πŸ†ƒπŸ…°πŸ…ΌπŸ…°πŸ†ƒ Kamu Adalah Pria Y...

By iu3a17

614K 54.7K 2.2K

[WARNING TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR CE... More

Kata Pengantar Penerjemah Abal-Abal
Peringatan Untuk Pembaca Sebelum Klik Halaman Selanjutnya!!!!
Chapter I Mai Ding Biasa-Biasa Saja
Chapter II Ayo Berteman
Chapter III Ketika Melatih Hati Saat Bela Negara
Chapter IV Kehilangan Cawat
Chapter V Aku Tidak Suka Laki- Laki, Tapi. . .
Chapter VI Pangeran dan Putri Tidak Sebaik Kamu
Chapter VII Jatuh Cinta
Chapter VIII Mai Ding Berdiri di Mata Tuhan
Chapter IX Tidak Tahan untuk Begitu Mencintaimu!
Chapter X Kamu Tidak Bisa Dibagi
Chapter XI Ayo, Berkencan Penuh Energi!
Chapter XII Kamu Bilang Tidak Akan Menyakitiku
Chapter XIII Tanggung Jawab Kekasih
Chapter XIV Aku Ingin Tahu Kamu Mencintaiku
Chapter XV Aku Pembantunya An Ziyan
Chapter XVI Tidak akan Pernah Kesepian
Chapter XVII Musim Dingin Kita Datang
Chapter XVIII Hari Natal dan Menangis
Chapter XIX Tidak Ingin Kalian Bersama
Chapter XX Biarkan Aku Menyukainya!
Chapter XXI Jadi Kamu Mengingat Semua
Chapter XXII Menikmati Kebahagiaan Itu Yang Penting
Chapter XXIII Aku Sangat Terikat, Tapi Kamu Tidak Perduli
Chapter XXIV Terimakasih Untuk Mencintaiku
Chapter XXV Tolong Hargai Suamimu
Chapter XXVI Selamat Tahun Baru, An Ziyanku
Chapter XXVII Jangan Meremehkan Wanita!
Chapter XXVIII Lukamu Benar-Benar Sakit
Chapter XXIX Cinta Semuanya Luka
Chapter XXX Kutemukan Kamu, Kamu Akan Bersamaku
Chapter XXXI Memang Harus Tinggal Bersamamu
Chapter XXXII Cintamu Itu Sembunyi - Sembunyi
Chapter XXXIII Setelah Menonton Broken Back Mountain Berdua
Chapter XXXIV Cinta Pertama Mai Ding
Chapter XXXV Ini Dunia Yang Dingin
Chapter XXXVI Sisi Gelap An Ziyan
Chapter XXXVII An Ziyan Kamu Membunuhku Hari Ini
Chapter XXXVIII An Ziyan bersama Mai Ding
Chapter XXXIX Rasa Sakit dari Kenangan yang Paling Dalam
Chapter XL Seluruh Duniaku
Chapter XLI Kencan Mai Ding
Chapter XLII Kamu Ingin Memastikan (Part I)
Chapter XLIII Kamu Ingin Memastikan (Part II)
Chapter XLIV Persiapan Untuk Bahagia
Chapter XLV Mai Ding dan Su Xiaomi
Chapter XLVI Aku Tolol
Chapter XLVII Pelajaran dari Guru Su Xiaomi
Chapter XLVIII Cinta Mereka
Chapter XLIX Kamu Boleh Pergi, Tapi Jangan Tinggalkan Aku
Chapter LI Kesepian?
Chapter LII Kalau Aku Melihatmu Lagi
Chapter LIII An Ziyan, Aku Merindukanmu
Chapter LIV Mai Ding, Selamat Ulang Tahun (Part I)
Chapter LV Mai Ding, Selamat Ulang Tahun (Part II)
Chapter LVI Anak Yang Berbuat Dosa
Chapter LVII Tidak Ada Seorangpun yang Bisa Dibandingkan Denganmu
