Lotus Perak

Від limahlizy

11.7K 2K 212

Genre Romance Wuxia ❤ Murni karya imajinasi sendiri [BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] *Wajib Follow terlebih dahulu! ... Більше

PROLOG
#01. Awal Pertumpahan Darah..
#02. Siapa Shangguan Zhao??
#03. Janji dan Sumpah!
#04. Memulai Tujuan..
#05. Pemuda yang aneh!
#06. Diakah Orangnya?!!
#07. Suasana Baru..
#08. Rasa Trauma..
#09. Seni Bela Diri..
#10. Identitasku..
#11. Anggur Penenang..
#12. Festival Lampion..
#13. Tes Uji Pertarungan..
#14. Rencana Serangan..
#15. Emosional..
#16. Kebencian Mendalam..
#17. Ungkapan Cinta?
#18. Pertolongan Li heeng..
#19. Plakat Klan Lin..
#20. Kepercayaan..
#21. Misi di Desa Naogui..
#22. Ilusi Misterius..
#23. Kebenaran Masa Lalu..
#24. Serangan Changyi..
#25. Nafas Buatan..
#26. Roh Ganas..
#27. Pengorbanan Zhishu..
#28. Rasa Bersalah..
#29. Kesedihan Mendalam..
#30. Tekad Li heeng..
#31. Hal Mengganjal..
#32. Rambut Putih?
#33. Janji Anming..
#34. Sampai Jumpa..
#35. Perasaan Berlebihan...
#36. Ketidakberdayaan..
#37. Kejutan dari Xulan..
#38. Ilmu Memanah..
#39. Firasat Aneh..
#40. Penyesalan Terbesar..
#41. Hubungan Berakhir..
#42. Melupakan..
#43. Lentera Lucu..
#44. Pertemuan & Benci.. 🔞
#45. Rencana Gagal.. 🔞
#46. Rasa Penasaran..
#47. Timbul Kerinduan..
#48. Luka Lama..
#50. Tolakan.. 🔞
#51. Simbol Bintang Emas..
#52. Perlahan Terjawab..
#53. Wǒ ài nǐ - 我爱你 ❤
#54. Tertangkap.. 🔞
#55. Jinxu cang Agung..
#56. Tolong Aku, Xulan..
#57. Sikap Perhatianmu..
#58. Aku Di Sini, Li heeng..
#59. Dewi Keabadian..
#60. Sebuah Perjodohan..
#61. Pernyataan Cinta..
#62. Luka Yang Tak Seberapa..
#63. Sebuah Lamaran..
#64. Tuan Putri Chonzue..
#65. Pertemuan Yang Asing..
#67. Kau Pengkhianat..
#68. Aku Mencintaimu..

#49. Segel Daerah..

88 15 0
Від limahlizy

Song rekom👆: One Love As Always - Liu Yuning 🎵
____________________________________

Kecupan singkat dari Xue luan, membuat Li heeng marah dan langsung mendorong tubuhnya agar menjauh. Kemudian Li heeng juga mengusap bibirnya berulang kali.

"Tidak perlu dengan cara seperti ini!" ketus Li heeng melangkah pergi dari situ.

Xue luan tersenyum, lalu Anming kembali menatap pemuda bertopeng itu sembari melangkahkan kaki mendekat. Saat di hadapannya, Anming menyentuh bahunya, membuat Xue luan menolehkan kepala.

"Siapa kau sebenarnya?" tanya Anming dan Xue luan menunjukkan senyuman smirknya.

"Siapa aku? apakah penting untukmu, lantas siapa kau?" ujarnya balik bertanya.

"Apa yang kau lakukan pada Li heeng!!" ujar Anming menatap sinis.

"Bahkan dulu, aku sama sekali tidak berani menyentuhnya atau bahkan menciumnya secara langsung, tapi pemuda ini berani sekali!" batin Anming menyimpan dendam.

"Kau bertanya apa yang kulakukan pada Li heeng, lalu kau sendiri? apa yang selama ini kau lakukan padanya? mengapa kau tega menyakiti perasaanya?" ujar Xue luan.

"Pemuda ini tau permasalahanku? bagaimana bisa? apa Li heeng yang memberitahu padanya?" batin Anming terheran.

"Benarkan?" ujar Xue luan menatap remeh.

"Aku terpaksa!! kau pikir aku memiliki niat untuk melukai Li heeng?" ujar Anming.

"Cih! tetap saja kau lelaki pengecut!" ketus Xue luan.

Anming langsung mencengkram kuat jubah Xue luan dengan tatapan dingin dan tajam. Xue luan justru tersenyum lucu, dan melepas cengkraman Anming tersebut.

"Tidak perlu menyentuhku seperti ini, biar kuingatkan lagi padamu, kalau Li heeng sangat membencimu, dan dia tidak mencintaimu lagi, jadi terimalah kenyataan!" tegas Xue luan.

"Diam kau!! kau tau apa? aku yakin di dalam hatinya masih ada rasa untukku meskipun sedikit!" ujar Anming tak terima.

"Ck!! apa kau tidak sadar diri? aku masih mengingat semua janjimu untuknya" ujar Xue luan.

"Janji? apa yang kau tahu tentang janjiku padanya?" tanya Anming.

"Kau yang mengucap semua janji manis, dan kau juga yang membuat dia jadi bergantung padamu. Lantas? kau justru tidak membuktikan satu pun dari janji itu" ujar Xue luan lalu mendekat dan menatap dengan posisi yang sangat dekat.

"Kau yang mengucap janji, tapi sekarang aku yang akan memenuhi semua janji itu untuknya, atas namaku" sambung Xue luan dengan tatapan penuh olokan.

"Kau pemuda misterius, jangan berpikir mudah untuk bisa mendekati Li heeng!" ujar Anming.

"Mengapa tidak? oh ya, aku ingin berterima kasih, karena kau telah mundur. Jadi aku tidak perlu repot-repot bersaing denganmu" ujar Xue luan sambil menepuk pelan bahu Anming.

Wajah ketus yang tak kunjung hilang, dengan rasa iri yang besar. Anming menampik tangan Xue luan yang berlagak sok akrab dengan menepuk bahunya.

"Aku juga ingin menyampaikan satu hal, jika aku adalah calon suaminya, yang akan mendampinginya dengan tulus, tidak sepertimu" ujar Xue luan lalu pergi dari situ.

Anming hanya diam membisu dan merasa seperti di sayat oleh pedang yang sangat tajam. Terdengar menyakitkan, tapi jika mengingat kembali perbuatannya terhadap Li heeng, memang benar itu kesalahan terbesar yang pernah ia lakukan. Kesedihan Anming membuat Jiayi berderai air mata, dan merasa tidak ada lagi kesempatan yang bisa Anming dapatkan.

"Apa aku terlambat? apakah tidak ada kesempatan lagi untukku?" batin Anming.
.

Li heeng berdiri di dekat kolam lotus sambil menangis sesenggukan. Ia tidak menyangka akan berjumpa lagi dengan Anming yang sudah susah payah ia coba lupakan dari ingatannya. Mengapa dia muncul? mengapa dia datang? yang justru kembali membuka luka lama. Xue luan datang menyusul, lalu berdiri di sampingnya.

"Jangan jadikan ini sebagai perusak di tengah kebahagiaanmu" ucap Xue luan.

"Apa aku pernah bahagia? aku bahkan tidak tau, apa itu kebahagiaan. Kurasa hanya ada tangisan dan tangisan, juga rasa sesak yang tak kunjung usai," keluh Li heeng.

"Kenapa kau terlihat menderita begini? bukankah beberapa menit yang lalu kau masih tersenyum dan tertawa?" ujar Xue luan.

"Senyuman itu palsu, aku hanya berpura-pura bahagia! berpura-pura kuat, padahal aku sudah lelah. Hiks! aku lelah dengan takdir hidupku!" ujar Li heeng.

Xue luan merasa kasihan dan langsung memeluknya dengan sangat erat. Suara tangisan Li heeng terdengar semakin keras dan tersendu-sendu di pelukannya.

"Sebanyak apa luka yang telah kau alami, sampai kau terlihat menyedihkan seperti ini" batin Xue luan.

