πŸ†ƒπŸ…°πŸ…ΌπŸ…°πŸ†ƒ Kamu Adalah Pria Y...

By iu3a17

613K 54.7K 2.2K

[WARNING TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR CE... More

Kata Pengantar Penerjemah Abal-Abal
Peringatan Untuk Pembaca Sebelum Klik Halaman Selanjutnya!!!!
Chapter I Mai Ding Biasa-Biasa Saja
Chapter II Ayo Berteman
Chapter III Ketika Melatih Hati Saat Bela Negara
Chapter IV Kehilangan Cawat
Chapter V Aku Tidak Suka Laki- Laki, Tapi. . .
Chapter VI Pangeran dan Putri Tidak Sebaik Kamu
Chapter VII Jatuh Cinta
Chapter VIII Mai Ding Berdiri di Mata Tuhan
Chapter IX Tidak Tahan untuk Begitu Mencintaimu!
Chapter X Kamu Tidak Bisa Dibagi
Chapter XI Ayo, Berkencan Penuh Energi!
Chapter XII Kamu Bilang Tidak Akan Menyakitiku
Chapter XIII Tanggung Jawab Kekasih
Chapter XIV Aku Ingin Tahu Kamu Mencintaiku
Chapter XV Aku Pembantunya An Ziyan
Chapter XVI Tidak akan Pernah Kesepian
Chapter XVII Musim Dingin Kita Datang
Chapter XVIII Hari Natal dan Menangis
Chapter XIX Tidak Ingin Kalian Bersama
Chapter XX Biarkan Aku Menyukainya!
Chapter XXI Jadi Kamu Mengingat Semua
Chapter XXII Menikmati Kebahagiaan Itu Yang Penting
Chapter XXIII Aku Sangat Terikat, Tapi Kamu Tidak Perduli
Chapter XXIV Terimakasih Untuk Mencintaiku
Chapter XXV Tolong Hargai Suamimu
Chapter XXVI Selamat Tahun Baru, An Ziyanku
Chapter XXVII Jangan Meremehkan Wanita!
Chapter XXVIII Lukamu Benar-Benar Sakit
Chapter XXIX Cinta Semuanya Luka
Chapter XXX Kutemukan Kamu, Kamu Akan Bersamaku
Chapter XXXI Memang Harus Tinggal Bersamamu
Chapter XXXII Cintamu Itu Sembunyi - Sembunyi
Chapter XXXIII Setelah Menonton Broken Back Mountain Berdua
Chapter XXXIV Cinta Pertama Mai Ding
Chapter XXXV Ini Dunia Yang Dingin
Chapter XXXVI Sisi Gelap An Ziyan
Chapter XXXVII An Ziyan Kamu Membunuhku Hari Ini
Chapter XXXVIII An Ziyan bersama Mai Ding
Chapter XXXIX Rasa Sakit dari Kenangan yang Paling Dalam
Chapter XLI Kencan Mai Ding
Chapter XLII Kamu Ingin Memastikan (Part I)
Chapter XLIII Kamu Ingin Memastikan (Part II)
Chapter XLIV Persiapan Untuk Bahagia
Chapter XLV Mai Ding dan Su Xiaomi
Chapter XLVI Aku Tolol
Chapter XLVII Pelajaran dari Guru Su Xiaomi
Chapter XLVIII Cinta Mereka
Chapter XLIX Kamu Boleh Pergi, Tapi Jangan Tinggalkan Aku
Chapter L Hanya Mencintai
Chapter LI Kesepian?
Chapter LII Kalau Aku Melihatmu Lagi
Chapter LIII An Ziyan, Aku Merindukanmu
Chapter LIV Mai Ding, Selamat Ulang Tahun (Part I)
Chapter LV Mai Ding, Selamat Ulang Tahun (Part II)
Chapter LVI Anak Yang Berbuat Dosa
Chapter LVII Tidak Ada Seorangpun yang Bisa Dibandingkan Denganmu