Chapter LVIII Mai Ding dan Istri yang Baik
Chapter LIX Mai Ding Dikelilingi Oleh Para Wanita
Chapter LX Pinokio Si Tukang Bohong
Chapter LXI Akhirnya Hancur
Chapter LXII Musim Panas Satu dan Dua Hal
Chapter LXIII Jadi Sakit dan Jadi Lembut
Chapter LXIV 8 Menit (Part I)
Chapter LXV 8 Menit (Part II)
Chapter LXVI Bagaimana Kalau Bertemu Orangtua?
Chapter LXVII Kecuali Menilik Hal Lain, Mencintaimu Menjadi Sesuatu yang Pasti
Chapter LXVIII Pikiran yang Penuh Malapetaka
Chapter LXVIX Adik Kecil, Sikap Macam Apa Itu?
Chapter LXX Ikuti Alirannya
Chapter LXXI Cinta Tanpa Uang
Chapter LXXII Suamiku
Chapter LXXIII Tidak Perduli Apapun yang Terjadi, Aku Masih Memilikimu
Chapter LXXIV Karenamu Aku Menangis
Chapter LXXV Keinginan Yang Sepele
Chapter LXXVI Jangan Mencobanya Lagi
Chapter LXXVII Hal Seperti Ini Saat Dilihat Beberapa Kali Akan Terbiasa
Chapter LXXVIII Membawaku Di Jalan Ini, Kamu Harus Menyelesaikan Perjalanan
Chapter LXXIX Ini Akan Baik-Baik Saja
Chapter LXXX Tidak Perduli Seberapa Pahitnya
Chapter LXXXI Mulai Untuk Bahagia
Chapter LXXXII Penggembala Sapi dan Gadis Penenun
Chapter LXXXIII Kamu Pembohong
Chapter LXXXIV Biarkan Aku Untuk Tidak Sangat Mencintaimu
Chapter LXXXV Aku Menemukannya, An Ziyan!
Chapter LXXXVI Ini Akan Menyakitimu
Chapter LXXXVII Luka Yang Tidak Dapat Dimengerti
Chapter LXXXVIII Mata Yang Buta
Chapter LXXXIX Jangan Bertengkar Lagi Nanti
Chapter XC Paling Kusayang!
Chapter XCI Jadi Kamu Tidak Mendengarnya
Chapter XCII Tentang Ayah Mai Ding
Chapter XCIII Gunakan Kata Gombalku untuk Membunuhmu
Chapter XCIV Ulang Tahun Dari Hal Yang Merepotkan!
Chapter XCV Semua Orang Menemukan Kesalahan
Chapter XCVI Tidak Jelek Jadi Orang Yang Seperti Itu
Chapter XCVII Lebih dan Lebih Manis
Chapter XCVIII Aku Mencintaimu
Chapter XCVIX Penggalan Kehidupan Kecil
Chapter C Ini Kamu Atau Keinginanmu!
Chapter CI Keluarga An
Chapter CII Perasaan Ini Sangat Tidak Nyaman
Chapter CIII Kebahagiaan adalah Tentang Hal Dimasa Lalu!
Chapter CIV Sayangku!
Chapter XCV Sindrom Sebelum Menikah
Chapter CVI Bersemangat Saat Berkumpul Bersama
Chapter CVII Menikah Itu Apa?
Chapter CVIII Cerita Dongeng
Chapter CIX Cerita Dongeng Berlanjut[END]
Special Chapter I Sangat kecil, Hebat
Special Chapter II Anggota Persahabatan
Special Chapter III Pergi ke Maldives
Special Chapter IV An Ziyan
Special Chapter V Bulan Madu, Sesuatu yang Seperti Ini
Special Chapter VI Senyummu
Special Chapter Khusus Bahagia sampai sangat bahagia Part I
Special Chapter Khusus Bahagia Sampai Sangat Bahagia Part II [End]

