Tentang RaSa |• [TERBIT]

By Helfy_an

1M 107K 34.6K

Terbit di PenerbitGalaxy *Part Lengkap SPIN OFF ZERGIO!!! (18+) Jadi orang ketiga? Oh tentu tidak. Sasa hanya... More

Prolog
RaSa |• 1
RaSa |• 2
RaSa |• 3
RaSa |• 4
RaSa |• 5
RaSa |• 6
RaSa |• 7 |17+
RaSa |• 8
RaSa |• 9
RaSa |• 10
RaSa |• 11
RaSa |• 12
RaSa |• 13
RaSa |• 15
RaSa |• 16 | 18+
RaSa|• 17
RaSa |• 18
RaSa |• 19
RaSa |• 20
RaSa |• 21
RaSa |• 22
RaSa |• 23
RaSa |• 24
RaSa |• 25
RaSa |• 26
RaSa |• 28
RaSa |• 29
RaSa |• 30
RaSa |• 31
RaSa |• 33
RaSa |• 34
RaSa |• 35
RaSa |• 36
RaSa |• 37
RaSa |• 38
RaSa |• 39
RaSa |• 40
RaSa |• 41
RaSa |• 42
RaSa |• 43
RaSa |• 44
RaSa |• 45
RaSa |• 46
RaSa |• 47
RaSa |• 48
RaSa |• 49
RaSa |• 50
RaSa |• 51
RaSa |• 52
RaSa |• 53 [END]
Epilog
TRaSa Lanjut ke?
Vote Cover
Spesial Chapter!

RaSa |• 14

16.5K 2K 629
By Helfy_an

Jangan lupa Vote and coment.
Karena itu semangat para penulis

.

Happy Reading ✨

______

Setelah mengganggu Rafa dan Sasa selama berjam-jam, akhirnya teman-teman kedua insan itu meninggalkan Apartement.

Selain memiliki kesibukan masing-masing, mereka kesal juga melihat wajah Rafa yang selalu kecut. Soalnya aksi Kissing nya dengan sang kekasih, telah diganggu mereka.

"Lain kali kita kemari lagi deh. Pengen liat adegan kissing," celetuk Fano setelah berpamitan.

Mereka tengah berada di depan pintu Apartement Rafa, berpamitan pada si pemilik gedung Apartement ini.

Rafa melirik Fano tajam, membuat teman gilanya itu cengengesan. "Sensi banget pak," ledek Fano tak takut.

Claretta mendengus. "Udah ah! Ayok pulang."

Dengan tanpa belas kasih, Claretta menyeret Fano dengan menarik kerah baju belakang suaminya itu. Membuat Fano berteriak histeris.

"PELAN-PELAN WOY!! ASTAGHFIRULLAH, PUNYA BINI GINI AMAT!!" teriak Fano frustasi.

Sedangkan teman-temannya hanya tertawa sembari menyusul di belakang setelah berpamitan pada Rafa dan Sasa.

Begitu teman-temannya tak terlihat lagi,  Sasa kembali masuk ke dalam Apartement dengan Rafa yang mengekor di belakang. Laki-laki itu langsung menempel pada Sasa ketika kekasihnya itu duduk di kursi sofa.

"Mobil aku gimana?" tanya Sasa membiarkan Rafa memeluk pinggangnya dari samping.

Kepala Rafa yang tenggelam di cekukan leher Sasa, dielus oleh gadis itu membuat mata Rafa terpejam menikmati.

"Kenapa?" balas Rafa bertanya.

"Nanya aja."

Rafa mengambil ponsel nya di atas meja tanpa menjauh dari Sasa. Mengirimkan pesan pada Dion agar membawakan mobil kekasihnya itu ke Basement Apartement.

"Nanti dibawain Dion," tukas Rafa kembali meletakkan ponselnya.

Sasa hanya pasrah. Gadis itu memilih memainkan ponselnya. Ia berhenti mengelus rambut Rafa membuat laki-laki itu sebal karena Sasa tidak lagi fokus pada dirinya.

"Sa," panggil Rafa dengan menatap Sasa dari posisinya.

Rafa bisa melihat wajah Sasa dengan begitu dekat. Wajah mulus dan cantik milik Sasa lagi-lagi membuat Rafa semakin terpesona pada gadis itu.

Sesekali Rafa mengecup pundak Sasa yang tertutupi pakaian gadis itu.

"Pindahin sebagian barang kamu ke sini ya?"

Ucapan Rafa membuat Sasa menoleh. Sasa sedikit menunduk karena posisi kepala Rafa yang berada di atas pundaknya. Keningnya mengernyit.