Chapter LVIII Mai Ding dan Istri yang Baik
Chapter LIX Mai Ding Dikelilingi Oleh Para Wanita
Chapter LX Pinokio Si Tukang Bohong
Chapter LXI Akhirnya Hancur
Chapter LXII Musim Panas Satu dan Dua Hal
Chapter LXIII Jadi Sakit dan Jadi Lembut
Chapter LXIV 8 Menit (Part I)
Chapter LXV 8 Menit (Part II)
Chapter LXVI Bagaimana Kalau Bertemu Orangtua?
Chapter LXVII Kecuali Menilik Hal Lain, Mencintaimu Menjadi Sesuatu yang Pasti
Chapter LXVIII Pikiran yang Penuh Malapetaka
Chapter LXVIX Adik Kecil, Sikap Macam Apa Itu?
Chapter LXX Ikuti Alirannya
Chapter LXXI Cinta Tanpa Uang
Chapter LXXII Suamiku
Chapter LXXIII Tidak Perduli Apapun yang Terjadi, Aku Masih Memilikimu
Chapter LXXIV Karenamu Aku Menangis
Chapter LXXV Keinginan Yang Sepele
Chapter LXXVI Jangan Mencobanya Lagi
Chapter LXXVII Hal Seperti Ini Saat Dilihat Beberapa Kali Akan Terbiasa
Chapter LXXVIII Membawaku Di Jalan Ini, Kamu Harus Menyelesaikan Perjalanan
Chapter LXXIX Ini Akan Baik-Baik Saja
Chapter LXXX Tidak Perduli Seberapa Pahitnya
Chapter LXXXI Mulai Untuk Bahagia
Chapter LXXXII Penggembala Sapi dan Gadis Penenun
Chapter LXXXIII Kamu Pembohong
Chapter LXXXIV Biarkan Aku Untuk Tidak Sangat Mencintaimu
Chapter LXXXV Aku Menemukannya, An Ziyan!
Chapter LXXXVI Ini Akan Menyakitimu
Chapter LXXXVII Luka Yang Tidak Dapat Dimengerti
Chapter LXXXVIII Mata Yang Buta
Chapter LXXXIX Jangan Bertengkar Lagi Nanti
Chapter XC Paling Kusayang!
Chapter XCI Jadi Kamu Tidak Mendengarnya
Chapter XCII Tentang Ayah Mai Ding
Chapter XCIII Gunakan Kata Gombalku untuk Membunuhmu
Chapter XCIV Ulang Tahun Dari Hal Yang Merepotkan!
Chapter XCV Semua Orang Menemukan Kesalahan
Chapter XCVI Tidak Jelek Jadi Orang Yang Seperti Itu
Chapter XCVII Lebih dan Lebih Manis
Chapter XCVIII Aku Mencintaimu
Chapter XCVIX Penggalan Kehidupan Kecil
Chapter C Ini Kamu Atau Keinginanmu!
Chapter CI Keluarga An
Chapter CII Perasaan Ini Sangat Tidak Nyaman
Chapter CIII Kebahagiaan adalah Tentang Hal Dimasa Lalu!
Chapter CIV Sayangku!
Chapter XCV Sindrom Sebelum Menikah
Chapter CVI Bersemangat Saat Berkumpul Bersama
Chapter CVII Menikah Itu Apa?
Chapter CVIII Cerita Dongeng
Chapter CIX Cerita Dongeng Berlanjut[END]
Special Chapter I Sangat kecil, Hebat
Special Chapter II Anggota Persahabatan
Special Chapter III Pergi ke Maldives
Special Chapter IV An Ziyan
Special Chapter V Bulan Madu, Sesuatu yang Seperti Ini
Special Chapter VI Senyummu
Special Chapter Khusus Bahagia sampai sangat bahagia Part I
Special Chapter Khusus Bahagia Sampai Sangat Bahagia Part II [End]