Chapter L Hanya Mencintai

4.1K 401 8
By iu3a17

Mai Ding sekarang ini bisa menikmati sarapan yang mewah dan berjalan pelan-pelan ke kampus. Dia tidak perlu lagi menaiki bis. Bagaimanapun, segalanya menjadi tidak berarti tanpa An Ziyan. Mau senyaman apapun kehidupannya, mau seenak apapun kehidupannya, rasanya tidak bisa dibilang hidup.

..............

"Kenapa aku dipaksa pulang kesini?" An Ziyan mengerutkan dahinya sambil memandang seorang wanita dengan penampilan yang sangat menarik. Dia terlihat sangat cantik walaupun sudah memiliki dua anak. Wajah cantik wanita itu dihiasi dengan riasan yang natural tapi raut wajahnya dipenuhi dengan kemurungan. Wanita itu adalah ibu An Ziyan, Wu Xin.

Beberapa pria sekarang sedang berdiri mengelilingi An Ziyan.

"Ibu harus melakukan ini karena kamu tidak pernah mau mendengarkan ibu."

"Nggak ada yang perlu dibicarakan."

"Dia itu laki-laki. Kamu dan Xiaosi lebih baik bersama sekarang. Bagaimana bisa kamu punya hubungan seperti itu dengan seorang pria? Anakku, kamu sama seperti pria lain 'kan? Kamu pria sejati 'kan? Tolong, katakan pada ibu kalau kamu masih tertarik dengan wanita."

Wu Xin selalu memperlakukan anak laki-lakinya ini sebagai hartanya yang berharga. Apapun yang dilakukan An Ziyan, tidak perduli seburuk apapun itu, dia menutup matanya, pura-pura dia tidak mengetahuinya.

"Kalau ibu melihatku seperti itu, aku tidak perlu berbicara apapun lagi." An Ziyan berdiri, tapi dia dipaksa duduk lagi oleh seorang penjaga.

"Sebenarnya kamu ini kenapa? Kamu selalu menjadi anak laki-lakiku yang baik. Aku hanya menyuruhmu menikahi seorang gadis dan memiliki anak. Tidak ada yang salah soal itu. Tapi sekarang kamu melakukan hal seperti itu. Apakah kamu tahu seberapa besar kemarahan ayahmu? Ibu pulang terlebih dahulu. Karena ayahmu sedang dalam perjalanan bisnis. Yang perlu kamu lakukan adalah meminta maaf pada ayahmu. Putuskan hubunganmu dengan laki-laki itu, dan ayahmu akan memaafkanmu." Wu Xin menangis saat berbicara. An Ziyan mengerutkan dahinya lebih dalam lagi. Kemudian dia menghapus air mata ibunya.

"Aku tidak main-main dengan cintaku. Karena ini bukan sebuah lelucon, aku tidak akan membiarkan cintaku pergi begitu saja. Bukan karena orang lain aku memilih cintaku, tidak juga karena tekanan dan pandangan dari luar. Saat memilih cinta ini aku siap menerima segala akibatnya."

"Kenapa kamu tidak mendengarkan ibu? Semua orang tua ingin anaknya tumbuh dengan baik. Kamu masih muda sekarang, jadi kamu masih belum tahu bagaimana rasanya. Ketika kamu menjadi seorang ayah, kamu akan tahu keputusan ibu yang sekarang ini benar."

"Kenapa ibu yakin bahwa hal itu baik untukku?" An Ziyan merespon dengan tersenyum dingin.

Karena An Ziyan tidak mau mendengarkan kata-katanya, Wu Xin menjadi sangat kecewa. "Pikirkan lagi. Ibu tidak akan membiarkanmu pergi dari pintu itu."

"Tidak usah berfikir lagi soal itu bu, aku pergi sekarang."

An Ziyan berdiri, tapi salah satu dari dua penjaga menahan bahunya, Jadi An Ziyan melawannya balik, memuntir laki-laki itu ditanah. Setelah mendengar suara tulang yang patah, penjaga lain secara mendadak menyerangnya. An Ziyan menghindar dari pukulan.

"Menjauh dariku! Jangan buang nafasku hanya untuk bermain dengan kalian semua."

Kedua penjaga tetap menyerangnya, An Ziyan menggunakan sikutnya untuk memukulnya perut laki-laki yang ada dibelakangnya, sebelum dia menindihnya dengan lutut. Dua penjaga itu akhirnya tersungkur dilantai. Saat An Ziyan akan berjalan menuju pintu. Wu Xin langsung menggenggam sebuah pisau kecil, dia mengarahkan pisau itu di pegelangan tangannya.

"Kamu yang memaksaku berbuat begini. Kalau kamu berani maju selangkah lagi. Aku akan mengiris tanganku."

An Ziyan memutar kepalanya dan berkata, "Mengapa ibu harus melakukan ini?"

Dia tahu kalau ibunya itu adalah wanita yang sangat emosional, tapi dia tidak mengira ibunya bisa bertindak sejauh itu.

"Kembali ke sini!"

"Apa ibu pikir ini baik untukku? Menggunakan nyawamu untuk menekan anakmu sendiri, itu yang ibu inginkan?" An Ziyan masih tetap berdiri ditempat.

Tanpa ragu-ragu, Wu Xin mengiris pergelangan tangannya, kulitnya terbuka dan darah mengalir dari sana. An Ziyan dengan terburu-buru mendekati ibunya, dia mengambil saputangan untuk menutupi luka yang dibuat ibunya dan menendang salah satu penjaga yang masih terbaring di lantai.

"Ngapain kalian tetap berbaring disitu? Cepat panggil dokter!"

An Ziyan tidak menyangka bahwa ibunya melakukan hal itu hanya untuk membuatnya tinggal.

Dokter datang dengan cepat. Ternyata luka yang dibuat tidak begitu dalam.

Wu Xin berbaring di atas tempat tidurnya. Masih memegang tangan An Ziyan dengan erat. "Ibu hanya ingin kamu tahu bahwa ibu tidak bisa hidup tanpamu. An Ziyan, kamu tidak boleh pergi."

An Ziyan tetap diam untuk beberapa waktu sebelum memasukkan tangan Wu Xin ke bawah selimutnya, "Aku tahu bu. Ibu lebih baik tidur dulu."

Setelah menyelesaikan kata-katanya, An Ziyan dengan hati-hati menutup pintu dan pergi ke kamarnya sendiri. Tanpa sepengetahuan An Ziyan, Wu Xin tersenyum kecil. Yang dibutuhkannya sekarang adalah menjaga An Ziyan untuk tetap tinggal di rumah. Membiarkannya menenangkan diri dan kemudian An Ziyan bisa berfikir lebih jernih lagi.

.......................

An Ziyan melempar dirinya diatas tempat tidur. Dia ingin sekali menelepon Mai Ding, tapi ibunya mengambil ponselnya. Dia terbaring dengan tangan yang berada dibawah kepalanya, melihat ke langit-langit.

'Bagaimana keadaannya sekarang?'

Semuanya berubah menjadi semakin sulit dikendalikan lebih dari yang dia bayangkan. Kamarnya sekarang seperti penjara baginya.

An Su langsung pulang ketika dia mendengar berita. Setelah mengunjungi ibunya, dia membuka kamar An Ziyan dengan hati-hati dan bersandar di pintu.

"Jangan melihatku begitu. Bukan aku yang bilang. Kamu pikir, apa kamu bisa menyembunyikan ini seumur hidupmu?"

"Aku memang nggak berusaha menyembunyikannya. Cepat atau lambat aku harus menghadapinya juga."

"Aku 'kan sudah bilang padamu sebelumnya bagaimana kalau orang tua kita tahu soal ini, tapi kamu tidak pernah mendengarkanku. Sekarang semua jadi seperti ini. Apa yang akan kamu lakukan sekarang?"

"Keluar! Sementara ini tinggalkan aku sendiri."

An Su dengan ogah-ogahan keluar dari kamar.

Wu Xin mencabut semua telpon dan akses internet. Dia tidak membiarkan An Ziyan meninggalkan rumah. Dia juga tidak membiarkannya menghubungi orang yang ada di luar rumah.

