Tentang RaSa |• [TERBIT]

By Helfy_an

1M 107K 34.6K

Terbit di PenerbitGalaxy *Part Lengkap SPIN OFF ZERGIO!!! (18+) Jadi orang ketiga? Oh tentu tidak. Sasa hanya... More

Prolog
RaSa |• 1
RaSa |• 2
RaSa |• 3
RaSa |• 4
RaSa |• 5
RaSa |• 6
RaSa |• 7 |17+
RaSa |• 8
RaSa |• 9
RaSa |• 10
RaSa |• 11
RaSa |• 12
RaSa |• 13
RaSa |• 14
RaSa |• 15
RaSa |• 16 | 18+
RaSa|• 17
RaSa |• 18
RaSa |• 19
RaSa |• 20
RaSa |• 21
RaSa |• 22
RaSa |• 23
RaSa |• 24
RaSa |• 25
RaSa |• 26
RaSa |• 28
RaSa |• 29
RaSa |• 30
RaSa |• 31
RaSa |• 33
RaSa |• 34
RaSa |• 35
RaSa |• 36
RaSa |• 37
RaSa |• 38
RaSa |• 39
RaSa |• 40
RaSa |• 41
RaSa |• 42
RaSa |• 43
RaSa |• 45
RaSa |• 46
RaSa |• 47
RaSa |• 48
RaSa |• 49
RaSa |• 50
RaSa |• 51
RaSa |• 52
RaSa |• 53 [END]
Epilog
TRaSa Lanjut ke?
Vote Cover
Spesial Chapter!

RaSa |• 44

11.8K 1.7K 391
By Helfy_an

Hay!
Selamat malam!

Gimana? Kangen gak? Wkwkwk

Jangan skip author note di bawah ya:)

Happy Reading 💜

•••

Alexa hanya bisa diam melihat Sasa yang juga tak kunjung membuka suara.

Beberapa jam yang lalu, Sasa datang ke rumahnya. Mengetuk pintu dan bilang ingin menginap di sana. Untung saja kedua orang tua Alexa tidak ada di rumah, jadi Sasa tidak perlu berakting agar terlihat baik-baik saja.

"Sa...." Alexa sejujurnya tak berani menegur. Tapi tidak mungkin mereka akan diam terus kan?

Alexa tau jika Sasa dan Rafa pasti bertengkar hebat. Karena jika Rafa tidak bisa pulang, Sasa hanya perlu menginap di Apartemen Nanda. Tapi ini?

"Gue gapapa Lexa. Gak usah khawatir."

Dan sedari tadi, hanya kalimat itu pula yang Sasa ucapkan ketika Alexa menatapnya kasihan atau kebingungan dan penuh tanya.

"Lo berantem sama Rafa?" Merasa keadaan mulai tenang, Alexa baru berani mengeluarkan pertanyaan sensitif itu. Meskipun ia sudah tau jawabannya.

Sasa saat ini telah berganti pakaian menjadi piyama milik Alexa. Karena tidak mungkin ia tidur mengenakan baju yang telah melekat di badannya seharian ini. Tentu ia juga membasuh diri di rumah Alexa.

"Lo gak mau cerita?" tanya Alexa sekali lagi. Gadis itu mengelus punggung Sasa dengan lembut.

Sasa tersenyum kecil. "Syela ke Apartemen Rafa."

'Si anj--- Medusa lagi toh?!'

"Dia tau Apartemen---"

"Gue gak tau dia tau Apartemen itu dari siapa. Tapi pas gue pulang, dia ada di dapur sama Rafa. Dan lo mau tau gimana gue mergokin mereka?" Alexa mendengarkan dengan seksama.

"Syela meluk Rafa yang lagi megang piring. Kaya suami istri yang lagi nyiapin makan malam kan?" sambung Sasa dengan wajah datar.

Alexa menggigit bibir bawahnya pelan. Sejujurnya, ia tidak tau mau menyalahkan siapa di sini.

Syela? Gadis itu tidak tau apa-apa.
Sasa? Wanita itu adalah pujaan hatinya Rafa. Dan mereka berdua saling mencintai. Sasa hanya ingin mengembalikan Rafa menjadi miliknya.
Dan Rafa? Pria itu pun tidak sepenuhnya salah. Alexa sudah tau bagaimana penderitaan Rafa selama bertahun-tahun ini setelah diceritakan Zergio. Rafa selalu menyembunyikan masalahnya dari siapapun kecuali pada Zergio. Bahkan, Sasa mungkin belum tau apa-apa tentang Rafa.

"Lo udah minta jelasin sama Rafa?" tanya Alexa hati-hati. Alexa pikir, kedatangan Sasa di rumahnya karena wanita itu tidak mau mendengar penjelasan Rafa. Tapi melihat Sasa mengangguk, membuat Alexa bingung sendiri.

"Rafa yang ngajak Syela ke Apart kalian?" Sasa menjawab dengan gelengan.

"Gue ngerasa, Syela ngikutin Rafa waktu Rafa pulang dari kantor. Atau mungkin dibantu Om Neal," ucap Sasa sedikit ragu.

"Terus Lo marah kenapa? Sampai ninggalin Rafa sendirian gini."

Sasa mendengus. "Dia habis ke Singapur bareng Syela. Mana gak bilang-bilang lagi sama gue," desis Sasa pelan.

Alexa menganga tak percaya. Ia memang sudah tau jika Rafa ke Singapura bersama Syela. Hey, berita mengenai kedua insan itu sudah tersebar. Selain itu, Bryan sudah menceritakan semuanya pada Alexa sebelum Sasa datang ke rumahnya.

Ya, Rafa memberitahu Zergio alasannya terpaksa menuruti ucapan Neal untuk ke Singapura bersama Syela.

Kemarin, ada sebuah foto lagi beredar. Dan foto itu memperlihatkan wajah Sasa. Jika saja Rafa menolak permintaan Neal, mungkin sekarang Sasa sudah diserang dan dicap pelakor oleh orang-orang.

Tapi Rafa menyelesaikan semuanya semalam, dengan menyogok beberapa stasiun tv dan artikel berita untuk menghilangkan foto itu sebelum tambah tersebar.

Rafa tidak ada istirahat, karena setelah mengurus itu, ia langsung terbang ke Singapura untuk menghadiri pesta itu bersama Syela. Mereka tidak berangkat menggunakan pesawat yang sama, karena Rafa menolaknya. Ia hanya ingin menjaga perasaan Sasa.

Dengan adanya berita mengenai Rafa dan Syela, foto Sasa tersebut perlahan menghilang dan dilupakan. Meskipun pasti ada beberapa orang yang telah melihat foto Sasa bersama dirinya di Bali. Tapi mungkin mereka tidak akan terlalu tau karena fotonya yang buram.

Meskipun begitu, Rafa tetap harus berupaya keras agar foto itu menghilang. Karena bisa saja kan? Suatu saat mereka akan tau siapa perempuan di foto itu jika Rafa diamkan saja dan tidak mengalihkan berita.

Alexa pun tidak ingin sahabatnya ini marahan dengan suaminya sendiri. Jadi malam itu, Alexa menceritakan apa yang ia tau tentang usaha Rafa melindungi Sasa. Meskipun pria itu mengorbankan waktunya sendiri untuk tidak tidur.

Sasa? Wanita itu mendengarkan dengan seksama. Namun setelah Alexa selesai bercerita, Sasa tak tau harus merespon seperti apa.

Marah, sedih, dan perasaan bersalah kini mendominasinya.

Ponsel milik Sasa yang berada di atas ranjang tidur Alexa berdering keras. Tertera nama Ghea sebagai pemanggil, membuat kedua perempuan itu saling menatap.

"Angkat coba," ucap Alexa lebih dulu merespon. Sasa tentu menuruti.

"Halo Ghe?"

"Sasa di mana? Kak Rafa ada di rumah sakit."

Tubuh Sasa membeku setelah Ghea menyelesaikan kalimatnya. Alexa yang juga mendengar ucapan Ghea pun mengambil alih ponsel Sasa, karena wanita itu tidak bergerak lagi.

"Kok Rafa bisa di rumah sakit Ghe?"

"Loh? Kok Lexa bareng Sasa? Eh aduh. Ghea sama kak Gio lagi di rumah sakit. Soalnya Dion nelfon kak Gio tadi. Tapi pas ke sini, Kak Rafa masih belum sadar. Kalian ke sini aja deh. Ghea ada di depan ruangan kak Rafa."

Alexa mengelus pundak Sasa berusaha menenangkan wanita itu yang mulai dilanda panik.

"Iya kita ke sana sekarang."

Tut Tut!

Sasa langsung bergerak cepat keluar dari kamar Alexa tanpa berniat mengganti baju. Hal itu membuat Alexa mau tak mau segera menyusul wanita itu. Masih dengan setelan piyama yang melekat di tubuh. Tak lupa Alexa membawakan ponsel Sasa yang ia pegang sejak berbicara dengan Ghea tadi.

"Gue yang nyetir," cegah Alexa ketika melihat gerakan panik Sasa yang ingin membuka pintu mobil. Tangan wanita itu gemetar.

Tanpa kata Sasa menuruti ucapan Alexa. Ia segera masuk ke kursi penumpang depan dan membiarkan Alexa mengemudikan mobilnya.

***

"Udah?" Ghea mengangguk menjawab pertanyaan suaminya.

Malam ini ia ke rumah sakit bersama Zergio sedangkan kedua anak mereka dititpkan pada Fano.

Beberapa menit yang lalu Dion menghubungi Zergio dan mengatakan jika Rafa ada di rumah sakit. Keduanya tengah menunggu di depan ruangan Rafa saat ini, menunggu kedatangan Sasa.

Zergio menggenggam tangan istrinya. Menenangkan wanita itu yang terlihat khawatir.

"Nanti Sasa---"

"Gapapa." Zergio menyela ucapan istrinya.

Keduanya saling menatap, hingga fokus mereka teralih saat Alexa dan Sasa datang dengan berlarian. Sontak Ghea langsung berdiri.

"Sasa----"

Sasa tak mendengarkan panggilan Ghea. Wanita itu terlampau panik hingga langsung menerobos ingin masuk ke dalam ruangan yang dapat ia pastikan adalah ruang rawat inap suaminya, Rafa.

Brak!

Tapi.... Begitu pintu itu terbuka, Sasa malah menemukan Syela yang tengah menyodorkan sesendok bubur di depan wajah Rafa.

Suara pintu yang diciptakan Sasa tadi, telah membuat kedua insan itu menoleh ke arah pintu. Di sana, Rafa tampak menatapnya sendu, sedangkan Syela tampak sedikit kaget.

"Oh? Sasa mau jenguk kak Rafa juga?"

Mata Sasa yang berkaca-kaca segera ia kedipkan berkali-kali untuk menghalau air mata yang siap tumpah. Terlebih ketika melihat tangan Rafa yang terkepal masih dengan menatapnya penuh puja.

"E-emm iya. Tadi Ghea ngabarin ke semua temen-temen Rafa," jawab Sasa pada Syela.

Setelah mengucapkan itu, Alexa dan Ghea masuk ke dalam ruangan Rafa. Sasa bisa melihat saudarinya itu menatapnya merasa bersalah. Mungkin karena tidak sempat memberitahu Sasa jika ada Syela di dalam ruangan ini.

"E-eh Syela! Ke kantin yuk. Kita beli cemilan buat temen-temen yang lain. Soalnya udah pada di jalan!" pekik Alexa mengalihkan suasana canggung di sana.

Syela tampak bingung. "Tapi kak Rafa belum makan."

"Ah, R-rafa... Dia bisa makan kok ntar. Udah buruan yah," kilah Alexa menarik tangan Syela. Memaksa agar gadis itu mengikuti langkahnya.

"Ghea ayo!" ajak Alexa pada Ghea. Ia tentu tidak mau terjebak berdua bersama Syela nanti.

Setelah ketiga perempuan itu meninggalkan ruangan Rafa. Hanya keheningan lah yang terjadi. Sasa tak kunjung melanjutkan langkahnya untuk berjalan lebih dekat.

Hal itu membuat Rafa tersenyum kecut. "Kamu benci sama aku?"

Sasa membuang muka ke samping. Enggan menatap Rafa yang tampak sangat menyedihkan.

Kekehan kecil terdengar dari mulut Rafa, membuat Sasa menoleh. Wajah pria itu terlihat putus asa.

"Syela punya riwayat penyakit. Gagal jantung."

_____

*Gagal jantung, merupakan suatu kegagalan otot jantung untuk memompakan darah secara memadai ke seluruh tubuh.
_____

Mata Sasa membola ketika Rafa mengucapkan kalimat itu tanpa nada yang berarti. Ia hanya terus menatap mata Sasa dengan intens.

"Aku memang gak suka sama Syela. Tapi dia tetap sahabat sekaligus adik buat aku. Empat tahun yang lalu, orang tua Syela meninggal karna kecelakaan pesawat. Awalnya kita semua ngira, Syela baik-baik aja. Tapi ternyata dia nyembunyiin penyakitnya sendiri. Dia juga nyembunyiin frustasinya dari keluarga aku." Tubuh Sasa tak mampu bergerak.