Chapter XL Seluruh Duniaku

5.4K 469 24
By iu3a17


"Aku lihat kadomu ya" Mai Ding melempar boneka beruang tedy-nya ke jok belakang mobil dan mulai membuka tas yang ada disebelah bonekanya.

"Kamu itu curang deh! Hari ini 'kan hari ulang tahunnya Ellen. Kamu menyuruh orang untuk memilih kado dan sekalian diantar. Malesin banget punya temen kayak kamu!" Mai Ding mulai deh ngomongnya.

An Ziyan yang mengemudi akhirnya berkomentar, "Kamu serius mau memberinya boneka?"

"Kamu tuh nggak tahu apa-apa. Semua gadis suka boneka. Polos dan cocok pokoknya. Kamu nggak tahu gadis sih, jadi kamu nggak ngerti yang begini-beginian." (gaya ne anak =___=!!)

Kemudian Mai Ding membuka kotak didalam tas dan tertegun untuk sesaat waktu melihat isinya. Bahan bajunya bagus. Mai Ding ambil rok mini dan *celana dalam renda garter.

"Apa-apaan seragam polisimu ini? Ini kado ulang tahunmu?"

(*Penjelasan dibawah)

An Ziyan hanya terdiam.

"Dasar otak ngeres! Orang-orang kayak kamu ini yang bikin masyarakat jadi tidak benar. Kalau kamu memberikan benda seperti ini pada seorang gadis, Bisa-bisa dia akan merasa malu saat menerimanya!" Mai Ding mulai berceramah dengan suara yang menggelegar.

"Nanti kamu juga akan tahu sendiri." Jawab An Ziyan dengan sikap enteng tidak memperdulikan Mai Ding yang menggebu-gebu.

Mobil mereka memasuki hutan ceri. Sekarang, sudah saatnya panen, seluruh gunung tertutup dengan warna merah. Mai Ding terpesona dengan pemandangan indah disekitarnya. Kok bisa-bisanya sih dia tidak pernah tahu ada tempat se-begini indahnya, sudah seperti berada pulau dongeng, bukankah begitu? Disana ada rumah kayu yang sangat romantis. Tapi suasana romantisme ini sekarang milik Ellen.

Saat Mai Ding melihat semua ini, dia menginginkan ulang tahunnya dirayakan di tempat yang seperti ini juga. Jadi dia bertanya pada An Ziyan.

"An Ziyan, kamu tahu nggak tanggal 22 juni itu hari apa?"

"Hari saat jepang menggrebek pelabuhan pearl harbor."

"Haaaah?! Bukan, itu hari ulang tahunku."

"Oh"

Cuma 'oh' saja, benar-benar respon yang dingin. Mai Ding yang mendengarkan ucapan An Ziyan merasa jengkel.

Benar-benar pria yang nggak perhatian. Dia bahkan nggak mau meneruskan topik pembicaraan ini lagi, kalau dilihat dari responnya sudah jelas terlihat.

Setelah An Ziyan memarkirkan mobilnya, Zhou Ge keluar untuk menyambut mereka, "Kok telat banget sih. Dari tadi aku sudah menunggu."

"Aku 'kan nggak bisa minta ijin dan bolos kelas hanya untuk ikut perayaan ulang tahun." kata Mai Ding

"Memang apa bagusnya kelas?"

"Aku memang nggak bisa nyambung kalau ngomong sama kamu. Ohya... Rumah siapa ini? " Masalah ini yang membuat Mai Ding merasa penasaran dari tadi.

"Punyaku dong. Keluargaku punya bisnis pemasok supermarket. Seperti buah-buahan, sayur-sayuran semacam itulah." Kata Zhou Ge dengan bangga.

Sayangnya Mai Ding tidak mengerti maksudnya dan dia menoleh ke arah An Ziyan, An Ziyan memberikan jawaban yang paling mudah untuk dimengerti.

"Mereka itu petani."

"Oh seperti itu." Kata Mai Ding langsung menganggukkan kepalanya dan mengerti.

Sebelum Zhou bisa menyangkalnya, Ellen sudah ikutan keluar. Dia berdandan cantik sekali dengan rambut pirang, kulit yang putih dan juga wajahnya yang khas seperti artis-artis bintang film hollywood. Mai Ding memberikan kado miliknya, dan tak lupa kado jelek dari An Ziyan. Mereka akhirnya memasuki rumah bersama

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ketika Mai Ding memasuki rumah, Dia pikir di dalam rumah hanya ada se-kolam anggur dan tumpukan daging dari hutan seperti di film, tapi ternyata rumah itu berisi berbagai macam alkohol, makanan, makanan penutup dan juga musik yang sangat berisik. Tidak banyak orang yang ada disana, Kebanyakan dari mereka ada yang menonton pertandingan basket.

Para gadis disana menggunakan pakaian yang sangat minim. Dilihat dari suasananya Mai Ding merasa tidak cocok berada di sini.

Saat para wanita tahu kalau An Ziyan datang, mereka seperti biasa dengan sangat antusias mendekati An Ziyan dan mengkerubutinya, membuat Mai Ding menjadi korbannya. Dia yang paling tidak diperdulikan saat berada disamping An Ziyan. Gadis-gadis itu mencoba membuatnya menyingkir dari sebelah An Ziyan. Saat Mai Ding didorong dan bertambah jauh dari An Ziyan, dia dengan cepat menarik tangan Mai Ding untuk membuatnya tetap berada disebelahnya.

"Jangan ganggu aku."

Gadis yang kecewa langsung berkomentar, "Sayang ya, An Ziyan masih galak begitu." Saat berkomentar, seorang gadis menatap Mai Ding dengan pandangan menyalahkan, menurutnya An Ziyan menjadi galak begitu gara-gara Mai Ding.