Beberapa hari kemudian, Ayah An Ziyan, An Xun pulang. Setelah meletakkan tas kerjanya, dia langsung pergi ke kamar An Ziyan. An Ziyan tahu Ayahnya masuk tapi dia masih berada di atas tempat tidurnya. An Xun menyalakan rokoknya dan duduk di kursi.

"Ada yang ingin kamu bicarakan?"

"Nggak ada."

"Nggak ada? Kalau begitu apa maksudnya dengan tinggal bersama seorang pria? Ayah membesarkanmu bukan untuk menjadi barang menjijikkan. Apakah kamu tidak memikirkan keluargamu? Kamu masih tidak mengakui kesalahanmu?

"Aku pikir, aku tidak sedang berbuat kesalahan. Ditambah lagi, perlakuan ini benar-benar menggelikan. Kalian semua tidak pernah peduli padaku sebelumnya. Ayah mengusirku dan membuangku ke tempat kakek. Sekarang, tiba-tiba saja Ayah tertarik dengan masalah cintaku. Haruskah aku merasa terharu soal ini?"

"Kamu masih saja keras kepala? Masih berfikir tidak menakuti orang-orang? Hanya memikirkannya saja sudah membuat Ayah ingin muntah. Orang itu tidak punya malu dan kamu masih membelanya? Bagaimana kalau sampai orang-orang mendengar tentang semua ini? Mau ditaruh mana mukaku waktu aku bertemu orang-orang nanti."

"Ayah takut kehilangan muka, kalau begitu jangan bertemu siapapun."

"Kamu— Kamu— Oke! Kamu sudah cukup dewasa sekarang. Apa kamu mau membuat Ayah dan ibumu ini marah sampai mati? Aku akan memberikanmu satu kesempatan terakhir. Kalau kamu memastikan tidak akan tinggal dengan pria *beep* itu lagi, Kami akan melupakan semua yang terjadi kemudian kamu pergi belajar di luar negeri dan tinggal bersama Bai Xiaosi."

(*Ini yang nyensor terjemahan bahasa inggrisnya)

"Jangan gunakan kata itu untuk menyebutnya." An Ziyan menggertakan giginya untuk menahan emosinya yang mulai keluar.

Wajah An Xun memerah karena marah, dia menendang kursi.

"Penjaga."

Kedua laki-laki langsung mendatangi mereka. An Xun memberi tanda dan mereka menarik An Ziyan dari tempat tidurnya. An Ziyan tidak berusaha melepaskan diri. An Xun melepaskan sabuknya dan mulai memecuti tubuh An Ziyan dengan sabuknya. An Ziyan tetap tenang dan tidak menunjukan pergerakan apapun. Sikapnya ini membuat An Xun semakin marah, suara cambukan semakin menakutkan.

Wu Xin dan An Su berlari ke arah suara ribut dan melihat semua kejadian di sana. Wu Xin berteriak kencang, "Jangan pukuli dia!"

"Kamu pikir aku mau memukulnya? Aku sendiri merasa terluka dalam diriku, kamu sendiri juga tahu 'kan? Ini semua karena sifat keras kepalanya."

"Ayah! Ayah! Apa yang ayah lakukan? Tolong, tenanglah. Kita bicarakan lagi nanti."

"Percuma. Dia sama sekali tidak mengakui kesalahannya."

Wu Xin memeluk An Ziyan.

"Ziyan, cepat minta maaf sama ayahmu. Katakan kalau kamu salah. Kamu akan dimaafkan, jangan seperti ini."

An Ziyan hanya memandang An Xun, "Aku tidak melawan, karena Ayah adalah ayahku, bukan karena aku merasa bersalah. Ayah tahu itu."

"Kamu dengar dia bicara? Pergi dari sana! Aku akan memukulnya sampai dia sadar. Dia benar-benar tidak tahu kelakuan apa yang telah diperbuat."

An Xun menarik tubuh Wu Xin menjauh dari An Ziyan sebelum dia mulai memukuli An Ziyan lagi. An Su dan Wu Xin tidak tahan melihatnya, mereka memalingkan kepalanya. Mereka tahu mereka tidak bisa menghentikan An Xu kalau dilihat dari wataknya. Jika kamu berusaha untuk menghentikannya melakukan sesuatu, dia akan bertambah marah, yang artinya akan membawa dampak yang lebih tidak baik lagi.

