Pasutri Player [ Complete ]

By Belfadya_

160K 9.3K 1.4K

#AgasaDKKSeries2 Ini tentang Devon yang dijodohkan dengan Anya, si cinta pertama sekaligus luka pertamanya. A... More

Prolog
[1] Perjodohan
[2] Awal Segalanya
[3] Batal Nikah
[4] Mama Deva Berulah
[5] Dipingit dan Permainan Hati
[6] Sah Jilid Satu
[7] Sah Jilid Dua
[8] Permintaan Mama Mertua
[9] Perlahan Membaik
[10] Sakitnya Hati Seorang Istri
[11] Musuh Dalam Selimut
[12] First Kiss
[13] Perlakuan Manis Devon
[14] Anya Ingin Baby
[15] Badai Menerpa
[16] Bertengkar
[17] Malam Yang Gundah
[18] Anya Menyerah
[19] Masalah Baru
[20] Sama-Sama Gengsi
[21] Hamil?
[22] Hari Bahagia Bersama
[23] List Keinginan Anya
[24] Jujurlah
[25] Bertemu Tyas
[26] Jadi Cewek Gue!
[27] Perang Dunia 3 Part 1
[28] Perang Dunia 3 Part 2
[29] Anggalah Biangnya
[30] Berjuang Bersama
[31] Adik Bayi Mau Batagor
[32] Nasihat Om Adimas
[33] Masalah Lagi?
[34] Obsesi Angga
[35] Misi Penyelamatan Tyas
[36] Anda Salah Memilih Lawan
[38] Aku Enggak Gila
[39] Keguguran
[40] Aku Bukan Pembunuh
[41] Anya Harus Bangkit
[42] Ini Istriku, Istrimu Mana?
[43] Jangan Penjarain Dia
[44] Hadiah Untuk Anya
[45] Assalammualikum Adik Bayi
[46] Mengulang Masa SMA
[47] Aku Pergi
[48] Anya Mulai Aktif ya, Bund
[49] Anya Hamil?
[50] Ending
Epilog
Extra Part
Sekuellllll
Extra Part 2
Pamungkas

[37] Masalah Kembali Menghampiri

1.7K 132 1
By Belfadya_

Katanya, saat masalah tiba, saat itu juga keimanan kita sedang diuji oleh pemilik alam semesta.

Jika kita bisa melewatinya, maka kita termasuk hamba-nya yang beruntung.

Jika sebaliknya, maka kita adalah hamba-Nya yang merugi.

[ [37] Masalah Kemabli Menghampiri ]

*****


Ma, Pa, De, Devon pulang ya.
Dev bawa motor Dev yang hitam, si Jalu. Dev kangen aja bawa dia jalan-jalan.
Maaf gak pamit langsung ya, Dev buru-buru. Dev harus ke kampus pagi banget dan ada sesuatu yang perlu Dev bawa dan sesuatu itu ada di rumah Dev sama Anya.

With love,

Devon Mahesa Si Cakep Tiada Tara.

Begitulah note yang Devon tinggalkan di kediaman kedua orangtuanya malam tadi. Devon tidak jujur perihal tujuannya karena dia yakin sang mama pasti akan melarangnya. Setelah kejadian Rosetta yang menghina keluarganya, Deva memang mewanti-wanti Devon agar tidak mengejar lagi Anya. Biarkan mau mereka apa.

Akan tetapi, nyatanya Devon tidak bisa.

Pikirannya selalu terpenuhi oleh Anya, terlebih saat tadi dia melihat betapa kacaunya Anya dan dokter mengatakan jika Anya memiliki rasa cemas berlebihan, dan itu merupakan salah satu penyakit psikis yang tidak bisa kita sepelekan.

"Dev."

Suara Tyas yang memanggil namanya membuat Devon lantas menghentikan lamunannya dan berbalik badan menatap gadis yang pernah menjadi mantan kekasihnya dulu.

"Kenapa?" tanya Devon.

"Waktunya sarapan, lo harus makan."

Devon sampai lupa sarapan karena sangking gembiranya kala tadi dia bisa menyuapi Anya sarapan sampai akhirnya sekarang Anya tertidur karena kelelahan dan mungkin efek obat.

"Gue enggak nafsu."

Selain lupa, tetapi nafsu makannya hilang.

"Lo lagi sakit. Lo belum sembuh. Kalau lo sakit, terus siapa yang bakalan urus Anya? Terus emang lo sanggup lihat si Anya sedih gara-gara lihat lo yang kayak gini, kacau, enggak sehat dan tangan digips."

"Hidup gue berat, Yas. Kacau. Rasanya pengen balik ke masa SMA. Gue happy bisa gandeng cewek yang beda dalam satu hari tanpa harus mikirin perasaan siapapun. Gue juga bebas nongkrong sama sahabat-sahabat gue tanpa harus mikirin apa-apa. Gue beb—"

"Dev," sela Tyas, "gue tahu ini berat dan ini juga salah gue. Gue minta maaf, tapi yang pasti sebanyak apapun lo berandai untuk mengulang masa indah lo itu, bakalan percuma, Dev. Waktu gak bisa diulang. Tugas kita sekarang bersyukur. Baik atau enggaknya takdir kita sekarang menurut kita, tapi yang pasti ini terbaik buat kita dari Allah."