Wanita itu berfikir, memang apa bagusnya dia, An Ziyan suka sama cowok begini. Mereka sama sekali tidak mengerti kenapa bisa seperti itu, bahkan Mai Ding sendiri juga tidak mengerti alasannya.

"Kamu sebaiknya jangan mencari An Ziyan lagi. Kamu nggak lihat istrinya ada disebelahnya?" kata seorang cowok tertawa saat bicara.

Julukan 'istri' membuat Mai Ding mendapatkan berbagai macam ekspresi kaget dari beberapa gadis.

"Kalau kamu sudah bosan sama pria, ingat untuk mencariku ya. Pintu dan pakaianku selalu terbuka untukmu, kapanpun." Kata seorang gadis berbaju merah sambil mengerling genit ke arah An Ziyan dan kemudian memberikan cium jauh kepadanya.

An Ziyan yang memang dari awal tidak perduli padanya bicara, "Tutup aja pintumu rapat-rapat."

Gadis berbaju merah itu sama sekali tidak marah, malah tersenyum padanya. Lalu ada seorang gadis yang melihat ke arah Mai Ding dan mendekat.

"Halo, aku Hu Ying, sahabatnya Bai Xiaosi. Aku pikir, aku yang akan mendapat kesempatan saat Xiaosi putus. Siapa sangka kamu yang mengambil kesempatan itu duluan." Hu Ying meminum anggurnya dari gelas tinggi yang dibawanya sambil merasa menyesal.

Mendengar kalau wanita itu sahabatnya Bai Xiaosi, Mai Ding tidak menolaknya untuk berkenalan. Karena Bai Xiaosi juga temen dekatnya.

Zhou Ge dan Ellen berciuman seperti dunia milik berdua. Mereka berdua memang memiliki hubungan yang dekat, dan saat ini mereka berdansa sambil berpeluk-pelukan.

Disana ada yang sedang menari, ada yang bermain catur dan meminum anggur. Mai Ding tidak bisa melakukan semua hal yang ada disana, dia tidak bisa menari dan berjudi, dia juga tidak bisa minum minuman mahal seperti anggur. Dia hanya bisa minum bir.

"Mau keluar?" An Ziyan bertanya padanya

"Tentu."

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mereka keluar dari rumah kayu dan menghirup udara yang lebih segar diluar. Mai Ding mengambil beberapa ceri dan langsung memasukannya ke dalam mulut. Manis rasanya. Dia merentangkan tangannya ke arah An Ziyan untuk memberinya beberapa.

"Kamu mau?"

"Nggak"

"Enak kok, kamu nggak mau mencoba?"

"Nggak"

Mai Ding cemberut, tapi akhirnya dia mengalihkan pembicaraan.

"Ya sudahlah. Di luar ternyata lebih enak, nggak banyak orang, nggak berisik dan nggak ada wanita-wanita yang jatuh cinta padamu. Hanya ada aku dan kamu disini, jadi..." Wajah Mai Ding langsung memerah. Dia ingin bicara tapi berhenti.

"Jadi?"

"Jadi ini waktu yang tepat untuk berciuman 'kan." Mai Ding memang kadang -kadang punya inisiatif sendiri. Kata-kata ini muncul begitu saja sampai dia merasa terkejut dengan perkataannya. Apa ini gara-gara buah ceri?

An Ziyan menerima tawaran Mai Ding dengan cepat dan langsung menciumnya. Mai Ding berdiri di depannya, jinjit, dan meletakan tangannya dibahu An Ziyan. Mulutnya masih terasa seperti ceri, manis dan sedikit asam. Setelah berciuman cukup lama, Mai Ding mengambil nafas dengan cepat dengan seluruh wajah yang telah memerah.

Pada saat itu juga, Zhou Ge memanggil dari pintu disaat yang tidak tepat, "Masuk yuk, waktunya potong kue."

Mai Ding dan An Ziyan kembali ke dalam rumah.

Apa mereka nggak salah? Kue ulang tahun kok mirip kayak kue tart untuk pernikahan dengan beberapa lapisan.

Zhou Ge dan Ellen mulai memotong kuenya bersama dengan berpegangan tangan, suara tepuk tangan dan sorak meriahpun terdengar. Mai Ding sebenarnya sudah ingin sekali berkomentar tentang kue yang ada disana, 'ini kan pesta ulang tahun, bukan acara pernikahan', tapi sekarang adalah pesta ulang tahun Ellen, jadi Mai Ding tidak jadi berkomentar.

