Lotus Perak

By limahlizy

11.7K 2K 212

Genre Romance Wuxia ❤ Murni karya imajinasi sendiri [BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] *Wajib Follow terlebih dahulu! ... More

PROLOG
#01. Awal Pertumpahan Darah..
#02. Siapa Shangguan Zhao??
#03. Janji dan Sumpah!
#04. Memulai Tujuan..
#05. Pemuda yang aneh!
#06. Diakah Orangnya?!!
#07. Suasana Baru..
#08. Rasa Trauma..
#09. Seni Bela Diri..
#10. Identitasku..
#11. Anggur Penenang..
#12. Festival Lampion..
#13. Tes Uji Pertarungan..
#14. Rencana Serangan..
#15. Emosional..
#16. Kebencian Mendalam..
#17. Ungkapan Cinta?
#18. Pertolongan Li heeng..
#19. Plakat Klan Lin..
#20. Kepercayaan..
#21. Misi di Desa Naogui..
#22. Ilusi Misterius..
#23. Kebenaran Masa Lalu..
#24. Serangan Changyi..
#25. Nafas Buatan..
#26. Roh Ganas..
#27. Pengorbanan Zhishu..
#28. Rasa Bersalah..
#29. Kesedihan Mendalam..
#30. Tekad Li heeng..
#31. Hal Mengganjal..
#32. Rambut Putih?
#33. Janji Anming..
#34. Sampai Jumpa..
#35. Perasaan Berlebihan...
#36. Ketidakberdayaan..
#37. Kejutan dari Xulan..
#38. Ilmu Memanah..
#39. Firasat Aneh..
#40. Penyesalan Terbesar..
#41. Hubungan Berakhir..
#42. Melupakan..
#43. Lentera Lucu..
#44. Pertemuan & Benci.. 🔞
#45. Rencana Gagal.. 🔞
#46. Rasa Penasaran..
#47. Timbul Kerinduan..
#48. Luka Lama..
#49. Segel Daerah..
#50. Tolakan.. 🔞
#51. Simbol Bintang Emas..
#52. Perlahan Terjawab..
#53. Wǒ ài nǐ - 我爱你 ❤
#54. Tertangkap.. 🔞
#55. Jinxu cang Agung..
#56. Tolong Aku, Xulan..
#57. Sikap Perhatianmu..
#58. Aku Di Sini, Li heeng..
#59. Dewi Keabadian..
#60. Sebuah Perjodohan..
#61. Pernyataan Cinta..
#62. Luka Yang Tak Seberapa..
#63. Sebuah Lamaran..
#65. Pertemuan Yang Asing..
#67. Kau Pengkhianat..
#68. Aku Mencintaimu..

#64. Tuan Putri Chonzue..

40 17 0
By limahlizy

Di malam yang dingin, dengan bulan yang bersinar terang. Li heeng duduk di taman dengan menggenggam satu kuas dan satu kertas terjereng di depannya. Ia tengah melukis sesuatu dengan suasana hati yang tenang. Akan tetapi, ketenangannya itu tiba-tiba diganggu dengan kedatangan Xue luan. Sontak Li heeng menumpuk lukisannya dengan lembar kertas baru. Raut wajahnya begitu tegang dan ia mencoba terlihat biasa saja. Bukan sekedar lukisan biasa, yang Li heeng tutupi adalah peta denah istana dan sebenarnya ia tengah menandai titik-titik penting dan juga jalan rahasia yang ia ketahui.

"Calon istriku, sedang apa diluar? Jika kau sampai demam akibat udara dingin, maka aku bisa saja melukai orang yang tidak bersalah di istana ini." Ucap Xue luan.

"Haruskah sampai orang yang tidak bersalah kau seret ke dalam masalahmu?" Ujar Li heeng menatapnya.

"Hhh... coba kulihat, apa yang baru saja kau gambar." Xue luan mendekat dan berdiri tepat di belakang Li heeng. Kedua tangannya memeluk tubuh Li heeng dan ia menatap kertas yang menunjukkan sebuah gambaran bunga lotus.

"Cantik sekali, kau menggambarnya dengan sangat indah, seindah yang punya." Puji Xue luan.

