Tentang RaSa |• [TERBIT]

By Helfy_an

1M 107K 34.6K

Terbit di PenerbitGalaxy *Part Lengkap SPIN OFF ZERGIO!!! (18+) Jadi orang ketiga? Oh tentu tidak. Sasa hanya... More

Prolog
RaSa |• 1
RaSa |• 2
RaSa |• 3
RaSa |• 4
RaSa |• 5
RaSa |• 6
RaSa |• 7 |17+
RaSa |• 8
RaSa |• 9
RaSa |• 10
RaSa |• 11
RaSa |• 12
RaSa |• 13
RaSa |• 14
RaSa |• 15
RaSa |• 16 | 18+
RaSa|• 17
RaSa |• 18
RaSa |• 19
RaSa |• 20
RaSa |• 21
RaSa |• 22
RaSa |• 23
RaSa |• 24
RaSa |• 25
RaSa |• 26
RaSa |• 28
RaSa |• 29
RaSa |• 30
RaSa |• 31
RaSa |• 33
RaSa |• 34
RaSa |• 35
RaSa |• 36
RaSa |• 37
RaSa |• 38
RaSa |• 39
RaSa |• 40
RaSa |• 41
RaSa |• 42
RaSa |• 43
RaSa |• 44
RaSa |• 45
RaSa |• 46
RaSa |• 47
RaSa |• 49
RaSa |• 50
RaSa |• 51
RaSa |• 52
RaSa |• 53 [END]
Epilog
TRaSa Lanjut ke?
Vote Cover
Spesial Chapter!

RaSa |• 48

12.7K 1.9K 893
By Helfy_an

Siapa yang masih setia nungguin?
Dari prolog sampai di chapter ini...
Wkwk


Oke, Happy Reading ❤️

•••

Tak ada perubahan dalam hubungan Rafa dan Sasa.

Hari-hari berlalu, dan Sasa tidak pernah pulang ke Apartemen. Membiarkan suaminya sendirian di sana.

Sasa? Gadis itu melarikan diri ke Villa. Tempat mereka memadu kasih sebelum masalah berat ini menimpa.

Setelah berhari-hari menenangkan diri di sana. Sasa akhirnya kembali pulang. Ya, kali ini Sasa berniat ke Apartmennya bersama Rafa.

Tanpa Sasa ketahui, hari ini ada berita menghebohkan tentang dirinya.

Baru saja mobilnya terparkir di basement gedung, ponselnya berdering keras. Melirik si penelpon, ternyata nomor tak dikenal. Tapi Sasa langsung mengangkatnya tanpa ragu.

"Hal---"

"Gak tau diri ya Lo?"

Sasa mengernyit saat mendengar suara yang cukup familiar. "Lo siapa?" tanya Sasa to the point.

"Cih! Gue Natya. Asal Lo tau, gara-gara perbuatan menjijikan Lo itu, Lo bener-bener bikin malu tau nggak?"

Sasa semakin mengernyit. Meskipun kaget saat tau jika Natya lah yang menelponnya. Entah dari mana Natya mendapatkan nomor ponselnya.

"Apa-apaan sih Lo? Tiba-tiba nelfon, ngomong gak jelas."

Natya terdengar tertawa di seberang. "Gak cuma gak tau malu, tapi Lo juga gak tau diri. Gara-gara skandal Lo sama cowok yang udah punya calon istri, atau lebih tepatnya Lo pelakor. Gue ikut kena imbasnya. Yang tau kalo gue sodara tiri sama Lo, malah mikir gue sama kaya Lo! Temen-temen gue ngejauh bangsat!" seru Natya emosi.

Sasa semakin tak mengerti. Kesal juga atas omongan Natya. Memang banyak yang tau jika mereka saudari tiri. Karena sebenarnya putri Pratama Zevallo yang lebih dulu ditau publik adalah Natya, barulah Sasa dan Ghea.

"Gue gak ada urus---"

"Ngerebut tunangan sahabat lagi. Gak punya perasaan emang. Kata yang cocok buat Lo, mau denger?"

Natya terkekeh sinis di seberang sana sebelum berteriak keras dengan penuh emosi.

"LO PERUSAK ANJING!! PEREBUT GAK TAU DIRI!"

Tangan Sasa terkepal. Matanya menatap tajam ke depan.

"Bacot." Hanya itu tanggapan Sasa sebelum memutuskan sambungan telepon sepihak.

Wanita itu memilih segera bergerak untuk ke unit Apartemennya. Tubuhnya benar-benar letih, dan ia memilih melupakan kejadian dengan Natya barusan. Meskipun pikirannya bertanya-tanya maksud dari kemarahan Natya padanya.

Setelah memasukkan sandi apartemen, Sasa langsung masuk ke dalam. Lagi-lagi hanya kekosongan yang ia dapat. Mungkin suaminya masih tinggal di Mansion. Lagipula pria itu memang tidak berniat pulang ke sini kan?

Ting!

Sasa beralih melirik ponselnya yang baru saja berdenting. Tertera nama Syela sebagai seseorang yang mengiriminya pesan.

Mendengus pelan, Sasa mendudukkan bokongnya ke kursi sofa dan membaca isi pesan dari Syela. Gadis itu mengirimkan sebuah foto.

_____

Syela
*Send a picture*

Ini gak bener kan, Sa? Kamu gak mungkin kaya gini kan?
____

Mata Sasa membulat saat melihat foto yang Syela kirimkan.

"Ini bukannya foto waktu gue sama Rafa di Bali?" gumam Sasa pelan.

Foto itu adalah fotonya dan Rafa yang jalan bergandengan tangan di Mall. Berarti saat itu ada yang memata-matai dirinya dan juga Rafa? Lalu bagaimana bisa foto itu tersebar?

Tangan Sasa terkepal. Matanya melirik nama Syela yang terpampang di ponselnya. Sungguh, Sasa sangat ingin menjauhkan Syela dari kehidupannya dan Rafa.

"Seandainya bisa, gue pengen lo mati...." Sasa tersenyum miring. "Gue jahat? Gue gak peduli, Syela. Yang penting Rafa tetap di samping gue," lanjut Sasa mendesis dengan rahang mengatup kuat.

Kemarahan menguasai wanita itu. Hingga otaknya tidak bisa berpikir dengan baik. Yang Sasa pikirkan hanyalah Syela yang merupakan dalang dari semua yang telah terjadi. Sepenuhnya, Sasa menyalahkan Syela sebagai perusak hubungannya dengan Rafa.

"Gue gak akan tinggal diem. Sekarang lo udah liat berita itu kan, Syel? Sekarang giliran gue yang beraksi," gumam Sasa tersenyum miring. Berbagai rencana licik telah tersusun apik di kepalanya.

Di detik berikutnya, raut wajah Sasa berubah tenang kembali. Jari-jarinya bergerak lincah membalas pesan Syela.

____

Lo percaya gue?
Datang ke Apartemen Rafa kalau lo mau tau jawabannya. Sekarang!

____

Di lain tempat, mata Rafa fokus ke berkas-berkas yang ada di atas mejanya. Tapi pikiran dan telinganya malah fokus pada Zergio yang tiba-tiba datang bertamu.

"Lo udah ngomong ke Sasa?" tanya Zergio to the point.

'Kalau bukan mau Ghea juga, gue udah lama lepas tangan masalah mereka,' gerutu Zergio dalam hati. Lelah juga dengan masalah Rafa yang tak kunjung selesai.

Sedangkan Rafa? Seminggu lebih ditinggalkan sendiri oleh istrinya, Rafa akhirnya membongkar semua rahasianya pada teman-temannya. Termasuk kejadian dua tahun lalu yang hanya diketahui oleh Zergio.

Fano dan Agra. Kedua pria itu memberikan bogeman di wajah Rafa karena telah menyembunyikan kebenaran yang menyakiti hati kedua pria itu sebagai seorang sahabat. Bukan hanya Fano dan Agra, tapi Angga, Azka, serta Bryan pun marah.

"Gue kecewa sama lo berdua. Kalian nganggep kita juga gak sih?"

"Di saat titik terendah sahabat gue, dan gue malah gak tau apa-apa!"

Jika saja tidak ada Ghea, serta pasangan para pria itu masing-masing. Mungkin persahabatan mereka bisa terpecah. Ghea bahkan sampai harus menangis dulu hingga membuat kelima laki-laki yang dilanda emosi itu mengalah dan mau mendengarkan penjelasan Rafa.

Sejujurnya, Rafa enggan menceritakannya. Tapi Zergio mendesak. Karena biar bagaimanapun, sahabat mereka harus tau.

Dan seharusnya Sasa juga sudah mengetahui rahasia itu. Tapi wanita itu terlalu keras kepala hingga tidak mau mendengarkan suaminya yang saat itu ingin menjelaskan semuanya.