"Buat apa?"

"Ya supaya kamu gak perlu pulang balik. Tinggal di sini aja, gimana?" gumam Rafa bertanya dengan datar.

Sasa menggelengkan kepalanya heran. Rafa memang aneh.

"Gak bisa gitulah. Masa aku tinggal di sini sih? Kita cuma pacaran, bukan udah nikah," ucap Sasa mendengus pelan.

"Kan aku udah sering ngajak kamu nikah. Dari sebelum ke Oxford juga aku udah ngajak kamu nikah, Sa," ketus Rafa tidak lagi menatap wajah Sasa.

"Waktu itu kan aku masih sekolah pas kamu berangkat," balas Sasa. Tapi ia tidak mengetusi Rafa, karena laki-laki itu pasti akan sebal.

"Ya udah. Sekarang aja nikahnya," cetus Rafa tenang.

Kening Sasa mengernyit. "Emang gampang? Ck, selesain dulu sana urusan kamu sama Syela," dengus Sasa sembari meletakkan ponselnya ke atas meja.

"Kalo nunggu masalah aku selesai pasti lama, Sa. Mending kita nikah dulu, aku takut gak bisa nahan nyentuh kamu lebih jauh," balas Rafa tak tau malu.

"Ih! Jadi kamu mau nikah sama aku cuma karena itu?!" sembur Sasa kesal.

"Ck enggak juga! Kamu tau sendiri kita suka skinsip kaya gini. Setan gampang ngegoda loh. Takutnya aku sama kamu khilaf," dalih Rafa berusaha meyakinkan Sasa.

"Raaaf, katanya kamu diawasin Papa kamu. Kalo kita nikah ya pasti dia bakal tau," ucap Sasa memperingati.

"Kita bisa diem-diem. Atau kamu gak mau nikah sama aku?" tuding Rafa menjauhkan diri dari Sasa.

"Ya aku mau nikah sama kamu, tapi---"

"Ya udah fix, kita nikah. Nanti aku minta bantuan Gio," sela Rafa tak mau mendengarkan protes lanjutan Sasa.

Sasa hanya menghela nafas jengah. Ia memilih beranjak pergi ke dapur, membuat Rafa yang melihat itu jadi cemberut.

Rafa berjalan mengekori Sasa yang rupanya mengambil minuman di kulkas. Ketika gadis itu menuangkan minuman yang ia ambil di kulkas ke dalam gelas, Rafa memeluk Sasa dari belakang.

"Aku mau ke Bali lusa," ucap Rafa memberitahu.

Gerakan tangan Sasa yang menuangkan minumannya pun terhenti. Ia meletakkan botol minuman dan berbalik menghadap Rafa. Membiarkan laki-laki itu memeluknya dari depan.

"Ngapain?"

Rafa memeluk erat tubuh Sasa sembari menyenderkan kepalanya pada pundak gadis itu. "Mau mantau pembangunan hotel baru di sana," bisik Rafa.

Rafa tidak lagi membahas pernikahan. Tidak ingin membuat Sasa kesal dan berakibat gadis itu menyuekinya.

Sedangkan Sasa tampak sedikit bergidik karena nafas Rafa yang mengenai lehernya.

"Terus?"

"Ya kamu ikut ke sana. Gak usah ke butik dulu," jawab Rafa datar.

Sasa membalas pelukan Rafa. "Emang berapa lama di sana? Aku gak usah ikut deh. Kasian Nanda ngurus butik sendirian," balas Sasa mengelus punggung Rafa.

Tangan Rafa yang melingkar di pinggang gadis itu semakin mengerat. Bahkan Rafa sedikit mengelusnya dengan sensual.

"Aku ke sana seminggu. Mana bisa lama-lama gak ketemu kamu? Udah cukup hampir 6 tahun gak liat wajah kamu secara langsung," omel Rafa panjang lebar.

"Tapi--"

"Ayolah Sa! Ck, enak banget si Angga udah mau nikah," cibir Rafa sesekali mengecup leher Sasa.

Perkataan Rafa membuat Sasa mengingat kembali ucapan teman-teman nya tadi. Iya, Angga dan Riana akan menikah dua Minggu dari sekarang.

Tidak terasa juga ya. Dua Minggu lagi, sahabatnya itu akan melepas gelar kegadisannya. Iyakan? Setelah menikah pasti Riana jadi wanita karena dijebol Angga--eh?!

Sasa terkekeh pelan. "Tapi aku ngasih alasan apa ke Nanda?" tanya Sasa sedikit bergumam.