An Ziyan akhirnya bicara dengan nada yang dingin, "Sudah puas main-mainnya?"

Kata-kata dari An Ziyan itu benar-benar mengganggu suasana bahagia yang ada disana. Jadi untuk memeriahkan suasana, Ellen mengambil kue dan menyapukan kue itu ke muka Zhou Ge, dia tertawa sangat bahagia menerima perlakuan ini.

Mai Ding menggeleng kepalanya merasa tidak percaya. Apa mereka anak SD? Mereka sangat. . .

Tanpa diduga, semua orang jadi bersemangat. Mereka dengan cepat mengambil kue dan mencari target. Semua orang mulai melempar kue satu sama lain. An Ziyan hanya menonton disamping ruangan dan tidak ada yang berani melempari An Ziyan dengan kue, bahkan Mai Ding sekalipun.

Berbeda dengan AnZiyan, Mai Ding terkena serangan, dimukanya banyak sekali krim sampai-sampai mukanya hampir tertutup krim kue. Di atas kepalanya juga mendarat seonggok kue yang berdiri seperti segunduk kotoran bertengger di atas kepalanya.

Semua orang menggila, kecuali An Ziyan. Mai Ding sudah lama tidak menikmati suasana yang seperti ini. Dunianya berubah banyak sejak dia bertemu dengan An Ziyan. [An Ziyan mengalihkan duniaku (●'∀`●) jadi inget iklan]

............

Waktu sudah terlalu malam, Orang-orang sudah pada pulang dan ruang yang ramai sekarang sepi. Zhou Ge meminta An Ziyan untuk menginap. Ada dua kamar tidur di rumah kayu ini. An Ziyan tidak berbicara apapun yang artinya setuju. Mai Ding membersihkan dirinya. Setelah mandi dia keluar dari kamar mandi. Tidak lama kemudian, dia mendengarkan suara aneh yang berasal dari kamar tetangga sebelah.

"Berdiri tegak. Letakkan tanganmu dinding dan berhenti bergerak. Kamu saya tangkap." Itu suara Ellen.

"An Ziyan, mereka ngapain?" Tanya Mai Ding dengan suara yang kecil.

An Ziyan hanya menonton TV. Sebelum An Ziyan bicara, Suara Ellen sudah terdengar lagi dari ruang sebelah, "Aku akan mencari ditubuhmu sekarang. Buka kakimu. Dan katakan padaku dengan jujur. Benda keras apa ini?" Saat itu Ellen berbicara dengan nada yang menggoda.

'Wahh nggak bener ini. Nggak bener...' pikir Mai Ding

"Ibu polisi, benda ini bisa membuatmu nyaman."

"Kok bisa membuatku nyaman?"

Mai Ding sudah mau gila mendengar percakapan mereka berdua. Dia menaikan volume TV-nya. 'Ngapain aja sih pasangan bodoh itu disebelah?',pikir Mai Ding yang terlalu malu mendengarkan percakapan ini.

"Seragam polisinya menang." Kata An Ziyan dengan nada yang aneh saat berbicara.

"Kamu, Kamu 'kan biang keroknya"

An Ziyan sekarang menyindirnya, "Mungkin sekarang boneka beruangmu yang polos itu sedang memperhatikan semua kejadian yang ada disitu."

Wajah Mai Ding langsung menggelap. Dia menyesal sudah menginap di sini. Rumah yang manis dan bonekanya, semuanya jadi kena polusi.

Walaupun suara TV sudah sangat keras bergema, tapi tetangga ini berteriak lebih keras lagi.

"Ah~, Aku 'kan polisi. Kamu mau ngapain aku? Ah~ Jangan~ Jangan disitu. Tanganmu~ Ah~!"

Mai Ding menutup telinganya.

An Ziyan berteriak ke arah kamar sebelah, "Kecilin suaramu, jangan menggangguku menonton TV"

Mereka akhirnya mengecilkan suaranya. Mai Ding memberikan pandangan penuh rasa terima kasihnya ke An Ziyan, "Aku nggak tahu, bagaimana caranya untuk berterimakasih padamu karena sudah menyelamatkanku dari suara itu"

"Bagaimana kalau dengan tubuhmu?" An Ziyan langsung menarik Mai Ding ke arahnya

Mai Ding tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, dan dia juga tahu bahwa dia tidak mungkin bisa menolak. Apa yang harus dia lakukan sekarang adalah mengendalikan suaranya agar tidak berteriak sekeras pasangan tidak tahu malu yang ada disebelah kamar mereka.

Mai Ding melepaskan bajunya dan berdiri. An Ziyan berdiri dibelakangnya sambil menjilati telinganya dengan lembut. Nafas An Ziyan membuatnya gugup. Dia bisa merasakan benda 'Pusaka' An Ziyan yang mulai bereaksi dibelakangnya.

Ciuman panas An Ziyan meninggalkan punggung Mai Ding. Perasaan panas menyebar ke seluruh tubuhnya. Mai Ding merasa lemas, tidak bisa berdiri lagi. Jadi An Ziyan merebahkannya di atas tempat tidur. Mai Ding membuka kakinya lebar-lebar untuk menunjukkan keinginannya. Bibir An Ziyan sudah mengelilingi benda 'pusaka' Mai Ding. Mai Ding merasa sangat sensitif dan mengejangkan tubuhnya. Dia tidak tahan lagi dengan rangsangan yang kuat. Dia meletakkan tangannya di rambut An Ziyan dan tidak tahan untuk mengekspresikan gejolak yang dirasakannya.

"Ah~ Hum~ Ah~'

Nafasnya mulai meredup tapi terkadang berubah dengan sangat jelas.

"Ah~ Aku mau kamu~ Ah~."

Ketika Mai Ding sudah 'keluar', An Ziyan baru meninggalkan 'pusaka' Mai Ding dan beralih ke belakang. An Ziyan memberikan pelayanan terbaik di bagian belakang tubuh Mai Ding. Mai Ding mengangkat pinggangnya dan tidak bergerak. Dia hanya bisa merintih, "Oh ~ ah~ ha~"

Sekarang tubuhnya sudah siap untuk An Ziyan, An Ziyan menyuruhnya untuk berdiri. Mai Ding menurut dan memegangi dinding. An Ziyan menjangkaunya sampai yang terdalam. Mai Ding mengangkat kepalanya. Dia berkeringat.

"Ah ha~ aku~ ah ~ha~mau ~ah lebih~ semuanya~ dari~ kamu~"

"Siap-siap" An Ziyan mencengkram tangan Mai Ding ke dinding. Mereka menyilangkan jarinya satu sama lain, dan tubuh bagian belakang Mai Ding berdekatan dengan tubuh bagian depan An Ziyan. Tubuh mereka berdua terguncang dan menimpa satu sama yang lain.

Mai Ding benar-benar lupa untuk mengendalikan suaranya. Tetangga mereka Zhou Ge dan Ellen dapat mendengar dengan jelas. Siapa yang lebih tidak tahu malu sekarang?

Aku akan memberikanmu seluruh duniaku. Itu semua cukup untuk membuatmu meninggalkan cintamu padaku.

Cinta, Cintaku, Cintamu, Cinta kita.

Kita hidup dan mati dalam cinta.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis novel: Angelina

Cina- Inggris : Dynasty_LikeLove

Inggris-indo: iu3a

*Garter itu celana dalem renda yang ada talinya. Kalo mau liat sosoknya kayak apa, bisa kok nyari di google kata kunci 'celana dalam garter'. Sapa tau situ minat mau beli ( ̄∀ ̄)  

Note: Walaupun udah nyampe chapter 40 entah kenapa masih aja hati ini berdesir setiap ketik terjemahan saat An Ziyan dan Mai Ding melakukan kegiatan 'keras'. Bayangin detilnya sambil nulis itu kok rasanya 'gimana gitu' (^///o///^)


Continue Reading

You'll Also Like

56M 3.3M 102
Telah terbit di Penerbit Romancious. Cerita ini tidak di revisi, jadi masih berantakan. Kalau mau baca yang lebih bagus penulisannya bisa beli bukuny...
97.7K 7.5K 25
Saat selesai memberi makan seekor kucing dipinggir jalan,Gavin tertabrak motor sehingga para warga membawanya kerumah sakit. saat terbangun,dia dibua...
31.7K 2.7K 32
[ ON GOING ] Cerita ini tidak hanya menceritakan satu dua keluarga saja melainkan semuanya, keseharian juga suka dan duka para penghuni komplek ini...
21.5M 1.9M 91
[CHAPTER MASIH LENGKAP, EXTRA CHAPTER TERSEDIA DI KARYAKARSA] Sembari menunggu jadwal wisuda, Sabrina memutuskan menerima tawaran bekerja sementara d...