••••

Di malam hari, Feng xi tengah mengasah pedang kesayangannya di depan kediaman asrama pria. Saat itu Wuyao datang, dan mengatakan jika dirinya ingin keluar sebentar untuk membeli 2 botol arak. Feng xi mengangguk lalu Wuyao pergi. Ia berkeliling mencari penjual arak, tapi tiba-tiba saja di tengah jalan, ada seorang pemuda yang memegang bahu kanannya. Tentu Wuyao terkejut sembari mencengkram tangan pemuda itu. Ia membalikkan badan, dan menyadari Anming berada tepat di hadapannya.

"Anming?" ucap Wuyao.

Mereka berdua duduk di salah satu tempat sepi. Raut wajah yang Wuyao tunjukkan sangatlah dingin dan kesal. Anming memahami sikap Wuyao ketika melihatnya. Tapi Anming tetap tersenyum lalu mencoba bicara sepatah kata pada Wuyao.

"Wuyao, aku ingin bicara denganmu" ucapnya.

"Tidak ada yang perlu di bicarakan, semua sudah jelas."

"Aku tau kesalahanku, tapi aku yakin, hanya kau yang bersedia mendengar kebenaranku,"

"Kenapa kau tega? kau mengkhianati Li heeng, apa kau tidak berpikir, bagaimana perasaanya?!"

"Kau adalah yang paling sabar, kumohon dengarkan penjelasanku,"

"Apa yang mau kau jelaskan!"

"Aku terpaksa menikahi wanita yang sudah kuanggap sebagai adikku sendiri karena paksaan dari pamanku,"

"Pamanmu? kau dipaksa?"

"Pamanku sudah mengetahui tentang identitas Li heeng, dan dia mengancamku, jika aku tidak menikahi Jiayi, maka dia akan membunuh Li heeng."

"Apa?! membunuh Li heeng?"

"Iya. Selama di sana aku benar-benar terpuruk. Aku tidak tau harus apa, berulang kali paman mengancamku, dan aku tidak berdaya,"

"Bagaiman bisa pamanmu tau tentang Li heeng?"

"Itu dia yang mau aku bicarakan denganmu. Saat upacara pernikahanku, aku melihat keberadaan Xhucao di sana,"

"Xhucao? jadi, apa jangan-jangan?"

"Tepat sekali. Aku curiga, semua informasi yang pamanku dapat tentang Li heeng itu berasal dari dia, aku juga heran, bagaimana cara Xhucao bisa mengenal pamanku,"

"Pantas saja, Xhucao terburu-buru pergi dari akademi Fungyao,"

"Aku terpaksa melukai perasaan Li heeng, agar dia tetap aman. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padanya, dan terpaksa menuruti keinginan pamanku,"

"Aku bingung harus percaya padamu atau tidak."

"Tak masalah, kau mau percaya atau tidak itu hakmu. Tapi inilah kebenarannya, aku juga tidak bisa mengatakan kebenaran ini ke semua orang, karena jika pamanku tau, mungkin Li heeng dalam bahaya. Lagi pula, saat ini aku masih memantau gerak-gerik paman dan Xhucao,"

"Kali ini aku bisa saja percaya walau masih ragu, aku akan membantumu,"

"Terima kasih, Wuyao."

"Apa kau ingin bertemu dengan Feng xi?"

"Tidak. Yang ada dia akan membunuhku saat itu juga,"

"Ya sudah, kapan kau kembali ke Gunshang?"

"Besok aku sudah kembali, karena aku juga sudah bertemu dengan Li heeng. Melihatnya baik-baik saja membuatku lega,"

"Bertemu Li heeng? kapan? di mana?"

"Di pusat kota Xunmeng, tapi dia masih membenciku. Tak apa, aku pantas menerimanya."

"Hhh.. semoga kau bisa membuktikan pada kami semua, jika kau tidak seburuk pemikiran mereka di sini."

••••

Esoknya, di pusat pembangunan, Jinhou sedang mengelilingi beberapa tenda kerajaan milik Jinxu cang dan Changyi. Perkemahan itu terlihat kosong karena semuanya sedang sibuk melanjutkan aktivitas. Ia mengintip dan mencari sesuatu. Di atas meja, Jinhou melihat sebuah kotak aneh dan ia langsung membuka kotak itu. Jinhou terkejut menemukan beberapa segel daerah yang ternyata ada dalam kendali Jinxu cang. Ia pun berpikir, apa rencana Jinxu cang?? untuk apa semua segel ini?. Saat hendak menelusuri perkemahan Changyi, langkah beberapa prajurit terdengar mendekat, dan ia pun segera pergi dari situ.

Di pusat pembangunan, Jinxu cang tengah serius memantau dan memperhatikan anak buahnya, kemudian Changyi datang.

"Yang mulia? hamba membawa kabar, jika Shangguan Zhao saat ini tengah mencoba menemui guru lamanya di Yinxu,"

"Guru lamanya? apakah dia guru yang bertugas menjaga lotus perak bersamanya waktu itu?"

"Benar, dan untuk gadis yang tempo hari, hamba belum bisa menemukannya, kelihatannya dia juga sudah pergi dari perguruan Fungyao,"

"Dua orang itu memanglah aneh, coba telusuri lagi, jika ada gerak-gerik mencurigakan, langsung sampaikan padaku."

"Baik, yang mulia."

Saat tengah berbincang serius, beberapa prajurit langsung datang melapor, jika ada penyusup di tenda perkemahan mereka. Jinxu cang terkejut dan tegang menatap Changyi.

"Segel daerah!" gumam Jinxu chang bergegas pergi dari situ, dan Changyi juga ikut menyusulnya.

Sampainya di sana, ia langsung masuk dan melihat segel daerah miliknya masih tersimpan aman di atas meja. Tentu ia curiga, siapa kira-kira penyusup yang datang? lalu ia meminta beberapa prajurit untuk menabur semacam bubuk berwarna puih seperti pasir ke seluruh permukaan lantai kediamannya itu. Tak lama kemudian, muncul jejak kaki dan juga jejak tangan seseorang di meja miliknya tersebut.

"Kelihatannya dia mencoba mengambil segel daerah milikku, apa tujuannya? siapa yang bisa tau benda ini kalau bukan orang dari dalam istana" ujar Jinxu cang.

"Penyusup ini sangat cerdik, dia berhasil lolos, tapi jejaknya masih tertinggal" ujar Changyi.

"Cari tau siapa dia, sepertinya selama ini gerak-gerik kita telah di mata-matai olehnya" ujar Jinxu cang.

"Baik yang mulia, anda tenang saja" ujar Changyi mengangguk.
.

Di Yinxu, Shangguan Zhao sedang membereskan barangnya, kemudian bergegas menemui paman Bai.

"Paman?" ucapnya menyapa.

"Nak? kau mau ke mana?" tanya paman Bai.

"Aku izin pergi karena harus menyelesaikan beberapa urusan penting" ujar Shangguan Zhao.

"Baiklah, semoga perjalananmu lancar, jauh dari hambatan. Sering-seringlah kemari, aku sangat senang kau berkunjung" ujar paman Bai.

"Paman tenang saja" ujar Shangguan Zhao.

"Tunggu nak!" ujar istri paman Bai lalu memberikan sebuah kertas pada Shangguan Zhao.

"Berikan surat ini pada Li heeng jika urusanmu sudah seleai, hanya itu" ujar istri paman Bai.

"Akan kusampaikan nanti jika bertemu lagi dengannya."

Shangguan Zhao kembali melanjutkan perjalanan menuju goa suci untuk menemui paman Jijung. Di tengah perjalanan, ia pun terpikirkan sesuatu lalu membelok arah ke bagian hutan yang sangat dalam. Tepat di depan sebuah gundukan makam, Shangguan Zhao meletakkan sebuntal kain yang ia bawa lalu bersujud hormat. Gundukan makam itu ialah gundukan milik keluarga tuan Hong yang tak lain adalah orang tua Li heeng. Gundukan itu Li heeng bangun sendiri untuk keluarganya sebagai tempat yang aman untuk bisa mengebumikan jasad semua keluarganya agar beristirahat dengan tenang.

"Paman? bibi? dan saudara-sudaraku? aku yakin kalian pasti bangga, karena putri kalian satu-satunya telah tumbuh menjadi gadis yang kuat. Aku berjanji, akan selalu melindunginya, dan membantunya merebut kembali apa yang memang haknya. Akan kubuat dia di segani dan di hormati oleh dunia ini" ucap Shangguan Zhao.

Bunga dari pepohonan tiba-tiba berguguran dan menimbun di atas gundukan makan itu, Shangguan Zhao meneteskan air mata dan berpikir apakah itu restu dari keluarga tuan Hong untuknya? ia pun tersenyum lalu kembali bersujud. Setelah itu, Shangguan Zhao melanjutkan perjalanan.

Di goa suci, guru Jijung tengah menabur biji-bijian di sekitaran goa itu, kemudian Shangguan Zhao datang dan langkah kakinya itu membuat guru Jijung tersenyum sembari membalikkan badan.

"Sudah kuduga, itu pasti kau" ucap guru Jinjung. Shangguan Zhao tersenyum dan menunduk hormat di hadapan guru Jijung.

"Bagaimana kabar anda, guru?"

"Kabarku baik, kau sendiri?"

"Kabarku juga baik, dan aku ingin membahas hal penting denganmu."

"Aku tahu, dan aku paham, kalau gitu ayo kita masuk dan bicarakan di dalam."

Mereka bedua berjalan masuk ke dalam goa suci itu, lalu duduk dan mulai membicarakan hal penting yang menjadi tujuan utama Shangguan Zhao.

"Guru? bolehkan aku tau, di mana Master berada?"

"Hhhh.. tidak mudah untuk bertemu dengannya. Kau harus melewati dua bukit tinggi, dan satu laut besar untuk menemuinya,"

"Apakah sejauh dan sesulit itu?"

"Tentu saja. Bahkan ketika kau menemuinya, kau juga akan di uji, baik kemampuanmu dan akal cerdikmu,"

"Kira-kira, apakah lotus perak masih aman?"

"Aku merasa kalau keberadaan lotus perak saat ini sangat aman, dan di lindungi dengan baik. Bukankah belum ada tanda-tanda kekacauan dari lotus perak?"

"Guru benar."

"Memang cara satu-satunya adalah menemui Master, karena aku pun yakin jika dia tau di mana lotus perak berada,"

"Kalau gitu, aku perlu melatih kemampuanku di sini, agar nanti siap ketika bertemu dengan master,"

"Aku akan membantumu, tapi apa kau tau siapa yang berhak atas lotus perak itu?"

"Aku tau siapa yang pantas memiliki lotus perak itu."

••••

Di istana kekaisaran, Li heeng berdiam diri melamun di kedimannya. Ia masih teringat dengan wajah Anming dan itu membuatnya murung berkepanjangan.

"Aku tidak boleh begini, lebih baik aku pergi ke tempat lain saja" ucap Li heeng lalu pergi dari situ.

Ia berjalan menuju ruang praktik pengobatan Ling fei namun, di tengah jalan ada 4 orang prajurit yang datang menghadangnya.

"Siapa kalian?" tanya Li heeng.

"Hei gadis cantik? beritahu kami kenapa Kaisar bisa tergila-gila padamu? ku akui, kau memang cantik tapi.. kau pasti memakai pemikat, iya kan?" ujar salah satu prajurit itu.

"Pemikat? ck! aku memang cantik, kalau dia tergila-gila denganku itu urusan dia, aku tidak peduli" jawab Li heeng bersikap arogan lalu bergegas pergi dari hadapan para prajurit itu.

"Sombong sekali, hei! kau hanyalah seorang penari pinggiran, kenapa kau tidak bermain-main dengan kami saja?" ucapan prajurit itu membuat Li heeng sangat marah. Ia pun langsung membalikkan badan dan mencakar salah satu wajah prajurit itu.

"Aaaa!!!" teriakan keras prajurit itu lantaran kesakitan dengan wajah yang berdarah akibat cakaran dari kuku Li heeng.

"Apa yang kau lakukan!! beraninya kau!!" bentak prajurit itu.

"Wueek!! kau pikir aku takut? kau salah sasaran, harusnya jangan bermain-main denganku!!" ketus Li heeng lalu menghantamkan kedua kakinya ke wajah para prajurit itu hingga mereka semua jatuh terlungkup.

Li heeng memusatkan kekuatannya dan mengikat semua tubuh prajurit itu dengan mantra. Di aula utama kekaisaran, Xue luan tengah membahas hal penting dengan beberapa mentrinya namun, di tengah rapat itu, salah satu prajurit datang dan melapor jika terjadi kegaduhan di dekat taman istana. Xue luan menggertakkan giginya lalu bangkit untuk melihat apa yang terjadi.

Sampainya di sana, ia terkejut melihat para prajuritnya itu terikat erat dengan posisi terbalik, yaitu kepala di bawah dan kaki di atas. Bukan itu saja, bahkan para prajurit itu bertelanjang dada dengan wajah memar. Kemudian suara gelak tawa juga terdengar sangat keras. Xue luan menoleh menatap tepat ke arah Li heeng yang sedang tertawa terbahak-bahak. Sudah jelas jika semua itu adalah perbuatannya. Di atas batu besar, Li heeng duduk sembari tertawa hingga terpingkal-pingkal melihat para prajurit itu.

"Hahahaha!!!" suara tawa yang tiada henti, membuat Xue luan geram lalu mendekatinya.

"Apa yang kau lakukan!!" bentak Xue luan.

"Ah! Kaisar? aku menghukum mereka semua" jawab Li heeng tanpa ada rasa takut sedikit pun.

"Menghukum? apa yang mereka lakukan? kenapa kau suka sekali bermain-main seperti ini!" ujar Xue luan

"Aku tidak bermain-main, mereka yang menggodaku dan meremehkan aku. Tentu saja aku tidak tinggal diam" ujar Li heeng perlahan semakin pelan.

"Kau ini perempuan, tapi tingkahmu geragas sekali!" ujar Xue luan heran.

"Kenapa jadi kau yang marah?! harusnya aku yang marah, karena prajuridmu berani sekali mengejekku!!" ketus Li heeng.

Semua pelayan di situ ketakutan melihat cara Li heeng berbicara dengan Kaisar Lu. Bahkan mereka sudah memberi isyarat agar Li heeng bisa menurunkan lagi nada suaranya, tapi semua pelayan itu di abaikan olehnya. Li heeng tidak peduli meski yang ada di hadapannya adalah seorang Kaisar sekalipun.

"Kau membuat kesabaranku habis. Prajurit!!! lepas ikatan para prajurit itu lalu bawa gadis ini ke kediamanku sekarang!!" pinta Xue luan lalu pergi.

"Ah! aku tidak mau, lepas!! Kubilang lepaaaas!!!" teriak Li heeng meronta-ronta.

Para prajurit itu menggenggam kuat kedua lengannya dan sedikit mengangkat tubuhnya hingga kaki Li heeng mengambang dari permukaan tanah. Kakinya menendang-nendang, tapi para rajurid itu tetap membawanya pergi.
.
.
.
.
.
.

Bersambung...

Yuk support Author dengan cara vote cerita ini, vote dari kalian sangat berarti bagi saya 🙌  jangan lupa klik bintang di bawah ini yaa.. 👇🙏

Xie.. Xie... 😘❤

Продовжити читання

Вам також сподобається

JENDRAL ITU MILIKKU [END] Від Frslx_

Історичні романи

893K 44.2K 44
"Anjing sekali everybody, yakali gue tidur langsung beda dunia" Bagaimana jadinya seorang Queena Selvi Dealova Kenward jiwa masa depan bertransmigras...
Bunga Pribumi Від Fᵣₐ_sʜᴀ

Історичні романи

8.6K 522 10
Pelacur, wanita penghibur, murahan, atau apapun yang orang lain sematkan padanya tak membuat gadis itu menyesali keputusannya. Menolak lamaran dari p...
BITTER TRUTH [END] Від Angel

Історичні романи

8.6M 1.1M 91
"Buktikan bahwa bukan kau yang meracuninya dengan pedang ini" ucap Duke Hevadal dengan wajah yang sedingin dinginnya pada putri kandungnya sendiri El...
1.5M 111K 73
(Bakal direvisi kalo authornya gak males.) Selena, seorang perempuan nolep yg pinter, dia ber transmigrasi ke tubuh seorang antagonis di buku novel...