Nanda belum tau mengenai hubungannya dengan Rafa. Entah apakah gadis itu setuju atau tidak jika Sasa balikan dengan Rafa yang jelas-jelas telah bertunangan dengan sahabat Sasa sendiri.

"Gampang lah! Bilang aja mau ikut aku," tukas Rafa datar.

Hal itu membuat Sasa mendengus. Ia menjauhkan sedikit tubuhnya dari Rafa, dan mengambil gelas yang sudah ia isi dengan minuman matcha kesukaannya.

Kemudian ia kembali ke ruang tengah. Rafa? Laki-laki itu terus mengekor seperti anak ayam pada induknya.

Bahkan setelah Sasa duduk di sofa, Rafa berbaring dengan berbantalkan paha Sasa. Sedangkan wajahnya tenggelam pada perut kekasihnya itu.

"Kok banyak minuman matcha di kulkas kamu? Bahkan sebelum kita belanja waktu itu, ada banyak minuman matcha di kulkas kamu loh Rafa."

Tanpa Sasa sadari, Rafa tersenyum merasakan tangan Sasa yang mengelus kepalanya tanpa Rafa pinta. Laki-laki itu semakin mengeratkan pelukannya.

"Kalo kangen kamu, aku minum itu aja," balas Rafa dengan suara teredam.

Rafa tidak begitu menyukai minuman rasa matcha. Tapi jika meminum minuman itu, selalu membuat Rafa merasa jika Sasa ada di dekatnya.

Padahal Syela yang jelas-jelas tunangannya saja tidak Rafa perlakukan seperti itu. Syela menyukai minuman dengan rasa stroberi. Sedangkan Sasa menyukai rasa matcha, dan yang ada di kulkas Rafa adalah minuman rasa matcha. Jadi sudah jelas bukan? Siapa yang selama ini menguasai hati Rafa?

Sasa yang mendengar itupun hanya tersenyum kecil. Mereka begitu menikmati posisi itu, hingga bel Apartement Rafa tiba-tiba terdengar.

Dengan berat hati, Rafa terbangun dari posisinya yang sangat nyaman itu. Ia berjalan keluar untuk membuka pintu, yang Rafa yakini pasti adalah Dion.

Sedangkan Sasa memilih menikmati minuman kesukaannya.

Ting

Mata Sasa mengarah pada ponsel Rafa yang ada di atas meja. Gadis itu meraihnya untuk melihat siapa si pengirim pesan.

'Bunda?' batin Sasa dengan kening mengernyit.

Sasa membaca pesan dari Bunda Rafa tanpa membukanya.

Bunda
Kapan pulang Raf? Noah nyari kamu.

Sasa menggedikkan bahunya acuh tak acuh. Noah? Mungkin sepupu Rafa. Entahlah, Sasa tidak mengenalnya.

Mata Sasa beralih melirik Rafa yang baru datang. "Siapa?" tanya Sasa.

Rafa mendengus pelan. "Dion," jawabnya singkat.

Laki-laki itu kembali berbaring pada posisinya semula sembari meletakkan kunci mobil milik Sasa ke atas meja.

"Bunda ngirim pesan," beritahu Sasa.

Tangan kiri Rafa memeluk pinggang Sasa, sedangkan tangan kanannya mengambil ponselnya yang disodorkan oleh Sasa. Ia membaca isi pesan dari sang Bunda dengan wajah datar.

"Udah berapa lama gak pulang?" tanya Sasa ketika Rafa tak kunjung membuka suara.

"Dua Minggu?" jawab Rafa dengan aksen bertanya.

Sasa mengelus kening Rafa yang mengerut, membuat kerutan itu memudar. Rafa beralih menatap Sasa.

Senyum tipis langsung terpatri di wajah Rafa. Tangannya terangkat untuk mengelus pipi Sasa yang kini tengah menunduk.

"Cantik," gumam Rafa begitu pelan.

Sasa mengulum bibirnya menahan senyum. Bahkan pipinya terasa kebas karena karena sekuat tenaga menahan senyumannya.

Hal itu membuat Rafa terkekeh. Laki-laki itu menarik tengkuk Sasa agar semakin menunduk, sedangkan ia mengangkat kepalanya untuk menyatukan bibir keduanya.

Cup

Untuk ke sekian kalinya, bibir Rafa dan Sasa kembali bertemu. Kali ini Rafa hanya mengecupnya. Karena tidak mungkin melumat bibir Sasa dengan posisi itu, bisa membuat leher mereka berdua pegal.

"Malem ini gak usah nginep dulu," ucap Rafa sembari mengelus bibir Sasa yang barusan ia kecup.

"Kenapa?"

"Aku mau pulang ke mansion."

Wajah Sasa berubah kesal. "Ada Syela?" tanyanya dengan bibir mengerucut.

Rafa terkekeh. "Enggak. Kalo ada juga, aku gak akan seintim seperti aku ke kamu kan?"

Sasa cemberut. "Ngebayangin kalian ketemu atau gandengan aja aku kesel loh, Rafa!!" cetus Sasa kesal.

Rafa lagi-lagi dibuat tertawa. "Iya enggak," balasnya mengalah.

"Udah sore. Mending kamu siap-siap sana, terus pulang," titah Sasa mendorong pelan kepala Rafa agar bangun dari posisinya.

Rafa tentu saja menurut. Tapi ia menarik tangan Sasa untuk ikut ke kamarnya.

"Siapin baju aku," titah Rafa sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

Begitu pintu kamar mandi tertutup, Sasa berjalan memasuki walk in closet yang pintunya berada tepat di samping pintu kamar mandi Rafa.

Ia menyiapkan baju santai, tapi tetap terlihat cocok dipakai keluar untuk kekasihnya itu. Kemudian keluar dari kamar.

Sasa memilih untuk tidak menunggu Rafa selesai mandi. Karena laki-laki itu pasti akan keluar hanya dengan menggunakan handuk. Takutnya, iman Sasa melemah dan ia malah khilaf menggoda Rafa.

Saat kembali ke sofa, Sasa mengotak-atik ponsel Rafa. Melihat isi pesan laki-laki itu dengan Syela.

Tak apa kan? Sasa kan hanya penasaran.

Dan yah, lebih banyak isi pesan dari Syela saja. Rafa hanya menjawab jika memang diperlukan.

Syela

Kak... Kamu di mana?

Aku ke Mansion, Bunda bilang kamu mulai sering ke Apartement ya?

Apartement kamu di mana?

Aku nungguin di mansion aja ya?

Gak usah.

Anterin aku ke Caffe ya? Mau ketemu temen.

Kata Bunda, kamu mau ketemu temen-temen kamu? Aku ikut ya?

Hm

Hari ini Kak Angga sama Riana tunangan? Kamu bareng siapa? Bareng aku kan?

Iya Syela

Kak Rafa, Aku di kantor kamu

Hanya itu. Sepertinya itu chat mereka di bulan ini.

Sasa kembali meletakkan ponsel Rafa ke atas meja ketika Rafa datang dari kamar mandi.

Laki-laki itu menghampiri Sasa dengan rambutnya yang masih basah. Sedangkan ia telah mengenakan pakaian yang Sasa siapkan tadi.

Tanpa mengucapkan apa-apa, Rafa langsung duduk di depan Sasa. Ia duduk melantai, sedangkan Sasa dibiarkan duduk di kursi sofa.

Rafa menyodorkan handuknya membuat Sasa mengerti. Gadis itu mencoba mengeringkan rambut Rafa menggunakan handuk yang laki-laki itu sodorkan.

"Besok, kamu ke kantor?" tanya Sasa di sela-sela kegiatannya.

"Hm."

"Oke, aku juga mau ke butik," balas Sasa.

Setelahnya hening. Hingga Sasa menyelesaikan kegiatannya.

"Ya udah ayok! Sekalian aku mau pulang," ajak Sasa mendorong tubuh Rafa agar menjauh.

Sasa berdiri dari duduknya. Mengambil tas Selempang dan juga ponselnya. Disusul Rafa yang ternyata sudah membawa kunci mobil lain dari kamarnya.

Rafa mengambil ponselnya kemudian menggandeng tangan Sasa keluar dari Apartemennya. Mengantar gadisnya itu ke unit Apartemennya sendiri.

"Jangan keluar-keluar malam ini," peringat Rafa yang mau tak mau diangguki Sasa.

Rafa mengecup kening Sasa dengan lembut. Kemudian menyuruh gadis itu masuk ke dalam Apartement melalui tatapannya.

***

Mobil Rafa telah terparkir rapi di garasi mansion kedua orang tuanya. Sedangkan ia memasuki mansion itu dengan langkah tegas dan raut wajah yang dingin.

"Rafa!!"

Bunda Rafa menyambut putranya dengan sangat bahagia. Wanita paruh baya itu langsung mendekap Rafa yang tentu saja langsung membalasnya dengan sayang.

"Akhirnya kamu mau pulang, nak," ucap Dela dengan mata berkaca-kaca.

Rafa mengecup kening Bundanya dengan lembut. "Maaf, Rafa sibuk Bun," balas Rafa tenang.

Dela mengangguk mengerti. Wanita itu menuntun Rafa agar duduk di kursi sofa. Sedangkan Rafa mengedarkan pandangannya ke sekitar.

"Noah mana?" tanya Rafa dengan wajah bingung.

"Di kamarnya. Dia nyari kamu terus. Pasti kangen," ucap Dela tersenyum tipis.

"Mau Bunda masakin? Kamu mau makan apa?" tanya Dela antusias.

Meskipun hanya dua minggu Rafa tidak pernah pulang, Dela sudah sangat merindukan putranya itu.

"Terserah Bunda aja," jawab Rafa tersenyum tipis. "Papa mana?" lanjut Rafa bertanya.

"Nanti malam Papa pulang. Kita makan malam bareng ya? Syela juga dateng kayanya," ucap Dela dengan menatap ragu putranya.

"Bisa kita makan tanpa Syela, Bun? Makan malam khusus keluarga kita," tanya Rafa yang sebenarnya tidak enak.

Syela sudah seperti anak untuk kedua orang tuanya. Apalagi setelah kejadian naas menimpa kedua orang tua Syela yang menghilangkan dua nyawa itu sekaligus.

Syela begitu terpukul, dan keluarga Rafa lah yang selalu menerimanya dengan tangan terbuka lebar.

Rafa dan Syela bersahabat saat masih kecil. Tapi sejak Syela pindah ke Berlin bersama orang tuanya, membuat hubungan Rafa dan Syela tidak begitu dekat selayaknya sahabat.

Tapi Rafa masih mengingat Syela, begitupun Syela yang masih sangat ingat pada Rafa.

Rafa menganggap Syela tak lebih sebagai sahabat dan adik. Tapi setelah Papa Rafa menjodohkannya dengan Syela, sikap Rafa perlahan berubah. Meskipun Rafa tetap tidak tega mengasari gadis itu.

Dela mengelus puncak kepala Rafa dengan sayang. "Bunda tau, Rafa gak suka sama perjodohan ini. Tapi, kamu tentu tau kondisi Syela nak," ucap Dela dengan wajah sendu.

Rafa tersenyum tipis. Ia memeluk Dela dengan sayang. "Iya Bunda. Rafa gapapa," balas Rafa dengan senyum tipis.

"Mending kamu istirahat sana," titah Dela dengan lembut.

Ketika Rafa melepaskan pelukannya, dan naik ke lantai atas, Dela tersenyum tipis. Hingga tatapannya mengarah pada ponsel putranya yang entah sadar atau tidak ia tinggalkan di atas meja ini.

Dela mengambilnya, dan melihat layar lock screen ponsel milik Rafa adalah potret seorang gadis yang begitu Dela kenali.

"Rafa balik ke Sasa lagi?"

.

.

.


Jangan bosan-bosan sama Rafa-Sasa ya😘

Oh ya, yang punya tiktok. Jangan lupa follow akun @tentangrasa03
Akunnya dipegang admin GC Tentang RaSa....

Chapter ini agaknya membosankan. Semoga kedepannya kagak lagi wkwk

Jangan lupa jaga kesehatan.

Kirain gak bakal up hari ini. Soalnya lagi gak enak badan.  Dari subuh, udah pusing ditambah demam. Tapi Alhamdulillah masih bisa up wkwk

Buat kalian jangan terlalu capek, takut nantinya sakit. Semoga chapter ini tetap bisa dinikmati.
Meskipun aku sendiri ngerasa chapter ini agak aneh😌

Bay bay

.

10/07/21

Continue Reading

You'll Also Like

35.9K 2.3K 56
Galen sudah membulatkan tekad untuk menjauhkan Ciara dari kehidupannya untuk sementara waktu. Ciara menyetujui keputusan Galen dan mereka berpisah, b...
99.3K 3.2K 47
FOLLOW SEBELUM BACA Elena Zevanya. DJ terkenal di Fardelo's club. Terjebak dengan pria arogan dan sangat digandrungi diawal kedatanganya ke negara in...
3.7M 286K 75
Chayyara, gadis itu harus kehilangan masa remajanya ketika takdir menggariskan Chayyara yang harus menikah dengan pria dingin, kekasih dari kakaknya...
990 55 3
⚠️JANGAN SALAH LAPAK⚠️ INI LAPAK BXB/HOMO/GAY JADI YANG TIDAK MENYUKAINYA JANGAN MENCOBA MEMBACANYA!!!