"Ck! Pujianmu berlebihan!" Ketus Li heeng, lalu Xue luan duduk di sampingnya.

"Malam ini kau terlihat cantik sekali." Lanjut Xue luan memuji.

"Apa kau sedang demam? Ucapanmu barusan terdengar aneh bagiku." Ujar Li heeng dan raut wajahnya terlihat tidak suka dengan keberadaan Xue luan.

"Benarkah? padahal aku serius memujimu, emm... ada yang ingin aku tanyakan padamu." Xue luan mode serius.

"Hm.." Respon Li heeng tetap saja datar.

"Ck! Kau ketus sekali pada calon suamimu. Li heeng? Apa kau bahagia?" Tanya Xue luan.

"Kau menanyakan hal itu? Untuk apa?" Li heeng membuka perdebatan.

"Cukup jawab saja." Ujar Xue luan.

"Seperti yang kau lihat." Jawab Li heeng.

Xue luan menunduk, tampak jelas jika raut wajahnya sangat muram. Li heeng langsung meletakkan kuasnya dan merasa tidak enak hati atas ucapannya sendiri. Sesekali Li heeng melirik dan kembali memalingkan wajahnya.

"Aku adalah sosok yang kesepian." Ucap Xue luan ditengah keheningan. Refleks Li heeng mengangkat dagu menatapnya. Raut wajah Xue luan kian memelas sembari tangannya yang sibuk meremat pernak-pernik anyaman.

"A.. a-aku-" Li heeng mendadak gelagapan.

"Aku tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus, atau memiliki seseorang yang berharga dalam hidup. Untuk pertama kalinya, hanya kau satu-satunya yang ingin aku lindungi. Sejak kecil, aku ingin sekali memiliki satu wanita yang bergantung padaku, dan dengan senang hati aku akan menjaganya meski nyawaku taruhannya." Curhat Xue luan.

Li heeng hanya diam menunduk, karena yang terucap dari mulut Xue luan membuatnya iba dan merasa apakah sikapnya selama ini terlalu kasar? Tapi Li heeng teringat kembali akan tujuan hidupnya dan lelaki di hadapannya adalah target utama.

"Tapi kau salah memilih wanita yang ingin kau jaga, Xue luan." Lirih Li heeng.

Saat Li heeng menyebut fasih namanya dengan nada lembut, seketika hati Xue luan seolah tersentuh dan ia menyukai itu.

"Tak masalah, aku yang terlanjur jatuh hati padamu, tidak ada kata mundur ataupun berakhir di tengah. Meski kau sekeras batu, suatu saat aku pasti bisa meluluhkan hatimu dan kau pasti akan jatuh hati padaku." Lirih Xue luan.

"Berusahalah, Xue luan. Aku tidak melarangmu untuk merebut hatiku, tapi satu hal yang harus kau tau, jika aku sudah memiliki pria lain dan dia adalah pujaanku." Lirih Li heeng.

"Siapa dia? Hm.. apakah namanya Anming? Atau... Xulan?" Pancing Xue luan.

"Bagaimana dia bisa tau?" Batin Li heeng mengernyitkan dahi.

"Tak apa jika kau tak mau menjawabnya. Biarkan itu menjadi rahasiamu, yang penting sekarang kau sudah mengizinkan aku untuk berjuang. Itu sudah lebih dari cukup." Ujar Xue luan lalu tersenyum.

Li heeng melanjutkan gambarannya namun jemarinya tampak gemetar. Xue luan kemudian berdiri dan duduk sangat mepet dengan Li heeng. Ia menyentuh tangan Li heeng yang sedang memegang kuas dan membantunya menggambar agar rasa gemetar itu berkurang.

"Kau menggambar dengan indah." Bisik Xue luan lalu mengecup lembut leher Li heeng.

Napas Li heeng terdengar berat dan sesak. Bagaimana tidak, sempat-sempatnya Xue luan bermanja dan Li heeng akui rasa itu begitu nyaman, namun ia lekas berdiri dan menyimpan semua lukisan itu lalu kembali ke kediamannya. Xue luan tersenyum geleng kepala menatapnya pergi. Aroma tubuh Li heeng seperti biasa terngiang di ingatannya.

