihat An Ziyan sudah beberapa hari sejak terakhir kali mereka bertemu. Dia sudah tidak sabar untuk bersiap-siap mengemasi barangnya dan pulang ke kampus.

Namun, seseorang tentu tidak akan mendapatkan suatu hal yang baik saja, karena saat ini sesuatu yang buruk mulai mendekat ke arah Mai Ding.

Ketika dia sampai di kampus, dia melihat Li Ming berada disana sebelum kedatangannya, dia pun tidak menemukan An Ziyan di tempatnya.

An Ziyan memang bukan tipe orang yang selalu berada ditempatnya sepanjang waktu, Jadi Mai Ding tidak begitu memperhatikannya, dan juga dia tidak akan menelponnya. Dia pikir kalau dia tidak berusaha menelepon An Ziyan beberapa waktu saja, saat An Ziyan ada dibeberapa tempat, mungkin An Ziyan akan memberikannya posisi penting. Sebenarnya, apa yang dibicarakannya ini sama sekali tidak cocok dengan tindakannya.

Bagaimanapun, keesokan harinya An Ziyan masih belum datang, dan ini sudah hari ketiga. Sekarang Mai Ding mulai merasa cemas.

Apa dia ketiduran? Tapi dia 'kan nggak mungkin tidur selama tiga hari. Apa dia ketiduran sepanjang waktu sampai-sampai lupa makan dan mati kelaparan? Ngga mungkin.

Mai Ding mulai merasa gugup ketika setengah hari itu berjalan, tapi dia tidak bisa memiikirkan alasan lain kenapa An Ziyan tidak masuk.

Pada akhirnya, dia memutuskan untuk menelepon An Ziyan. Sebelum Mai Ding berbicara, An Ziyan sudah berbicara mendahuluinya dengan nada yang sangat lelah.

"Aku masih sibuk sekarang. Aku kasih tahu nanti kalau aku pulang." Setelah bicara An Ziyan menutup telponnya.

Mai Ding hanya berdiri sambil melamun. Dia pikir mungkin An Ziyan punya kepentingan yang harus dilakukan, tapi sikap dingin An Ziyan ini malah mengganggunya. Pada akhirnya, Mai Ding memilih untuk membiarkan perasaan sedihnya ini berlalu, yang pasti sekarang dia tahu kalau An Ziyan sedang sibuk. Dia pikir lebih baik jangan mengganggunya. An Ziyan sudah berjanji dia akan memberitahu Mai Ding ketika pulang nanti, jadi yang Mai Ding butuhkan hanya menunggunya.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Siang harinya, Li Ming dari lantai bawah asrama bicara pada Mai Ding. "Mai Ding, Ada cewek cantik yang nungguin kamu di depan pintu gerbang."

"Cewek cantik?" Mai Ding berdiri, dan berfikir mungkin dia Bai Xiaosi, tapi, ketika sampai dilantai satu, dia menemukan gadis yang dia tidak kenalnya. Tapi wajah gadis itu tidak asing baginya.

"Apa kamu yang mencariku?"

"Iya, tapi sepertinya kok kurang enak ya ngobrol disini. Bisa nggak kita pindah ke tempat yang lebih sepi?" Gadis ini cukup baik. Sebenarnya dia tidak terlihat cantik, menurut Mai Ding dia terlihat biasa saja. Karena cara bicaranya yang sopan, Mai Ding akhirnya mengikuti gadis itu dengan sikap yang malas ke tempat yang lebih sepi.

"Kamu mau ngomong apa ya."

"Kamu Mai Ding 'kan?" Wajah ramah cewek ini berubah 180 derajat menjadi dingin.

"Iya, tapi kok kamu tahu?"

"Aku Zhu Li, Teman sekelasnya An Ziyan, kamu memang nggak tahu aku, tapi aku tahu kamu."

Pantas saja Mai Ding merasa tidak asing saat melihat wajahnya, jadi dia teman sekelas An Ziyan, kenapa mencariku.

Sebelum Mai Ding sempat bertanya, Zhu Li sudah bicara lebih dulu.

"Aku tahu tentang hubunganmu dengan An Ziyan."

Zhu Li adalah orang yang melihat semua kejadian antara An Ziyan dan Mai Ding saat mereka bertengkar di depan rumah Mai Ding karena mereka berdua menginap semalaman di dalam mobil. Pagi itu, Zhu Li sedang lari pagi.

Mai Ding kaget saat mendengarkan perkataannya, dia pikir dia sudah menyembunyikan hubungan ini rapat-rapat. Tapi dengan cepat dia pulih dari rasa kagetnya. Selama orang tuanya tidak tahu menahu soal hubungan mereka, Mai Ding tidak merasa masalah ini penting untuknya.

"Lalu kenapa?" Kata Mai Ding mengembalikan pertanyaan, setelah mendengarkan perkataannya ini dia tahu bahwa wanita ini bukan wanita yang baik hati.

"Kamu benar-benar nggak tahu malu ya. Melihat kelakuanmu yang menjijikkan itu bikin mataku sakit. Aku kasih tahu kamu buat menyingkir dari An Ziyan."

"Memang siapa kamu?"

"Siapa aku? Aku paling nggak 'kan cewek. Kamu lihat dirimu itu, tampangmu saja biasa sekali. Pernah nggak kamu berkorban untuknya?Aku sudah menurunkan berat badanku dari 80 kg sampai jadi cantik begini hanya untuk An Ziyan. Dan yang aku mau, dia hanya melihatku. Apa kamu pikir melakukan semua ini itu mudah, kamu sudah mencuri dia dariku. Kamu pikir kamu itu siapa? Aku sudah jatuh cinta sama dia dari SMA dan aku sudah mengikutinya sejak saat itu. Tindakanmu untuknya sama sekali tidak sepandan dengan tindakanku." Kata Zhu Li.

Zhu Li sangat mencintai An Ziyan sampai dia tergila-gila.

"Kalau begitu, curi saja balik. Kalau kamu mampu." Kata Mai Ding, kali ini dia bersikap tidak peduli. An Ziyan bahkan tidak tertarik dengan Bai Xiaosi yang lebih cantik dan baik hati, tidak seperti Zhu Li.

"Sombong banget kamu" Kata Zhu Li sambil tersenyum keji. "Kamu harus menyiapkan mental. An Ziyan pasti akan jadi milikku."

"Terlalu cepat kamu bicara begitu." Mai Ding memperingatkannya.

Zhu Li tersenyum keji lagi sambil melotot dan membalikkan badan untuk pergi. Dia bertekad dalam hati agar Mai Ding dapat pelajaran terburuk karena sudah menyepelekannya, sedangkan Mai Ding pergi, tidak perduli dengan sikapnya dan semua perkataannya itu sama sekali tidak dimasukkan ke hati.

Bagaimanapun, Mai Ding tidak pernah mengerti satu prinsip:

Jangan pernah meremehkan seorang wanita, terutama ketika wanita itu marah karena cemburu.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis novel: Angelina

Cina- Inggris : JUSTBLTHINGS

Inggris-Indonesia: iu3a

🆃🅰🅼🅰🆃 Kamu Adalah Pria Yang Kucintai Book 1 [Sedang Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang