Tentang RaSa |• [TERBIT]

By Helfy_an

1M 107K 34.6K

Terbit di PenerbitGalaxy *Part Lengkap SPIN OFF ZERGIO!!! (18+) Jadi orang ketiga? Oh tentu tidak. Sasa hanya... More

Prolog
RaSa |• 1
RaSa |• 2
RaSa |• 3
RaSa |• 4
RaSa |• 5
RaSa |• 6
RaSa |• 7 |17+
RaSa |• 8
RaSa |• 9
RaSa |• 10
RaSa |• 11
RaSa |• 12
RaSa |• 13
RaSa |• 14
RaSa |• 15
RaSa |• 16 | 18+
RaSa|• 17
RaSa |• 18
RaSa |• 19
RaSa |• 20
RaSa |• 21
RaSa |• 22
RaSa |• 23
RaSa |• 24
RaSa |• 26
RaSa |• 28
RaSa |• 29
RaSa |• 30
RaSa |• 31
RaSa |• 33
RaSa |• 34
RaSa |• 35
RaSa |• 36
RaSa |• 37
RaSa |• 38
RaSa |• 39
RaSa |• 40
RaSa |• 41
RaSa |• 42
RaSa |• 43
RaSa |• 44
RaSa |• 45
RaSa |• 46
RaSa |• 47
RaSa |• 48
RaSa |• 49
RaSa |• 50
RaSa |• 51
RaSa |• 52
RaSa |• 53 [END]
Epilog
TRaSa Lanjut ke?
Vote Cover
Spesial Chapter!

RaSa |• 25

13.9K 1.6K 487
By Helfy_an

Bisa²nya😭
Tapi emang komenan si Nurul di chapter² sblumnya, bikin ngakak. Gak sabar banget Rafa jebolin Sasa😭

Cus ke bawah aja deh wkwk

👇

Gambar cuma ilustrasi!

.

Semoga suka❤️

.

Happy reading 😍

______

Mata Ghea berkaca-kaca ketika melihat Sasa yang kini mengenakan gaun pengantin.

Sasa terlihat sangat cantik dengan senyum yang merekah di wajahnya.

"AAAA PEN NANGIS!" pekik Riana memeluk Vela yang berdiri di sampingnya.

Saat ini para perempuan itu berada di kamar hotel tempat Sasa berpakaian. Gadis itu telah selesai dirias dan kini ia menyaksikan teman-temannya yang menatapnya penuh haru.

"Gak usah nangis," ucap Sasa mencoba menahan diri agar tidak ikutan mengeluarkan air mata.

Alexa bahkan Vela yang banyak diam pun kini tengah menyeka air matanya yang sempat menetes. Begitupun Nanda yang berbalik membelakangi mereka karena tak ingin dilihat air matanya keluar.

Ghea membawa Sasa agar duduk di kursi sofa. Sasa akan keluar setelah Rafa mengucapkan Ijab Kabul dan kata Sah sudah terdengar.

Pernikahan Rafa dan Sasa dilaksanakan di Outdoor yang berarti di dekat pantai.

Padahal semalam tempat itu penuh dengan kursi dan meja seperti sebuah restoran. Sekarang sudah berganti dengan adanya altar dan kursi untuk tamu undangan.

Memang, Rafa membiarkan banyak yang hadir. Termasuk karyawannya yang bekerja untuk pembangunan hotel barunya.

Meskipun tamunya tidak banyak, setidaknya mereka bisa merasakan sebuah pernikahan yang normal. Tanpa embel-embel disembunyikan.

"Ah, gue pen nangis. Kita keluar aja deh, Rafa mau Ijab kabul noh," ajak Alexa menyeret Alina yang pasrah-pasrah saja.

"Ck, diliat Zain tau rasa lo!" pekik Riana yang membuat Alexa beralih merangkul Alina.

"Ayo keluar. Kasi waktu buat sesama sodara mau ngomong," sahut Claretta yang juga keluar. Sekalian melihat anak-anak mereka yang ada pada sang ayah.

Setelah pintu tertutup, Ghea menghampiri Sasa yang terlihat gelisah. Sejujurnya, dari semalam memang Sasa tampak tak tenang. Ia selalu memikirkan pernikahannya, dan juga.... Syela.

"Sasa," panggil Ghea menegur. Ketika tau jika saudari kembarnya itu tengah melamun.

"Mikirin apa?" tanya nya lagi dengan hati-hati.

"Gue.... Udah ambil keputusan yang bener kan? Gue.... Gue ngekhianatin Syela gak sih?" gumam Sasa dengan matanya yang menyorot lurus ke depan.

Ghea tersenyum tipis. "Ghea percaya sama Sasa. Selain itu, keputusan Sasa juga udah bener. Sasa gak mau kan kalo kak Rafa sama cewe lain? Ghea aja yang bukan siapa-siapa nya kak Rafa, gak akan rela kalo dia gak nikah sama Sasa. Gak boleh," terang Ghea panjang lebar, seperti biasa.

"Tapi Syela...."

"Sasa..... Sasa tuh sama kak Rafa saling suka, saling cinta. Mungkin kalo kata sebagian orang iya salah karena kalian jalin hubungan sembunyi-sembunyi. Tapi Ghea yakin, hubungan kalian dari awal gak salah, cuma emang rumit aja. Kata kak Gio gitu," ucap wanita beranak dua itu dengan wajah lugunya.

Sasa terkekeh pelan. "Lo terlalu baik Ghe. Tapi kenapa gue gak bisa kaya lo?"

Ghea menggeleng. "Jangan jadi kaya Ghea. Sasa harus jadi diri sendiri. Kalo Sasa kaya Ghea kan gak mungkin. Kita tuh, udah diciptakan dengan takdir yang berbeda-beda. Tapi mungkin, kebahagiaannya Ghea datengnya lebih cepet, sedangkan Sasa, bisa dibilang.... Mmm rada telat gitu, jadi butuh sabar lagi hehe."

Sasa tersenyum kecil. Mendengar Ghea berbicara panjang lebar sungguh menghibur suasana hatinya yang gelisah. Meskipun ucapan Ghea rada tidak jelas, tapi perempuan itu selalu bisa membawa aura positif, dan keceriaan.

"Kalo misalnya, nanti gue ngelakuin hal yang salah dan bener-bener fatal. Lo.... Bakal tetep dukung gue?" tanya Sasa tiba-tiba. Kali ini matanya menyorot serius pada Ghea.

Suadari kembar Sasa itu tampak tersenyum. "Ghea yakin, Sasa gak akan bertindak bego dengan ngelakuin hal yang jahat. Karena Sasa..... Saudari Ghea. Serahim sama Ghea," ucap wanita itu dengan senyum polosnya.

Sasa mendekat pada Ghea yang langsung menyambutnya ke dalam pelukan karena mengerti maksud dari pergerakan gadis itu.

Keduanya berpelukan begitu erat. "Sasa yang kuat.... Ghea selalu dukung Sasa, apapun yang terjadi. Meskipun Sasa ngelakuin kesalahan besar nanti, Ghea gak akan ngejauh, tapi Ghea akan temenin Sasa sampe Sasa balik ke jalan yang benar."

Air mata Sasa menetes setelah mendengar ucapan Ghea. Gadis itu segera menyekanya kemudian melepaskan pelukan mereka.

"Makasih," gumam Sasa dengan senyum lebar di wajahnya.

"Baik, bisa kita mulai?"

Sasa dan Ghea saling menatap ketika mendengar suara dari pengeras suara yang ada di luar.

Jantung Sasa berdegup kencang. Terlebih ketika mendengar suara Rafa yang mengatakan jika laki-laki itu sudah siap.

Berbeda dengan Ghea yang cepat-cepat membetulkan posisi untuk mendengar lantunan akad nikah Rafa dan Sasa dengan seksama.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau, suadara Rafandra Ganendra bin Nealson Ganenedra dengan Sasa Zamora binti Mafyra Zamora dengan mas kawin berupa uang tunai sebesar 50 miliar, cincin berlian dan gedung Resort, serta seperangkat alat sholat, tunai!"

"Saya terima nikah dan kawinnya Sasa Zamora binti Mafyra Zamora dengan mas kawin tersebut, tunai!"

"Bagaimana para saksi?"

"SAAAAAHHH!!!"

Sasa terdiam melongo mendengar mahar yang disebutkan. Tadinya ia yang deg-degan berganti jadi kebingungan.

"M-maharnya..."

Ghea bukannya menjawab tapi malah tertawa kecil. "Ayo, waktunya ke pelaminan," ucap wanita itu sembari bangun dari duduknya.

Sasa masih terdiam dengan wajah melongo, tapi ia tetap menuruti ucapan Ghea.

Sekarang, Rafa dan Sasa telah Sah menjadi suami istri. Di mana kehidupan mereka ke depannya harus dilalui bersama-sama. Baik itu senang, susah, maupun sedih.

Ghea menggandeng tangan Sasa untuk membawa saudari nya itu ke pelaminan. Di sana, Rafa telah menunggu setelah mengucapkan Ijab Kabul.

Mata Sasa berkaca-kaca. Entah apakah ia harus sedih atau bahagia. Tapi sungguh, perasaan bahagia begitu mendominasinya saat ini.

Terlebih, ketika melihat wajah Rafa di depan sana yang tampak tersenyum tipis. Laki-laki yang telah resmi menjadi suaminya itu terlihat sangat tampan.

"Jagain sodaranya Ghea ya kak?" Lamunan Sasa langsung buyar saat mendengar ucapan Ghea pada Rafa.
Oh, mereka sudah berada di atas altar rupanya.

Rafa tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya dari Sasa. "Pasti," jawabnya mantap.

Tangan Sasa beralih digenggam Rafa. Membawa tubuh gadis itu agar melangkah beriringan bersamanya ke kursi pengantin.

"My Beautiful wife." Sasa sedikit salah tingkah saat Rafa tiba-tiba membisikkan kalimat itu. Terlebih tatapan intens Rafa padanya.

"Tanda tangani buku nikah kalian."

Sasa menelan salivanya sudah payah. Ia beralih melihat buku nikah mereka. Ternyata Rafa sudah lebih dulu menandatanginya, tersisa Sasa saja.

Dengan tangan yang agak gemetar, Sasa menandatangani buku nikah tersebut. Sebelum tiba-tiba tangannya kembali digenggam Rafa lagi.

Rafa memasangkan cincin di jari gadis yang telah resmi menjadi istrinya itu beberapa menit yang lalu. Mengelus tangan putih itu dengan penuh cinta.

"Gantian, Sa!" tegur Alexa segera, ketika Sasa tak kunjung bergerak memasangkan Rafa cincin juga.

Dengan wajah yang terlihat jelas jika tengah gugup, Sasa berkali-kali mencoba memasukkan cincin untuk jari Rafa. Di percobaan ketiga baru ia berhasil, lantaran gugupnya.

"AAA SENENG BANGET GUE!!" jerit Riana heboh. Tak peduli jika ia jadi pusat perhatian.

Angga? Laki-laki itu hanya pasrah dengan tingkah calon istrinya. Sudah biasa.

"Caca!!" Riana beralih menghampiri Sasa dengan air mata bercucuran. Gadis itu benar-benar terharu. Begitupun dengan Sasa yang matanya juga berkaca-kaca.

Melihat kedua gadis itu berpelukan, para perempuan lain pun ikut memeluk Sasa. Sedangkan para laki-laki segera memberi selamat pada Rafa, tak lupa memberikan pelukan khas pria.

"Akhirnya sold out juga lo," ucap Fano dengan wajah sok polosnya.

"Ya kali duda terus---"

"Lajang! Bego dipelihara!"

Azka hanya memasang wajah flat. Tak peduli dengan ucapan Angga barusan.

"Yang paling penting, Rafa bisa skidipapap sama Sasa," lerai Fano yang jatuhnya malah mendapatkan tatapan tajam dari Rafa.

"Canda canda!! Serius bet manten baru," cibir Fano. Sejujurnya sedari tadi ada  putrinya dalam gendongan laki-laki itu. Tapi Ellyn tengah tertidur pulas.

"Kebo banget anak Lo Fan," ucap Bryan berkomentar.

"Lo cosplay jadi speaker juga dia gak akan keganggu tidurnya," balas Fano jengah. Memang, Ellyn jika tidur pasti benar-benar kebo.

Tapi jika dibangunkan Zegran, anak itu bangun dengan cepat. Kadang Fano rasanya ingin memisahkan kedua anak kecil itu. Masih kecil sudah sangat lengket.

"Oom udah nikah sama ante ya Mi?" Seluruh pasang mata yang ada di situ langsung menoleh pada Zegran yang baru saja bertanya pada ibunya.

"Napa nanya-nanya? Mau juga?" sahut Fano dengan lagak menuding.

"Olang Egla juga nikah nanti, sama Vael," jawab anak itu dengan wajah datar.

"Emang gue restuin?"

"Oom kalo gak lestuin nanti Egla lapol Oom Zain."

"Ngadu aja terus."

"Olang tua halus ngalah."

***

Kini hanya tersisa Rafa, Sasa serta teman-teman mereka. Termasuk Dion yang juga ikut bergabung. Laki-laki kaku itu terus bersama Azka, pasti membahas game.

Saat ini mereka tengah duduk memutari meja yang bentuknya memang melingkar. Acara dan menyambut tamu telah usai setengah jam yang lalu.

Mereka telah mengambil banyak gambar dengan Rafa dan Sasa. Raja dan Ratu hari ini.

Sedari duduk di atas pelaminan, Rafa tidak pernah melepaskan genggaman tangannya dengan Sasa. Meskipun tangan gadis itu sampai berkeringat, Rafa tetep kekeh tidak melepaskannya.

"Beda ya kalo udah sah. Nempel terus," ucap Bryan dengan menatap nanar genggaman tangan Rafa dan Sasa.

"Kita mesti nikah juga nih Vel, PBGS nya harus jadi," sahut Alexa menyenggol Vela yang duduk di sampingnya.

"IYA WOY!! SI CACA UDAH, GUE JUGA NTAR NYUSUL, ABIS ITU LU BEDUA AMA NANDA JUGA!!" sahut Riana berteriak heboh, seperti biasa.

"Santai dikit bisa gak sih?! Kita semua denger kok lo ngomong apa! Gak usah teriak!" sembur Nanda ngegas.

Bagaimana tidak? Riana berteriak tepat di samping telinganya.

"Hehe, santai-santai..."

Nanda mendengus. Sedangkan pengantin yang menikah hari ini tampak tidak peduli dengan kehebohan teman-teman mereka.

Buktinya, saat ini mereka tengah saling memandang dan berbicara dengan suara pelan. Entah apa yang mereka bicarakan tapi tangan Rafa yang tidak menggenggam Sasa, ia letakkan di pipi gadis itu. Mengelusnya, sebagaimana yang sering ia lakukan.

"Capek?" Sasa menggeleng menjawab pertanyaan pelan yang Rafa lontarkan.

Sasa beralih menyenderkan kepalanya di pundak Rafa yang dengan refleks merangkul gadis itu ke dalam pelukannya.

"Eh, lo berdua ke kamar gih!" ucap Agra tiba-tiba. Sontak mereka semua menatap Agra.

"Apa? Mereka butuh waktu berdua, manten baru," ucap Agra dengan wajah malas.

"Oh? Iya woy! Kalian pasti banyak yang mau diomongin. Sana gih!" usir Riana melambaikan tangannya.

"Asal jan langsung dijebolin aja si Sasa nya. Tunggu ntar malem," sahut Fano dengan wajah sok polosnya.

"Oom mau ebolin Ante? Gimana cala na?"

Fano mendengus begitu lagi-lagi Zegran ikutan menyahut. "Pelajaran tambahan lo nanti di rumah Yul. Sekarang jangan dulu," terang Fano mencoba menenangkan.

Zergio melemparkan kentang goreng dari piring istrinya dan mengenai hidung Fano.

"Anak gue lo kotorin terus pikirannya!" sentak Zergio dengan tatapan membunuh.

"Gue ngasih pelajaran penting Gi, bukan ngotorin," bela Fano dengan mimik wajah sok tersakiti.

"Ya udah, gue sama Rafa duluan aja deh," ucap Sasa tiba-tiba berdiri. Karena jujur, Sasa memang ingin menanyakan banyak hal pada Rafa.

"OKE SASA!! JANGAN LANGSUNG DIJEBOLIN DULU YA RAF!!" pekik Alexa melambaikan tangannya pada Sasa dan Rafa yang sudah berjalan masuk ke dalam Hotel. Mengabaikan teriakan tak elit dari Alexa.

"Kita tidur di...."

"Kamar kita, untuk malam ini," ucap Rafa menyela.

Memang, Rafa membawa Sasa ke kamar lain. Bukan lagi di kamar yang pernah ia tempati dengan Sasa saat baru ke Bali beberapa hari lalu.

Begitu telah sampai, Rafa segera membuka pintu dengan satu tangan. Karena tangannya yang lain benar-benar tidak melepaskan tangan Sasa.

Setelah pintu di belakangnya terkunci, Sasa langsung beralih ke ranjang dan merebahkan tubuhnya tanpa berniat berganti baju lebih dulu.

Sejujurnya, ia lelah. Tapi tadi ia menjawab pertanyaan Rafa dengan gelengan kepala.

Rafa yang melihat itu tersenyum tipis. Ia beralih mengambil ponselnya yang ada di atas nakas.

Rafa langsung menghubungi Dela dengan Video call. Jika kalian tanyakan Mafyra dan Tama? Mereka sudah video call tadi dengan Zergio saat proses Ijab Kabul dilaksanakan. Jadi mereka tetap menyaksikan pernikahan putri mereka meskipun melalui ponsel.

"Bunda," sapa Rafa ketika wajah Bundanya telah muncul di layar ponsel.

Sasa yang tengah berbaring dengan mata terpejam, refleks bangun dengan cepat. Gadis itu duduk di tepi ranjang dan menyaksikan Rafa yang bergerak duduk di sampingnya.

"B-bunda," sapa Sasa gugup. Sedangkan Dela tampak tersenyum.

"Cantik sekali mantu Bunda," ucap Dela dengan wajah haru.

"Makasih Bunda," sahut Sasa dengan wajah salah tingkah. Dela yang melihat itu pun tersenyum.

"Udah selesai?" tanya Dela beralih pada Rafa.

Senyum Rafa merekah. Tangannya terangkat dan menggandeng tangan Sasa. Memperlihatkan cincin nikah yang tersemat di jari masing-masing.

"Alhamdulillah. Rafa sama Sasa sekarang suami istri, Bun," jawab Rafa dengan wajah biasa saja. Tapi matanya begitu terpancar kebahagiaan.

Dela bahkan sampai menitihkan air matanya. "Baik-baik ya nak? Kalian harus berjuang sama-sama. Jangan hanya sendirian, jangan nutup-nutupin apa-apa dari pasangan kalian. Sebelum saling percaya, alangkah lebih baiknya kalian saling terbuka. Itu point utama dalam pernikahan," terang Dela memberikan wejangan.

Mata Sasa pun tampak berkaca-kaca. Ia begitu terharu diberikan wejangan dari Ibunda Rafa.

"Makasih Bunda. Sasa bakal inget terus pesan bunda," ucap Sasa dengan suara yang agak bergetar.

Rafa menyadari itu, karena itulah ia beralih merangkul Sasa ke dalam pelukannya. Tak lupa memberikan kecupan singkat di puncak kepala gadis itu.

"Kehidupan pernikahan itu gak gampang. Apalagi hubungan kalian yang mungkin cukup rumit. Suatu saat, kalian pasti akan bahagia, bunda yakin. Bunda akan selalu doa-in kalian yang terbaik. Yang kuat ya nak? Maaf juga gak bisa hadir dan ngasih hadiah."

Sasa hanya menganggukkan kepalanya kuat dengan mata berair. Berbeda dengan Rafa yang terus melemparkan senyum.

"R-restu Bunda udah jadi hadiah terbaik buat kita," ucap Sasa.

"Jangan nangis sayang. Ini hari bahagia kalian. Bunda tutup teleponnya dulu. Kalian berdua perlu waktu berdua," ucap Dela tersenyum lebar. Wanita itu juga menyeka air mata yang menetes di pipinya.

"Bunda jangan lupa jaga kesehatan," pesan Rafa sebelum Dela memutuskan sambungan telepon mereka.

Rafa meletakkan ponselnya kembali ke atas nakas dan beralih memeluk Sasa. Ia tau jika gadis itu sudah menangis sekarang.

"Aku jahat ya Raf?"

"Hm?" Kening Rafa mengerut tak suka mendengar pertanyaan Sasa.

"Aku bahagia nikah sama kamu. Aku kaya ngerebut kamu dari Syela," ucap Sasa.

"Dari awal aku bukan milik siapa-siapa. Aku cuma milik kamu," balas Rafa dingin.

"Tapi Raf---"

"Aku gak mau denger hal yang buat mood aku hancur Sa. Ini hari bahagia kita. Lupain masalah itu dulu," sela Rafa kini melepaskan pelukan mereka.

"Aku mau mandi," ucap Rafa sebelum berdiri dari duduknya.

"Raf, maaf. Plis jangan marah, aku cuma---"

"Mau mandi bareng?"

.

.

.


Hari ini double up. Gak ada yg spesial sih. Tapi semoga suka🥺

Suka banget sama komenan kalian. Aku abis ngecek komenan dari prolog Sampe chap 24 emang bikin mood bagus wkwk...

Semoga suka sama chap ini. Aku gak begitu tau tentang nikahan. Jadi maap kalo rada aneh🥺

😭😭

Komenannya diperbanyak. Votenya juga😍

.

31/07/21

Continue Reading

You'll Also Like

99.3K 3.2K 47
FOLLOW SEBELUM BACA Elena Zevanya. DJ terkenal di Fardelo's club. Terjebak dengan pria arogan dan sangat digandrungi diawal kedatanganya ke negara in...
21.2K 1.3K 14
Bagaimana caranya melupakan? Apakah cinta semenyakitkan ini? Kenapa cinta bagiku serumit ini? Apanya yang salah? Aku hadir dalam hidupmu bukan untuk...
1.1M 54.5K 48
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
100K 7K 44
Ini yang terjadi pada Mekar, gadis sebatang kara yang menjadi korban pemerkosaan. Awalnya Mekar ingin melupakan kejadian itu. Namun, masalah hidupnya...