Malam yang begitu larut, kegelisahan memporak-porandakan hati Xue luan dan bolak-balik mengganti posisi tidur namun tetap saja sama. Rasanya ia sulit menutup mata, kemudian ia bangkit dan berjalan mendekati pintu.

"Jinhou??" Ucap Xue luan dan Jinhou lekas menghadap.

"Iya, Kaisar?" Jawab Jinhou.

"Bawa Li heeng kemari." Pinta Xue luan.

"A-apa? Tapi.. nona Li heeng pasti sudah tidur, bagaimana caraku membawanya kemari?" Jinhou bingung.

"Aku tidak mau tau, bawa dia ke kediamanku tapi tanpa membangunkannya, itupun jika benar dia sudah tidur." Ujar Xue luan.

"Kaisar? Apa anda kesulitan tidur lagi?" Tanya Jinhou khawatir.

"Jinhou? Turuti saja mauku, jangan banyak bertanya!!" Tegas Xue luan lalu menutup pintu itu kembali.

Jinhou menunduk dan langsung menjalankan tugas. Ia membawa 5 datang wanita untuk menuju ke kediaman Li heeng. Sampainya di sana.. benar saja, Li heeng sudah tertidur pulas dengan pose abstraknya. Para dayang istana itu lekas mengangkat tubuh Li heeng dan bergegas menuju kediaman kekaisaran. Setelah tiba di sana, Jinhou membuka pintu dan memerintahkan untuk meletakkan Li heeng di atas tempat tidur Kaisar Lu.

Saat itu Xue luan tengah duduk menikmati secangkir anggur dengan posisi membelakangi tempat tidurnya. Setelah semuanya keluar, barulah Xue luan menoleh dan menyadari Li heeng sudah ada di kediamannya. Senyuman di bibirnya naik sumringah, ia lalu mendekat dan berbaring di samping Li heeng. Tangannya meraih rambut indah dari gadis yang dia cintai itu dan mengusapnya lembut. Kali ini Xue luan tidak bisa menahan diri, karena setiap malam ia ingin sekali berada di samping Li heeng.

"Aku benar-benar gila.. bagaimana jika dia tidak ada di sisiku? Mungkin aku akan mati." Gumamnya.

Kedua tangannya menarik tubuh Li heeng ke pelukannya. Bak sebuah guling, Xue luan memeluknya begitu erat dan tersenyum sangat lama. Akhirnya, malam itupun ia bisa tidur dengan nyenyak karena adanya Li heeng bersamanya.

•••

Esok paginya, Xue luan lebih dulu bangun dan sudah selesai berberes diri. Ia lalu mendekati jendela dan membuka kain yang menutupi cahaya matahari. Ketika dibuka, Li heeng seketika mengernyitkan dahi dan merasa gelisah akibat cahaya itu. Ia pun akhirnya terbangun dan duduk sembari merentangkan kedua tangan di udara.

"Hooaaakhhm!!" Li heeng menguap dengan sangat lebar dan itu membuat Xue luan tertawa pelan. Xue luan kemudian mendekat dan menghalangi cahaya itu dari pandangan Li heeng.

Li heeng tersadar dan bingung melihat Xue luan yang ada tepat di depannya. Ia lekas menatap tubuh sendiri dan menyilangkan kedua tangan di depan dada.

"Huaaaaaa!!!! Kau?! Apa yang kau lakukan di kediamanku!!!" Teriak Li heeng sembari menunjuk.

Xue luan lagi-lagi tersenyum dan perlahan mendekat, lalu ia membungkuk sedikit sembari merapikan rambut Li heeng yang sangat berantakan.

"Kau bilang kediamanmu? Jelas-jelas ini kediamanku." Lirih Xue luan lalu kembali menjauh.

Li heeng melamun bahkan berkedip patah. Ia menatap suasana sekelilingnya dan terkejut lambat saat menyadari kamar itu sungguh milik Kaisar Lu. Batinnya berpikir, mengapa dirinya bisa ada di kediaman kekaisaran?