Rafa menjauhkan berkas-berkas di depannya dan beralih menatap Zergio."Dia gak mau dengerin gue," lirih Rafa pelan.

"Terus langkah lo selanjutnya apa?"

"Gue gak bisa gini terus. Ngasih tau Syela tentang Sasa, kondisi dia pasti memburuk." Rafa terdiam sejenak, sebelum menatap Zergio serius. "Gue butuh bantuan lo, Gi."

Zergio tersenyum tipis. "Apapun pasti gue bantu, Raf."

Rafa menunduk kemudian menghembuskan nafasnya pelan. "Palsuin kematian gue."

Mata Zergio membola. Refleks pria itu berdiri dari duduknya. "Maksud lo?!" Zergio menatap Rafa tajam.

"Gue mau semua orang ngira gue udah mati. Setelah itu gue bisa bawa Sasa tinggalin Indonesia."

Tangan Zergio terkepal. "Lo mau ninggalin kita semua? Bunda Dela? Noah?"

Rafa terkekeh kecut. "Gue pengecut ya, Gi? Lari dari masalah?" gumam Pria itu miris. Matanya sudah berkaca-kaca.

Rafa sanggup meninggalkan semuanya. Asal Sasa tidak pergi dari hidupnya. Sasa bagai oksigen bagi Rafa. Kepergian wanita itu selama beberapa hari saja, telah berhasil membuat Rafa kembali melakukan hal gila. Kembali melakukan kebiasaannya ketika memutuskan hubungannya dengan Sasa dua tahun lalu.

Ah, kejadian dua tahun lalu... Rafa pernah hampir meninggal karena meminum obat penenang terlalu banyak. Jika saja Zergio tidak menemukan Rafa tepat waktu saat itu, maka dapat dipastikan mereka tidak akan bisa lagi melihat Rafa.

Ya, setelah beberapa bulan memutuskan Sasa melalui email, Rafa frustasi berat hingga meminum obat penenang terlalu banyak. Melakukan self harm lebih sering hingga ia kekurangan darah. Semuanya diurus Zergio tanpa sepengetahuan siapapun. Termasuk Ghea.

Saat itu Rafa masih mempunyai Apartemen lama, sebelum gedung Apartemen miliknya sendiri yang atas nama Sasa, selesai dibangun.

Zergio merahasiakan kondisi Rafa dari semua orang. Itu semua permintaan Rafa ketika Rafa sadar. Dan Zergio menghargai keinginan sahabatnya. Lagipula, tidak ada yang tau jika Rafa ada di Indonesia saat itu selain keluarga Rafa dan Zergio. Karena teman-temannya hanya tau jika Rafa ada di Oxford.

Sebelumnya, Rafa sempat melepas obat penenang karena kondisinya. Tapi rupanya tak berlangsung lama, karena Rafa kembali lagi mengonsumsi obat itu setelah beberapa bulan kemudian.

"Seenggaknya, Syela mungkin gak akan maksa---"

"Tapi gimana kalau kabar kematian palsu lo itu malah ngebuat kondisi Syela memburuk? Bukannya sama aja?"

Rafa menggeleng. "Gue gak yakin, tapi mungkin kondisi Syela gak bakal separah kalau dia tau gue cinta nya ke Sasa, bukan dia."

Zergio mengernyit. "Maksud lo?"

Rafa tersenyum miris. "Gue masih belum yakin, tapi.... Mungkin Syela pengen nikah sama gue, karna sebelumnya dia gak dapat cinta dan kasih sayang dari Ayahnya Noah."

"Bang Rathan?" Rafa mengangguk.

"Gue pengen hidup tenang, Gi. Meskipun bukan di Indonesia atau dengan identitas gue. Gapapa, asal Sasa gak ninggalin gue."

"Raf---"

"Syela pengen nikah sama gue karna gue masih ada. Tapi kalau dia tau gue udah mati, dia pasti gak bisa ngapa-ngapain lagi. Gue harap, Sasa masih bisa bersabar sedikit lagi," gumam Rafa dengan kalimat terakhir yang memelan.

Zergio memijit pelipisnya pelan. Ide Rafa bukan ide yang buruk, tapi bukan ide yang bagus juga. Lari dari masalah, dan meninggalkan kehidupannya hanya untuk satu perempuan. Tapi Zergio mengerti, karena jika ia di posisi Rafa dan Ghea di posisi Sasa, Zergio akan melakukan apapun seperti Rafa saat ini.

"Oke. Gue bakal bantu lo."

Senyum tipis langsung merekah di wajah Rafa ketika mendengar keputusan Zergio.

Brak!

Pintu ruangan Rafa dibuka kasar oleh Dion. Pria itu tampak panik menghampiri Rafa.

"T-tuan. Berita hari ini...." Dion tak sanggup melanjutkan ucapannya. Ia hanya menyodorkan mackbook di tangannya pada sang atasan yang langsung menerimanya dengan cepat.

Mata Rafa mebulat saat melihat berita hari ini dipenuhi dengan foto-foto dirinya dan Sasa saat di Bali.

Hujatan kasar untuk Sasa sudah memenuhi isi komentar. Seketika Rafa takut, ia takut istrinya tau dan berakibat untuk kesehatannya. Rafa takut pikiran istrinya terbebani.

Pria itu terlalu fokus memikirkan kebahagiaan istrinya sendiri tanpa memikirkan kondisinya sendiri selama ini. Upaya Rafa mencegah Sasa kesulitan dalam hal apapun, malah berimbas pada kesehatannya, dan Rafa tidak peduli.

"Asal Sasa tetap bahagia tanpa beban. Gue gak peduli apa yang bakal gue terima." Itu adalah ucapan Rafa jika ditanya mengenai sikapnya selama ini.

Rafa langsung meraih ponselnya untuk menghubungi Sasa. Namun, ponsel istrinya tidak aktif.

"Gue harus pulang." Rafa berdiri dari duduknya setelah mengatakan itu.

"T-tapi tuan... Klien dari New York, lima menit lagi sampai---"

"Batalkan!" seru Rafa tanpa pikir panjang.

"T-tapi.... Mr. Mcalister hanya punya waktu di jam ini, Tuan. Setelah rapat, beliau akan langsung terbang ke London," ucap Dion takut-takut.

"Shit!" umpat Rafa meraup wajahnya kasar.

Zergio ikut berdiri dari duduknya. "Lo udah hubungin Sasa?" tanya pria itu tenang.

"Hm. Nomor Sasa gak aktif."

Zergio bersiap untuk pergi. "Gue gak bisa ganti lo, dia klien lo. Lagian lo gak perlu khawatir, Hp Sasa mungkin gak aktif, jadi dia gak bakal tau berita hari ini. Lo juga tau kemana Sasa nenangin diri kan?"

Rafa terdiam. Ucapan Zergio memang ada benarnya. Selama beberapa hari Sasa ke Villa untuk menenangkan diri, Rafa mengetahuinya. Tapi Rafa menghargai keputusan istrinya yang ingin sendiri. Rafa hanya tidak mau menghancurkan kenyamanan istrinya sendiri. Meskipun ia harus menderita menahan rindu.

"Gue pamit. Udah telat ke kantor nih," ucap Zergio berpamitan.

Rafa mengangguk. Kedua pria itu berpelukan ala pria sejenak, sebelum Zergio meninggalkan ruangan Rafa.

"Siapin ruang rapatnya," titah Rafa pada Dion, dan mencoba menenangkan diri.

***

_____

"Gak nyangka, cewek berpendidikan tapi pelakor!"

"Heran deh, padahal cantik, tapi kok doyannya sama punya orang."

"Padahal dia punya kembaran kan? Kembarannya aja dapet laki-laki sempurna. Kayanya dia gak mau kalah saing deh dari kembarannya, makanya dia embat CEO juga. Eh tapi malah embat calon suami orang."

"Nyesel pernah ngidolain dia, ternyata murahan!"

"Terinspirasi sama pencapaian karir dia. Tapi soal percintaan, jijik gue."

"Bukannya Gisyela Annamaria itu temennya ya? Di sosmed tunangan Rafa ada fotonya berdua sama si pelakor."

"Idih, rebut cowok sahabat sendiri. Emang sekarang sahabat tuh gak bisa dipercaya."

"Percuma cantik, tapi gatel ke cowok orang."

"Kasian gue sama kak Syela. Dia ditusuk sahabatnya sendiri."

"Gak ada malunya kali ya si pelakor itu?"

"Pelakor semakin menjadi-jadi."

____

Komentar jahat itu, Sasa baca dengan tenang. Kartu lama nya sudah ia buang. Tidak mau diganggu orang-orang lagi. Dan nomor itu lah yang Rafa hubungi tadi, namun sudah tidak aktif.

Di sosmed Sasa sendiri sudah penuh dengan umpatan-umpatan. Karena itulah Sasa langsung mematikan kolom komentar.

Kata-kata netizen memang benar-benar kejam. Mereka akan selalu menghakimi yang menurut mereka salah, tanpa mau tau kebenarannya.

Ting tong!

Senyum sinis langsung merekah di wajah tanpa ekspresi Sasa ketika bel Apartemennya berbunyi. Dengan segelas wine di tangan dan satunya lagi memegang ponsel, gadis itu tampak elegan.

Dari mana Sasa mendapatkan minuman itu? Tentu saja milik Rafa, meskipun Sasa sudah sering kali diperingati Rafa untuk jangan pernah menyentuh minuman itu. Yah Sasa menuruti, namun hari ini Sasa melanggarnya.

Meletakkan gelas wine dan ponselnya ke atas meja, sasa melangkah kan kakinya ke pintu dengan langkah tegas. Dagunya di angkat tinggi, wajahnya berekspresi datar tak tersentuh.

Ceklek!

Mata Sasa langsung bertubrukan dengan Syela yang tampak cemas. Gadis itu cemas dan takut. Ia berharap Sasa menentang keras tentang berita hari ini.

"Masuk."

Syela tampak bingung. Kenapa Sasa bisa masuk di Apartemen Rafa? Ah, apa mungkin ada Rafa juga di sini?

'Kak Rafa sama Sasa pasti mau jelasin tentang berita itu,' ucap Syela dalam hati dengan yakin.

Sungguh, nafas gadis itu mulai tersengal. Syela takut penyakitnya kambuh lagi.

"Duduk Syel," tukas Sasa mempersilahkan.

Wanita itu duduk dengan gaya angkuh. Menatap Syela dengan sorot mata penuh permusuhan, namun bibirnya tersenyum.

"S-sas---"

"Mau minum ini juga, Syel?" tanya Sasa mengangkat gelas minumannya.

"Eh ups gue lupa. Lo kan penyakitan, gak boleh minum sembarangan." Sasa melanjutkan dengan mimik wajah sok terkejut dan kasihan.

Syela mengernyit mendengar ucapan Sasa. Ia pikir, Sasa tampak berbeda hari ini.

"Sasa... Kamu...."

"Gimana sama berita hari ini? Suka gak?"

Syela tampak linglung. "E-eh? Kak Rafa mana?" cicit Syela mulai tak nyaman.

"Rafa? Lo nyari dia? Dia gak ada... Belum pulang," jawab Sasa menekan kata pulang pada kalimatnya.

"Kok... Kamu kok ada di sini? Sedangkan kak Rafa lagi gak di sin---"

"Gak usah pura-pura deh. Ngeliat berita hari ini, plus keberadaan gue di sini. Harusnya lo bisa mikir, hubungan gue sama Rafa kaya gimana." Sasa menyela dengan dengusan kasar.

"S-sasa kamu kok---"

"Alah, udah deh. Gak usah sok lugu." Lagi-lagi Sasa menyela. Wanita itu berdiri dari duduknya. "Tunggu di sini bentar, gue mau nunjukin sesuatu."

Syela meremat tas selempang yang ia kenakan. Tangannya berkeringat, kepalanya menunduk. Syela mulai merasa ketakutan berada di Apartemen ini.

Selang beberapa detik, Sasa datang dengan membawa sebuah amplop di tangannya. Wanita itu memandang Syela rendah.

"Gue ada kejutan buat lo," ucap Sasa ringan.

Sasa membuka amplop itu, mengeluarkan isinya dan membuangnya ke atas meja tepat di depan Syela.

"Hari ini, lo harus tau semuanya."

.

.

.


Gimana sama chapter ini? Suka gak? Wkwk

Gimana tanggapan kalian ke...

Rafa?

Sasa?

Syela?

Wkwk. Semangat vote & coment nya...
Sampai jumpa di chapter berikutnya...

Bay bay!

.

09/10/21

Continue Reading

You'll Also Like

88K 9.7K 75
Dear Diary. Aku hanya ingin punya keluarga yang normal tapi dari lahir aja udah gak normal, gimana dong? . . . WARNING : - YAOI bertebaran (YURI jug...
1.8M 9.8K 6
Blurb : Romantisme nikah muda. Tentang bagaimana manisnya rumah tangga Kelvin Pradijaya dan Raisya Katarina. Tapi sayangnya seseorang dari masa lalu...
768K 5.9K 21
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
17K 2.2K 46
Spin-off ANGEL & KEN Series Alexander Jensen sudah tertarik pada Talitha Darmawan sejak pertama kali mereka bertemu, dan semakin jatuh cinta ketika m...