"Dua tahun lalu, kondisi Syela memburuk. Penyakit dia udah tahap bahaya karna gak pernah ke dokter. Papa bilang, Syela hanya ingin nikah sama aku.... Papa ngeliat buku diary Syela."

Tangan Sasa terkepal kuat. Berusaha menahan diri untuk tidak menangis dan berteriak marah. "T-tapi kenapa kamu yang harus nanggung ini semua?"

Tatapan Rafa tidak sedikitpun teralih dari wajah istrinya. "Syela gak punya siapa-siapa. Papa udah pernah bilang sama Syela kalo aku udah punya pacar waktu itu, tapi penyakit dan kekalutan mental Syela semakin memburuk. Karna itu Papa beralasan kalau aku udah putus sama kamu. Papa.... Dia cuma terlalu sayang sama Syela."

"T-tapi...."

"Aku mutusin kamu dua tahun lalu, dan aku harap kamu gak kembali lagi." Rafa terkekeh miris. "Karna aku pikir, kamu gak akan sudi ngeliat aku lagi. Tapi nyatanya, aku sendiri yang gak sanggup jauh dari kamu."

Tangan Sasa semakin terkepal kuat. Tanpa sadar ia telah melangkah mendekat hingga ia berdiri tepat di samping ranjang pasien Rafa.

"Kamu mau ngasih tau Syela sekarang? Silahkan, aku gak akan ngelarang lagi. Aku gak mau kamu ninggalin aku gara-gara ini," ucap Rafa dengan kepala menunduk.

'Sisanya biar aku yang tanggung, Sa.'

Deru nafas Sasa yang memburu terdengar jelas di dalam ruangan hening itu. Ia memikirkan kembali kejadian beberapa bulan ini.

Syela tidak sepenuhnya salah. Tapi mereka tidak mungkin selamanya seperti ini. Hidup dengan hubungan yang dirahasiakan oleh dunia. Sampai kapan akan seperti itu?

"Aku....."

"Kamu cukup percaya sama aku. Semuanya baik-baik aja," gumam Rafa tanpa menatap istrinya.

"Tapi...."

Ceklek!

Pembicaraan mereka terhenti saat pintu ruangan Rafa terbuka. Memunculkan Syela yang membawa sebotol minuman. Sedangkan di belakang ada Alexa dan Ghea yang menatapnya merasa bersalah karena telah gagal menahan Syela lebih lama di kantin rumah sakit.

"Loh? Kak Rafa belum makan? Ya udah deh aku suapin," ucap Syela begitu melihat semangkuk bubur Rafa yang masih utuh.

Dan yah, Rafa menerima suapan itu dengan terus menatap mata istrinya. Syela tentu senang, karena sedari tadi ia mencoba menyuapi Rafa, pria itu terus menolak. Kali ini ia menerimanya tanpa paksaan.

Sasa menggigit bibir bawahnya kuat sebelum beranjak pergi dari sana tanpa kata. Hal itu membuat Syela kebingungan, sedangkan Rafa tetap dalam keterdiamannya.

"Gue makan sendiri," tolak Rafa ketika Syela akan menyuapinya lagi.

Rafa mengambil alih mangkuk buburnya meskipun Syela masih ingin menyuapinya. 

Berbeda dengan Sasa yang kini berjalan pergi berniat meninggalkan rumah sakit. Tapi sampai di lantai bawah, langkahnya terhenti saat ada sepasang sepatu berhenti di depannya.

Dengan kernyitan di kening, Sasa mendongakkan kepalanya ke atas, dan menemukan keberadaan Zergio yang menatapnya datar.

Hanya melalui tatapan mata, Sasa seakan mengerti saat Zergio menggiringnya ke kantin rumah sakit. Di sana mereka duduk berhadapan.

"Gimana keadaan Rafa?" Rupanya Sasa lebih dulu menyerah. Ia melontarkan pertanyaan yang sedari tadi ia tahan untuk tidak dikeluarkan.

"Efek samping obat penenang yang dia minum udah makin parah. Self harm Rafa udah ditahap bahaya," tutur Zergio terlihat tenang. Tapi sejujurnya, pria itu dilanda kekhawatiran yang tinggi terhadap sahabatnya.

______

*Self harm/ Self-injury dilakukan untuk melampiaskan atau mengatasi emosi berlebih yang tengah dihadapi, misalnya stres, marah, cemas, benci pada diri sendiri, sedih, kesepian, putus asa, mati rasa, atau rasa bersalah. Bisa juga sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari pikiran yang mengganggu.
_____

Sasa menggigit bibir bawahnya sembari menundukkan kepala. Air matanya menetes perlahan hingga semakin lama semakin deras.

"G-gue nyusahin dia ya?" tanya Sasa lirih.

Zergio menggaruk pelipisnya yang sungguh tak gatal. Ia tidak tau cara menenangkan perempuan yang menangis. Jika istrinya gampang, cium saja sampai berhenti menangis.

"Rafa... Tadi dia bilang dia gak ngelarang aku buat ngasih tau Syela semuanya. Tapi Syela....."

"Gue gak ada hak ikut campur. Cuma mau ngasih saran aja. Gue yakin, keputusan Rafa udah dia pikirin mateng-mateng. Dia pasti punya alasan kenapa masalah ini selesai lebih lama."

"Tapi gue gak bisa gini terus. Gue mau tau---"

"Gue ngerti. Tapi gak semua hal bisa dia ceritain dengan mudah. Lo udah tau mental Rafa yang sekarang makin parah. Rafa cenderung hati-hati kalo mau cerita, dan gue setuju. Dokter bilang Rafa depresi Sa, ini udah tahap bahaya," ucap Zergio dengan tatapan ke lain arah, mengingat bagaimana Rafa melalui kehidupannya selama beberapa tahun ini.

"Tapi jujur, apa yang Rafa lakuin malam ini, masih terlalu ringan dibandingkan apa yang udah dia lakuin sebelumnya," sambung Zergio kembali melirik Sasa.

"Maksud lo?" Sasa menatap Zergio serius.

Zergio tak jadi menjawab pertanyaan Sasa saat Fano sudah mengiriminya pesan jika Zena terbangun dan menangis.

Belum juga ia bicara, Ghea sudah datang menyusulnya di kantin. Wanita itu tampak buru-buru hingga Zergio refleks berjalan cepat ke arahnya untuk menghentikan lari wanita itu.

"Gak usah lari-lari," tegur Zergio tajam.

Ghea hanya meringis pelan dan menganggukkan kepalanya. kemudian menatap Sasa yang kini menghampirinya. "Duh. Ghea sama Kak Gio pulang duluan ya Sa? Zena nangis," ucap Ghea sembari memeluk saudari kembarnya itu.

Sasa terkekeh pelan. "Iya gapapa. Gue juga mau ke atas lagi. Alexa pasti nungguin," ucap Sasa menenangkan.

"Hati-hati," ucap Sasa lagi, sebelum kedua pasangan itu benar-benar meninggalkan rumah sakit.

Tapi sebelum benar-benar pergi, Zergio sempat berbalik untuk menatap Sasa dengan serius.

"Dion ngehubungin gue pas dia udah di rumah sakit."

Sasa hanya diam. Ia tau jika pria itu masih akan berbicara.

"Pintu Apartement kalian dalam keadaan gak terkunci. Dan yang nemuin Rafa dalam keadaan gak sadar... Itu Syela."

.

.

.

Malam Minggu aku up. Tapi besok-besok gak janji.

Semester sekarang udah mulai sibuk. Gak bisa sesantai sebelum-sebelumnya 😭

Dan yah, aku pikir bakal nyelesein cerita ini Segera. Tapi ternyata milah waktu buat nulis susah banget. Soalnya perlu mood dan pemikiran yang fokus juga. Jadi terpaksa aku up sebelum ngetik sampai ending.

Yang ngeliat story' Ig aku pasti tau kalo aku udah infoin waktu itu bakal lama gak up karena mau ngetik dulu di draft sampai ending. Tapi ternyata karna kesibukan yang benar-benar padat, dan tugas yang gak main-main wkwk jadi aku sempetin up. Dari pada kalian nunggu lama. Cuma ya itu, up nya gak beraturan nanti.

Kalo ada kekeliruan mohon ditegur ya:)

Sampai jumpa di next chapter. Jangan lupa jaga kesehatan💜
Bay!

.

18/09/21

Continue Reading

You'll Also Like

996 55 3
⚠️JANGAN SALAH LAPAK⚠️ INI LAPAK BXB/HOMO/GAY JADI YANG TIDAK MENYUKAINYA JANGAN MENCOBA MEMBACANYA!!!
530K 14.9K 50
Rank: #124 = 2017, 09, 15 Perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtua mereka yang mau tidak mau harus diterima oleh keduanya Disetiap cerita pasti...
2.1M 98K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
1.1M 55.6K 48
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...