Beberapa saat kemudian, An Xun mulai lelah. Dia melemparkan sabuknya menjauh dan berkata, "Aku tidak akan membiarkanmu melangkah keluar dari rumah ini sampai kamu mengakui kesalahanmu."

Setelah memberikan peringatan, An Xun berjalan keluar dari kamar.

Wu Xin meletakkan tangannya di atas luka yang ada tubuh An Ziyan sambil mengeluarkan air mata. "Kenapa kamu masih keras kepala seperti itu? Bukankah anggota keluarga tidak bisa dibandingkan dengan orang luar? Semua yang kami inginkan adalah demi kebaikanmu."

An Ziyan mendorong kedua penjaga yang memegangi bahunya, menyeka sudut mulutnya dan berbicara, "Kalau Ibu menghancurkan cintaku, membuatku merana, membuatku merasa tertekan, melihatku dengan tatapan seperti orang lain yang melihatku karena kalian ingin yang terbaik untukku, aku bisa terima itu. Tapi kalau Ibu ingin semua yang aku rasakan ini adalah sebuah kesalahan, maka aku tidak akan menerimanya."

"Apakah kamu masih tidak mengerti? Kami melakukan ini semua karena kamu."

"Ini lagi. Kamu salah bu. Biar aku memberitahu ibu alasan yang sebenarnya, semua ini demi dirimu sendiri. Ibu takut kehilangan muka, takut dilecehkan, takut jika ibu tidak bisa mengangkat wajah ibu lagi. Jadi ibu memilih untuk mengorbankan aku dan cintaku dengan tujuan untuk melindungi itu semua."

"Kamu ini bicara apa? Tidak, tentu saja tidak." Wajah Wu Xin memucat sambil menyangkal kata-kata An Ziyan.

An Ziyan tersenyum. "Ibu sangat memandang rendah diriku. Ibu ingin melindungi sesuatu, jadi aku pun juga memiliki sesuatu yang harus aku lindungi."

Mengapa orang-orang tidak bisa menerima cinta ini? Memang apa yang kamu harapkan tentang cinta, apa yang membuatmu begitu tertarik. Itu adalah urusanmu sendiri. Betapapun, kamu dengan bebasnya membenci cinta ini. Membenci orang yang memiliki cinta ini.

Semua yang kamu katakan hanya seberapa menjijikannya cinta ini, Sebegitu sulitkah menerimanya. Dan seberapa memalukanya cinta ini.

Aku hanya berfikir keegoisanmu itu membuatku muak, kamu berfikir untuk tidak dapat menerimanya, makian yang tidak ada habisnya ini membuatku merasa kalian semua tidak punya malu.

Sampai sejauh mana kalian mau menyakiti cinta kami sampai memuaskan egomu?

Ini hanya bagian sederhana dari: aku mencintaimu,kamu mencintaku, terlepas dari kamu laki-laki atau perempuan. Ini hanya cinta.Hanya itu.    

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis novel: Angelina

Cina- Inggris : Dynasty_LikeLove

Inggris-Indonesia: iu3a

Continue Reading

You'll Also Like

29.6M 1.3M 44
[Story 4] Di penghujung umur kepala tiga dan menjadi satu-satunya orang yang belum nikah di circle sudah tentu jadi beban pikiran. Mau tak mau perjod...
645K 63.7K 90
[4th Story] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sebagian part diprivat, jadi acak Cerita tentang Keseharian Ara. Bocah santuy, gak mau ribet ribet. "DEPAN...
106K 8.2K 28
Saat selesai memberi makan seekor kucing dipinggir jalan,Gavin tertabrak motor sehingga para warga membawanya kerumah sakit. saat terbangun,dia dibua...
56.1M 3.3M 102
Telah terbit di Penerbit Romancious. Cerita ini tidak di revisi, jadi masih berantakan. Kalau mau baca yang lebih bagus penulisannya bisa beli bukuny...