"Ba-bagaimana aku bisa ada di sini? Apa kau menyulikku? Kau!!" Li heeng sangat marah sembari menunjuknya lagi.

"Aku tidak menyulikmu, kau yang datang sendiri ke kediamanku." Ujar Xue luan.

Li heeng bangkit dari tempat tidur dan berlari ke hadapan Xue luan.

"Benarkah?! Sungguh?! Aku datang sendiri ke sini?" Tanya Li heeng dengan mata mendelik tajam dan Xue luan menganggukkan kepala.

"Em... Xue luan?" Bisik Li heeng.

"Ya.. Permaisuriku?" Jawab Xue luan sembari mendekatkan telinga.

"Jangan bocorkan aibku ini, karena aku pasti terlihat sangat buruk saat berjalan sambil tertidur." Bisik Li heeng.

"Ahahahaa!!! Hmm... ada syaratnya." Ujar Xue luan.

"Kau!!! Suka sekali mengambil kesempatan dalam kesempitan!" Ketus Li heeng.

"Terserah kau, jika tidak setuju jangan salahkan aku aibmu tersebar." Ujar Xue luan sembari pergi.

"Haiiihh!!!! Baiklah-baiklah!! Kali ini memang aku yang lengah, mau tidak mau aku tunduk padamu, tapi hanya untuk kali ini saja!" Ujar Li heeng.

"Baiklah, syaratnya kecup pipiku sekarang juga." Xue luan langsung menyodorkan pipin kirinya.

"A-apa?" Li heeng terkejut.

"Ayo, cepat!" Desak Xue luan.

Li heeng gugup sembari mengigit bibirnya sendiri. Perlahan ia mendekatkan diri untuk mengecup pipi Xue luan dan wangi tubuh Xue luan tercium lembut nan segar. Batinnya insecure lantaran masih sepagi ini tetapi Xue luan sudah bersih dan wangi, mengalah-ngalahi dia yang sendirinya adalah seorang wanita.

~ Cup

Saat Li heeng mengecup pipinya, Xue luan langsung memejamkan mata. Rasanya hati begitu damai bagai tersengat energi baru dipagi hari. Li heeng lekas mundur dan berlari keluar. Xue luan tersenyum menatapnya pergi lalu mengusap lembut pipinya dan mengecup jemarinya itu.

Pagi ini aktivitas Xue luan sebagai seorang Kaisar begitu padat, namun hingga siang tiba, semangatnya masih berkobar. Jinhou terheran karena sikap Kaisarnya yang tidak biasa. Kali ini Xue luan tidak sering mengeluh ataupun emosi seperti biasanya. Hari ini semua menteri di sapa dengan senyum sumringah, bahkan Jinxu Cang terheran melihat perubahan dalam diri adiknya tersebut.

Tak lama kemudian, tandu kerajaan tiba di istana itu, dan salah satu pelayan mempersilahkan tamu itu untuk masuk. Tamu tersebut tak lain adalah Chonzue. Ia berjalan dengan anggun dan terpancar raut wajah cantik nan tajam. Kedatangannya tentu disambut hangat oleh seluruh anggota istana, kemudian Jinxu Cang yang mengantarkan Putri Chonzue menemui Xue luan. Ketika menghadap dan memberi hormat, Xue luan justru sibuk dengan dokumen istana.

"Adikku? Tidakkah kau meletakkan dokumen itu? Ada Putri Chonzue di sini." Ujar Jinxu Cang.

"Oh! Kau sudah datang?" Sambut Xue luan lambat.

"Hamba berkunjung, maaf jika kedepannya akan merepotkan istana ini." Ucap ramah dari Chonzue.

"Semoga kau betah untuk beberapa hari kedepan." Ujar Xue luan lalu lanjut membaca dokumennya.

Chonzue mengernyitkan dahi, mengapa ekspresi Xue luan seolah mengabaikan dirinya? Sangat berbeda saat awal dia datang menemui Chonzue untuk ikatan pernikahan. Alasan Chonzue datang adalah untuk menagih janji Xue luan tersebut.

Di samping itu, Li heeng diam-diam keluar dari istana dan menemui seseorang. Di salah satu tempat perjudian, Yayue menyamar dan segera menyerahkan satu barang penting kepada Li heeng.

"Ini segel bintang emas yang asli. Maaf jika aku terlambat memberikannya padamu. Karena jika langsung ada di tanganmu, yang lain akan curiga. Aku memang sengaja mengulur waktu, dan segel asli ini kuserahkan padamu." Ujar Yayue.

"Kau sungguh mengambil barang ini dari kediaman Jinxu Cang?" Li heeng tidak menyangka.

"Tentu saja. Tapi Jinxu Cang sangatlah cerdik, ia begitu tenang saat tau segelnya hilang, tapi dia pasti sudah mengerahkan anak buahnya untuk mencari peculik benda ini, kuharap kau bisa berhati-hati." Ujar Yayue.

Li heeng membuka segel itu dan menyadari ada simbol rahasia di tepi segel itu. Sangat berbeda dengan segel yang dulu pernah ia curi, itulah yang membuatnya yakin jika segel ditangannya saat ini sungguh asli.

"Terima kasih, Yayue." Ujar Li heeng dan Yayue mengangguk.

"Tapi... kudengar Kaisar melamarmu, apa aku benar?" Tanya Yayue.

"Itu benar dan aku tidak bisa menolaknya." Jawab Li heeng murung.

"Li heeng? Menurutku Kaisar Lu sangat menyukaimu, dia juga sangat baik." Lirih Yayue.

"Bagaimana bisa aku menerima sosok yang sudah membunuh keluargaku, jika bukan untuk memanfaatkannya maka aku juga tidak sudi." Batin Li heeng.

"Oh iya, aku juga ingin memberitahumu, jika saat ini aku tengah mengandung, kuharap kau akan datang jika suatu saat aku mengundangmu di perjamuan." Ujar Yayue.

"Benarkah? Wahh!! Selamat atas kehamilanmu, Yayue." Ujar Li heeng turut bahagia untuknya.

"Terimakasih, Li heeng." Yayue tersenyum lebar.

Usai menemui Yayue, Li heeng bergegas menemui ketiga sahabatnya yaitu, Fengxi, Fu rong, dan Wuyao. Di salah satu kedai, mereka bertiga menanti kedatangan Li heeng. Ketika Li heeng muncul, mereka terkejut dan kagum dengan penampilannya.

"Waaahhh!! Kau sungguh Li heeng?" Ujar Feng xi tertegun.

"Li heeng!! Aku sangat rindu padamu!" Ujar Fu rong berlari mendekat dan memeluknya.

"Bagaimana kabarmu, Fu rong?" Tanya Li heeng.

"Kabarku baik. Kau memakai pakaian seperti ini, terlihat aneh sekali." Ujar Fu rong.

Li heeng kemudian duduk bersama mereka di kedai itu. Ia lalu menunjukkan segel bintang emas dari Yayue.

"Aku minta kalian bawa benda ini dan berikan pada Shangguan Zhao. Cocokkan dengan pedang yang waktu itu aku titipkan ke Wuyao." Pinta Li heeng.

"Aku sudah mendengar soal uji seni bela diri itu, jika benar diadakan, kita harus bisa bikin benteng pertahanan kuat untukmu." Ujar Wuyao.

"Tidak perlu, Wuyao. Mari kita berjuang sebagaimana kesatria sejati, bukan karena aku penerus dari ketua seni bela diri. Kau mengerti?" Ujar Li heeng.

"Tapi.. uji seni bela diri hanya diikuti oleh para kesatria klan kultivator, itu berarti keterlibatan anggota kerajaan tidak akan ada." Ujar Fu rong.

"Kita tidak tau siasat mereka, bisa saja mereka punya akal yang cerdik." Ujar Li heeng.

"Aku sudah menelusuri soal jubah palsu itu, dan aku berusaha mengumpulkan bukti, kuharap sesuai keinginan kita." Ujar Feng xi.

"Mungkin sebentar lagi kabar tentangku akan tersebar." Lirih Li heeng.

"Kabar tentangmu? Soal?" Ujar Feng xi bingung.

"Kaisar Lu melamarku." Ujar Li heeng mengejutkan mereka bertiga.

"APAAA!!!" Ujar mereka bertiga bersamaan.

"Kau? Pantas saja kau memakai pakaian yang tidak biasa ini, jadi.. kau sungguh dilamar olehnya? Li heeng?! Apa kau sudah gila?" Ujar Feng xi melotot tegang.

"Li heeng? Ini semua akan menghancurkan rencanamu." Ujar Wuyao.

"Menurutku aku bisa mengambil kesempatan untuk hal ini. Mengendalikan Kaisar negeri ini bisa membuka jalan untukku." Jelas Li heeng.

"Bagaimana caranya?!" Feng xi tampak begitu marah.

"Aku masih mencari pedang milik Kaisar Lu yang dia sembunyikan dariku. Perlahan semua barang bukti sudah ada di tanganku. Kalian fokus saja berlatih untuk uji seni bela diri, aku akan menyusul." Ujar Li heeng.

"Aku tidak habis pikir dengan rencanamu, ini sangatlah diluar ekspektasiku." Ujar Feng xi.

"Kalian tak perlu khawatirkan aku. Oh ya, beberapa hari lalu aku melihat Anming ada di kota Xunmeng. Aku tidak tau dia ada urusan apa, tapi bisakah kalian pertemukan aku dengannya?" Lirih Li heeng.

"Bajingan itu tidak pantas kau temui, dia adalah sampah dan sampah tidak ada gunanya untuk disapa." Ketus Feng xi sangat dendam.

"Ada satu hal yang ingin aku sampaikan padanya, kumohon bantu aku." Ujar Li heeng.

"Baiklah.. biar aku yang bantu wujudkan keinginanmu." Sahut Wuyao.

Setelah itu, Li heeng bergegas kembali ke istana. Ketika tiba di istana dan sudah berganti pakaian, ia lekas menuju suatu tempat untuk menemui Bao. Namun, langkahnya langsung terhenti ketika ia berpapasan dengan tuan putri Chonzue. Tatapan yang Chonzue berikan begitu sinis, bahkan menatap Li heeng dari atas sampai bawah. Kedua alis Chonzue cukup tebal dan bibirnya sangat indah. Raut wajah yang begitu tajam dan teliti sontak membuat Li heeng tertegun.

"Siapa wanita ini?" Batin Li heeng terheran. Namun, ia akui gadis di hadapannya itu sangatlah cantik dan anggun.

"Siapa kau?" Tanya Chonzue.

"A-aku.. aku a-" Li heeng mendadak gelagapan.

"Li heeng? Ternyata kau ada di situ?" Ucap Xue luan tiba-tiba muncul.

Li heeng dan Chonzue sama-sama menolehkan kepala ke arahnya. Senyuman yang Xue luan berikan tentu hanya tertuju kepada Li heeng. Conzhue memalingkan wajahnya dan kembali menatap gadis yang ada di depannya itu dengan sangat dalam.

•••

Babak baru akan dimulai, dendam Chonzue akankah tertuju kepada Li heeng?

.
.
.
.
.
.

Bersambung...

Yuk support Author dengan cara Vote cerita ini, vote dari kalian sangat berarti bagi saya 🙌 jangan lupa klik bintang di bawah ini yaa... ⭐

Maaf atas keterlambatan update.
Xie xie... 😘 untuk yang setia menunggu. 💋

Continue Reading

You'll Also Like

MAZAYA By Muyassirah Muhsin

Historical Fiction

334K 17.7K 38
Bagaimana jadinya jika seorang ceo muda meninggal dunia akibat kecelakaan, malah bertransmigrasi ke tubuh seorang bayi yang baru saja berumur 40 hari...
Ken & Cat (END) By ...

Historical Fiction

7.2M 767K 53
Catrionna Arches dipaksa menikah dengan jenderal militer kerajaan, Kenard Gilson. Perjodohan yang telah dirancang sejak lama oleh kedua ayah mereka...
28.3K 5.9K 9
Sebagai gadis malas yang lebih suka duduk bahkan jika disuruh berdiri, Serayu merasa aturan wanita bangsawan tidak cocok untuknya. Karena itu, ketika...
1.5M 110K 73
(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel...