Tentang RaSa |• [TERBIT]

By Helfy_an

1M 107K 34.6K

Terbit di PenerbitGalaxy *Part Lengkap SPIN OFF ZERGIO!!! (18+) Jadi orang ketiga? Oh tentu tidak. Sasa hanya... More

Prolog
RaSa |• 1
RaSa |• 2
RaSa |• 3
RaSa |• 4
RaSa |• 5
RaSa |• 6
RaSa |• 7 |17+
RaSa |• 8
RaSa |• 9
RaSa |• 10
RaSa |• 11
RaSa |• 12
RaSa |• 13
RaSa |• 14
RaSa |• 15
RaSa |• 16 | 18+
RaSa|• 17
RaSa |• 18
RaSa |• 19
RaSa |• 20
RaSa |• 21
RaSa |• 22
RaSa |• 23
RaSa |• 24
RaSa |• 25
RaSa |• 26
RaSa |• 28
RaSa |• 29
RaSa |• 30
RaSa |• 31
RaSa |• 33
RaSa |• 34
RaSa |• 35
RaSa |• 36
RaSa |• 37
RaSa |• 38
RaSa |• 40
RaSa |• 41
RaSa |• 42
RaSa |• 43
RaSa |• 44
RaSa |• 45
RaSa |• 46
RaSa |• 47
RaSa |• 48
RaSa |• 49
RaSa |• 50
RaSa |• 51
RaSa |• 52
RaSa |• 53 [END]
Epilog
TRaSa Lanjut ke?
Vote Cover
Spesial Chapter!

RaSa |• 39

12.1K 1.7K 420
By Helfy_an

Selamat malam dan selamat datang🤣

Kangen? Iya tau😚
Bhaks

Udah deng. Happy Reading 💜

•••

Hari berganti hari, kini telah genap dua Minggu berlalu setelah pernikahan Angga dan Riana dilangsungkan.

Rafa dan Sasa kembali pada kesibukan masing-masing. Selama itu juga, Sasa tidak pernah lagi bertemu dengan Syela.

Bukan hanya itu saja, Neal juga tidak pernah lagi mendesak Rafa mengenai perjodohan putranya dengan Syela. Pria setengah baya itu seolah hilang kabar dan seolah sudah tidak mempermasalahkan mengenai perjodohan itu.

Tapi bukan berarti Rafa dan Sasa bisa menyikapi santai hal seperti ini. Karena Sasa yakin, jika Neal pasti merencanakan sesuatu, dan yang pasti itu bukan hal baik.

Saat ini, Sasa tengah bersama Vela dan Nanda di Apartemen yang sekarang resmi milik Nanda.

Mereka menonton film bersama dengan ditemani banyaknya cemilan yang tak pernah kosong di Apartemen Nanda.

Hari ini merupakan hari minggu, dan semalam Vela menginap di tempat Nanda. Dan paginya, mereka mengajak Sasa kemari. Sedangkan Rafa masih tidur di Apartemen.

"Gapapa, Rafa lo tinggalin sendirian? Ntar bangun dia ngamuk nyari lo," ucap Nanda dengan cemilan di tangan.

Sasa hanya menggedikkan bahu. "Keperluannya udah gue siapin. Gue juga udah tinggalin note."

Nanda mengangguk mengerti. Keduanya beralih melirik Vela yang terlihat tak seperti biasa. Mereka berpikir jika Vela tengah ada masalah dengan Agra.

"Diem mulu," tegur Nanda pada akhirnya.

Meskipun Vela juga tidak banyak bicara orangnya. Tapi kali ini gadis itu tampak berbeda.

"Sa.... Lo kenal Syela sejak kapan?" tanya Vela serius.

Sasa yang tadinya fokus menonton, kini beralih menatap Vela dengan kening mengerut. "Tiga tahun?" jawabnya yang lebih disebut ke pertanyaan.

Vela tampak mengangguk mengerti. Tapi gadis itu masih terlihat berpikir keras.

"Rafa gak ada cerita sesuatu ke lo? Tentang keluarganya atau apa gitu?" tanya Vela lagi.

Sasa mendengus. "Keluarganya dia ya itu.... Ngejodohin dia sama Syela. Itu aja sih. Kenapa emang?"

"Jan sok misterius deh Vel. Gue penasaran nih," sahut Nanda mencibir. Sedari tadi ia hanya diam menyimak.

Vela terkekeh pelan. "Enggak. Eh By the way. Lo kan nunda hamil. Jadi PBGS itu batal dong?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

Nanda mendengus jengah. "Ya batal lah! Gue kan jomblo sendiri. Masa iya kalian udah otw nikah, otw punya anak. Lah gue? Masih harus nyari jodoh dulu," gerutunya sebal.

"Azka kan ada Nan," ucap Sasa datar.

"Enggak! Si Azka gak jelas. Ah, sebel bet gue anjir!"

"Ciee yang digantung." Jangan berpikir jika Vela baru saja menggoda Nanda dengan wajah tengilnya. Karena gadis itu tetap berwajah datar ketika mengatakan kalimat itu.

"Ck. Kaku banget lo berdua," cibir Nanda yang diabaikan kedua perempuan itu.

"Eh---"

Brak brak!

Ucapan Vela dihentikan oleh suara gebrakan pintu. Ketiga perempuan itu saling menatap dengan tubuh yang tak bergerak.

"Ck. Ngapa pada diem?! Bukain sana!" titah Sasa yang tersadar lebih dulu.

"Siapa yang berta---"

"SASA!!" 

Ekspresi wajah bingung Nanda berubah flat. "Noh. Anak dah bangun nyari induknya," ucapnya kembali fokus pada cemilannya.

"Rafa?"

"Ya iya Jaenudin! Emang siapa lagi?!" ketus Nanda melihat Sasa yang malah cengo.

"Buruan sana!" Kali ini Vela yang menyahut. Mau tak mau Sasa segera berjalan ke arah pintu.

"Eh Sa!" Panggilan Vela membuat Sasa menoleh dengan sebelah alis yang terangkat naik.

"Lo kapan ada waktu selain hari minggu?" tanya Vela serius.

"Mmm. Mungkin---"

Brak brak!

"Ck. Nanti aja nanyanya. Urusin dulu sana suami lo. Hancur lama-lama pintu gue. Mentang-mentang nih gedung Apartemen punya dia. Seenaknya aja," dumel Nanda kesal.

Sasa hanya bisa meringis pelan sebelum benar-benar menuju pintu dan membukanya. Memperlihatkan wajah bantal Rafa yang terlihat menatap Sasa marah.

"Gak sopan ninggalin suami pagi-pagi," ucap pria itu sebelum tiba-tiba menarik tangan istrinya kembali ke Apartemen mereka tanpa pamit pada Nanda dan Vela.

"E-eh Raf--"

"Diem! Urusin aku dulu sebelum ke situ," potong Rafa datar.

Sasa menghela nafas pelan melihat tingkah Rafa yang semakin menyebalkan. Sejak hubungan mereka diketahui Neal, mereka berdua sudah tidak terlalu sungkan lagi untuk menghabiskan waktu bersama di luar dari Apartemen ini. Hanya saja mereka harus hati-hati agar tidak ketahuan media yang haus berita atau siapapun yang membuat hubungan mereka tercium oleh Syela.

Brak!

Sasa mengelus dada sabar. Masih pagi, dan ia sudah berapa kali mendengar suara bantingan dan gebrakan pintu. Dan pelakunya? Suaminya sendiri.

"Aku udah siapin keperluan kamu kok sebelum ke apart Nanda. Baju, makanan, air mandi---"

"Udah deh!"

Bibir Sasa mencebik kesal ketika Rafa lagi-lagi memotong ucapannya. Pria itu beralih ke belakang Sasa dan mendorong wanita itu masuk ke kamar.

Tak berhenti sampai di situ, rupanya Rafa mendorong Sasa lebih dalam lagi hingga mereka berdua sampai di depan pintu kamar mandi.

"Aku udah mandi," ucap Sasa yang mengerti jika suaminya mengajak mandi bersama. Wanita itu berbalik menghadap Rafa, membuat tangan pria itu terlepas dari bahunya.

"Mandi bareng suami itu dapat pahala. Nolak maunya suami itu dapat dosa," terang Rafa sok serius.

Tangan Sasa bersidekap di depan dada. Matanya memicing. "Siapa yang ngajarin ngomong gitu?" tanyanya galak.

Rafa menunduk. "Gio."

'Ade ipar gue tuh? Mentang-mentang Rafa kaku sama cewek. Emang gak ada akhlak,' gerutu Sasa dalam hati.

"Mandi, aku siapin keperluan kamu di sini," ucap Sasa mengalihkan.

Rafa melirik pakaiannya yang sudah disiapkan Sasa sejak ia masih tidur. Kemudian memandang istrinya dengan wajah tanpa beban.

"Kamu kan udah nyiapin itu tadi. Sekarang layanin suami. Mandiin gitu, contohnya."

Sasa menepuk keningnya pelan. Rafa ini benar-benar polos jika menyangkut perempuan. Karena itulah, jika ia disarani Zergio dan Fano mengenai perempuan, laki-laki itu akan manut.

"Mandi sendiri," ketus Sasa dengan wajah kesal.

"Tapi Sa---"

"Kamu gak masuk, aku pergi nih," ancam Sasa galak. Sontak Rafa langsung masuk ke kamar mandi dengan berlari dan menutup pintu cukup keras.

"INI UDAH MASUK!"

Tangan Sasa terangkat menutup mulut untuk menahan tawanya yang ingin menyembur keluar. Terkadang, sifat Rafa terlihat lebih muda darinya. Padahal laki-laki itu tua setahun di atasnya.

"Kalo udah mandi jangan lupa pake baju. Sendiri!" ucap Sasa di depan pintu kamar mandi.

"Iya," jawab Rafa dari dalam. Suara laki-laki itu terdengar lesu.

Sasa tidak peduli. Wanita itu malah ke dapur dan menertawai sang suami di sana. Sebelum kemudian beralih ke kursi sofa yang menghadap TV setelah ia nyalakan.

Tidak perlu memasak lagi, karena ia sudah menyiapkan itu sejak tadi sebelum ke Apartemen Nanda.

Selang beberapae menit, suara pintu kamar terbuka. Namun Sasa tidak menyadarinya.

"Sayang. Kolor aku mana?" Sasa berjengit kaget saat Rafa tiba-tiba duduk di sampingnya dan memeluk tubuhnya sembari menanyakan hal itu.

Wanita itu mengelus dada pelan. "Astaga ngagetin aja ih. Ck, kan udah aku siap---"

"Gak ada."

Sasa menatap Rafa curiga. Tapi laki-laki itu malah menenggelamkan wajahnya di leher Sasa. Menghindari mata sang istri.

"Bohong? Aku males urusin kamu tau---"

"Iya iya ini udah ada."

Mulut Sasa terbuka saat Rafa menyodorkan celana dalam laki-laki itu tepat di depan wajah Sasa.

Rafa memang masih mengenakan handuk saat ini. Pria itu keluar dan menenteng pakaiannya yang disiapkan Sasa tadi. Sengaja, ingin mencari perhatian sang istri.

"Pakein," ucap Rafa.

Sasa hanya melirik suaminya datar. "Ada tangan kan?"

Rafa mendengus. Sasa benar-benar cuek. Jadi mau tak mau, dia kembali mengalah. Karena itulah, Rafa akhirnya mengenakan pakaiannya sendiri.

Tepat di depan Sasa, ia melepaskan handuknya dengan santai dan mulai memakai pakaian dari dalaman hingga selesai.

"Suami gue gini amat," gumam Sasa mengelus kening.

Sasa pasrah ketika Rafa kembali menempel padanya setelah berpakaian. Pria itu benar-benar memanfaatkan waktu di hari Minggu. Karena dari hari Senin sampai Sabtu, mereka disibukan dengan pekerjaan masing-masing dan hanya punya waktu berdua di malam hari.

"Kangen banget," gumam Rafa pelan.

Sasa terkekeh. Ia mengelus kepala Rafa yang tentu saja menikmati elusan itu. Hingga atensi Sasa beralih pada ponselnya yang berdenting.

Ting!

Sasa mengernyit. Tapi ia segera mengambil ponselnya tanpa mengganggu kegiatan sang suami. Ternyata dari grup PBGS.

_____

Project Baby Gemoy Seumuran
(PBGS)

Alexa
ANJIR WOY! UDAH LIAT BERITA TRENDING TOPIC HARI INI KAGA?!

Claretta
Apaan sih? Pagi-pagi udah berisik

Nanda
Mata Lo pagi. Udah jam 10 lewat nih.

Riana
Yang gak punya suami, gak akan tau rasanya kalo jam segini tuh masih pagi!

Alexa
Si Ibab. Baru juga jadi istri!

Ghea
Kok rame?

Vela
Berita apa sih Lex?

_____

Sasa hanya diam menyimak percakapan teman-temannya. Keningnya mengernyit ketika Alexa mengirimkan sebuah foto.

Sasa belum membukanya saat tiba-tiba saja ponsel Rafa berdering cukup nyaring.

"Hp kamu tuh," tegur Sasa pada Rafa yang terlihat enggan menjauh dari sang istri.

Rafa berdecak pelan. Dengan ogah-ogahan ia mengangkat panggilan telepon tanpa melihat nama si pemanggil.

"Hm?"

Sasa kembali melirik ponselnya, karena Rafa sudah tidak menempelinya lagi. Meskipun pria itu tetap duduk mepet di sampingnya.

Mata Sasa membola melihat foto yang Alexa kirim. Itu adalah sebuah artikel berita yang baru keluar pagi ini.


Sasa beralih menatap Rafa yang baru saja memutuskan sambungan telepon dan mengambil remote tv mencari saluran lain.

Sedetik kemudian, Apartemen itu diisi suara Tv yang memperlihatkan Neal. Di sana, pria itu tampak menjelaskan tentang hubungan putranya dan juga Syela yang sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan.

Pertunangan Rafa dan Syela saat itu memang sedikit yang tau. Karena Neal tidak membiarkan wartawan masuk. Jadi hanya segelintir orang yang tau. Sekarang? Oh, tentu saja semua orang.

Meskipun bukan dari kalangan Artis, keluarga pengusaha juga merupakan berita penting bagi wartawan seperti mereka.

Sasa melirik Rafa yang terdiam dengan tatapan kosong. Suaminya itu terlihat sangat tertekan, tapi selalu saja berusaha menyembunyikan nya dari Sasa.

Saat tangan Sasa menggenggam tangan Rafa. Pria itu berjengit dan segera menatap sang istri yang terlihat khawatir.

Mata Rafa mengerjap. "K-kayanya aku masih ngantuk. Aku ke kamar dulu," ucapnya linglung.

Sasa bahkan tak bisa berkata-kata lagi ketika Rafa langsung masuk kamar. Langkahnya sangat pelan, bahkan saat menutup pintu kamar.

Sasa beralih melirik ponselnya yang ramai masuk notifikasi dari teman-temannya. Tapi untuk saat ini Sasa tidak berniat menjawabnya.

Wanita itu kemudian mengecek ponsel Rafa dan melihat log panggilannya. Rupanya Zergio yang baru saja menelfon.

Tanpa buang waktu, Sasa langsung menghubungi lagi nomor Zergio melalui ponsel Rafa.

"Hm?"

Sasa sedikit menahan nafas saat mendengar Zergio dari seberang. "Ini gue, Sasa."

Cukup lama keheningan melanda. Sebelum tiba-tiba Zergio menghela nafas kasar.

"Lo udah liat berita kan?" 

"Hm."

"Jangan berpikir macam-macam. Suami lo butuh lo. Mental Rafa gak seburuk yang lo pikirin."

"Rafa---"

"Tapi mental dia lebih buruk dari yang lo pikirin."

Tidak ada jawaban dari Sasa karena wanita itu tampak cukup shock. Namun Zergio belum selesai.

"Jangan ngambil kesimpulan sendiri, lo lebih kenal Rafa dari siapapun termasuk Syela. Dia jauh di bawah lo."

Sasa terdiam mendengar ucapan Zergio. Pria itu seolah memperingatinya tapi juga menyemangatinya.

"Rafa.... Dia kenapa sih? Plis kasi tau gue," mohon Sasa dengan suara pelan.

"Gue gak bisa bilang. Rafa ngelarang. Tapi yang pasti, ini semua bukan keinginan Rafa. Jadi percaya terus sama dia."

Tut Tut!

Sasa mengusap wajahnya pelan. Zergio memutuskan sambungan telepon begitu saja. Kenapa pria itu jadi sok misterius? Ah, dia memang misterius dari saat mereka masih sekolah. Ck.

"Suami lo butuh lo."

Mata Sasa membola. Wanita itu langsung melompat dan berlari ke kamar.

Brak!

Nafas Sasa terengah ketika membuka pintu dengan kasar. Ia melihat Rafa yang meringkuk di atas ranjang bagai bayi.

Menghela nafas lega, Sasa akhirnya menghampiri suaminya yang matanya tengah terpejam itu.

Sasa menatap sendu wajah Rafa yang tampak letih. Tangannya mengelus pipi Rafa dengan sangat lembut.

"Raf... Kamu udah tidur lama loh. Ini juga udah siang. Kamu bangun belum lama masa tidur lagi," ucap Sasa lembut. Wanita itu juga tengah menunduk dan berbisik tepat di telinga Rafa.

Kening Rafa mengerut. Beberapa butir keringat juga mengalir di pelipisnya. Kepalanya menggeleng cepat.

"Enggak. Aku masih ngantuk Sa. Tadi aku salah liat di TV. Masa aku liat Papa di tv. Aku masih ngantuk, jadi perlu tidur," ucap Rafa panjang.

Tubuh Sasa menegang. Perkataan Zergio di telepon tadi kembali memutar di otaknya. Tanpa sadar tubuh Sasa gemetar. Tapi ia sekuat tenaga berusaha mengontrol dirinya sekaligus menyeka setetes air mata yang sudah terjatuh di pipinya.

Sasa berbaring di samping Rafa yang bergerak cepat memeluk wanita itu tanpa membuka mata. Tangan Sasa mengelus kepala Rafa dengan sayang.

"Semuanya baik-baik aja Raf---"

"J-jangan tinggalin aku."

Sasa menunduk untuk menatap mata Rafa yang ternyata sudah terbuka dan tengah mendongakkan kepalanya ke atas. Wajah pria itu tanpa ekspresi, tapi matanya berkaca-kaca, terlebih suaranya yang parau barusan.

"Aku gak akan pernah tinggalin kamu. Tapi jangan kaya gini. Aku takut," cicit Sasa dengan mata berkaca-kaca.

Rafa menggeleng. "Jangan nangis. Maafin aku," pintanya dengan semakin mengeratkan pelukan mereka.

"Semuanya baik-baik aja. Meskipun semua orang taunya kamu bakal nikah sama Syela. Aku tetap istri sah kamu. Gak ada yang bisa ngerubah fakta itu," gumam Sasa meyakinkan.

Rafa terkekeh. "Aku pengecut banget ya?" cicitnya pelan.

Sasa tersenyum. Wanita itu mengecup hidung Rafa tak lama. "Enggak. Kamu suami paling the best," ucapnya bangga.

Rafa terkekeh. Pria itu menenggelamkan wajahnya di dada sang istri dengan pikiran yang mulai tenang.

Obat Rafa hanya Sasa. Jika wanita itu meninggalkan Rafa, maka bisa dipastikan Rafa tidak bisa lagi diobati karena ketergantungan akan obat penenang dan sering melakukan self harm.

___

*Self harm adalah semua hal yang dilakukan untuk menyakiti diri sendiri
___

Melakukan self harm atau meminum obat penenang bukanlah keinginan Rafa. Tapi jika ia tidak melakukan itu, kepalanya seperti mau pecah. Itu semua karena ketakutannya akan ditinggalkan Sasa.

Memang, sejak Sasa kembali ia bisa sedikit terobati dan mulai meninggalkan kebiasaan buruk itu. Tapi dengan kembalinya Sasa juga bisa berakibat lebih parah. Karena dulu, Rafa hanya melakukan kebiasaan buruk itu ketika ia benar-benar diambang frustasi merindukan Sasa. Tapi sekarang, apapun yang menyangkut Sasa, bisa membuat Rafa seperti orang gila.

Bayang-bayang ditinggalkan Sasa, memacu Rafa berpikir keras hingga tanpa sadar melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Ya, Rafa sudah terlalu mencintai Sasa hingga ia begitu takut. Terlebih, jika ada yang menyinggung sesuatu yang bisa menjadi penyebab Sasa meninggalkan dirinya.

.
.
.

Pict edit by Cici (Admin GC Antranos&TentangRaSa) --ku gak tau akunnya di wp🤣

Oke... Kita mulai game nya(◍•ᴗ•◍)❤

Kali ini beneran siap? Harus 😚

Ku gak ngerti sama berita gosip. Jadi semoga gak garing yah bhaks😭🤣

Terus dukung cerita ini dengan vote & coment kalian. Dan makasih buat orang-orang yang ngerekomendasi cerita ini ke orang lain atau ke medsos. Makasih banyak😍💜

Oke, sampai jumpa di chapter berikutnya. Jaga kesehatan!

Bay bay!

.

26/08/21

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 55.6K 48
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
2.1M 98K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
21.2K 1.3K 14
Bagaimana caranya melupakan? Apakah cinta semenyakitkan ini? Kenapa cinta bagiku serumit ini? Apanya yang salah? Aku hadir dalam hidupmu bukan untuk...
1.3M 191K 56
Archie Wilson merupakan anak dari pria yang terkenal sultan dan berbahaya, Valdo Wilson. Ketika sang ayah mengatakan jika harus berpacaran dengan per...