"Sejak kapan lo bijak?"

Tyas menggelengkan kepalanya. Memang tidak ada pertanyaan lain, ya? Memang tidak ada tanggapan lain, ya? Mau sakit, mau sehat, Devon sama saja, menyebalkan.

"Bercanda," sambung Devon saat dia peka akan perubahan raut wajah Tyas kemudian pria itu merebut jatah sarapannya dari tangan Tyas, "gue mau sarapan, biar sembuh. Biar gue bisa jagain Anya."

Tyas tersenyum tipis. "Anya beruntung punya lo."

"Gue juga beruntung punya Anya."

"Dulu, lo merasa beruntung punya gue?"

"Enggak."

Jujur, Tyas menanyakan hal itu hanya iseng, tetapi ketika mendengar jawaban yang menyakitkan itu, kenapa sesaknya tidak iseng aja? Kenapa sesaknya terasa nyata?

"Sorry kalau omongan gue nyakitin, tapi jujur dulu gue enggak begitu perihal perasaan gue karena gue tahu hati gue masih buat Anya, tapi sekarang gue beruntung punya mantan sebaik lo, Yas. Lo rela bantuin gue sama Anya. Makasih ya?"

Tyas memaksakan tersenyum dan dia meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja, meskipun awalnya tidak mudah karena jujur perasaan Tyas untuk Devon memang masih ada. Itu tulus. Persis seperti dulu, dia yang memulai mendekati karena dia yang memang tertarik pada Devon.

Devon menepuk pelan pundak Tyas dan berkata, "Gue yakin lo dapat yang terbaik."

***

"Kalian siapa?"

Lylyana tampak terkejut kala melihat kedua tamunya. Tamu yang tak dia undang, tamu yang datangnya dadakan. Bahkan Lylyana tidak mengenal kedua tamunya ini.

"Saya Tyas, temannya Devon, suami Anya, cucu Oma dan ini Rayhan."

Mendengar nama sang cucu disebut, sontak Lylyana membelalakkan matanya. Lylyana memang tidak percaya akan jawaban Angga yang mengatakan jika Anya diculik, tetapi dia tidak berhasil mendesak pria itu untuk jujur membuat Lylyana geram dan memilih untuk pulang ke rumahnya saja dan mulai memerintahkan beberapa orang untuk mencari cucu kesayangannya.

"Kalian tahu dimana cucu saya berada?"

Tyas mengangguk sopan. "Kebetulan saya sama teman saya, Kak Rayhan, mau menunjukkan sesuatu sebelum kita memberitahu dimana Anya saat ini."

Demi cucunya, Lylyana akhirnya mempersilahkan Tyas dan Rayhan masuk ke rumahnya.

"Saya memang sangat mencemaskan cucu saya, tetapi saya harus hati-hati dengan orang baru terlebih orang-orang muda seperti kalian. Kalian pandai berdusta, persis seperti seseorang yang anak saya yakini bisa menjaga cucu saya. Oleh karena itu, saya rasa saya ingin kalian to the poin saja atas apa yang ingin kalian beritahu."

Tyas yakin jika orang yang Lylyna maksud adalah Angga, dia sangat yakin itu.

"Baik, Oma, saya jamin ini seratus persen kebenaran."

"Yasudah, sini tunjukkan."

"Baik, Oma."

Rayhan yang sedari tadi hanya diam kini mulai menghidupkan laptopnya.

Rayhan dan Lylyana akan menunjukkan rekaman cctv villa orangtua Angga dari kejadian Tyas di sekap sampai kejadian Tyas menolong Anya.

Tyas melakukan ini karena dia sudah muak dengan rencana jahat Angga.

Jika kalian bertanya kenapa bisa Tyas mendapatakan rekaman itu, maka jawabannya ini semua karena Rayhan.

Jadi, Rayhan memerintahkan anak buah papanya untuk mencuri data rekaman cctv villa Angga kala Angga keluar untuk pergi ke polisi dan otomatis villa itu kosong membuat anak buah papa Rayhan dengan mudahnya masuk dan mencuri data rekaman cctv itu.

Tyas berharap jika ini awal yang baik.

Dia ingin segera menghentikan rencana jahat Angga.

***

"Tangan kamu sakit ya sampai harus digips. Maaf ya aku ngerepotin kamu, padahal tahu tangan kamu lagi sakit."

Sumpah demi menara Eiffel yang ada di Paris, Devon tidak merasa direpotkan sama sekali. Justru, dia senang, akhirnya dia bisa menjadi suami berguna untuk Anya, meskipun jujur tangannya agak sedikit ngilu kala harus menyuapi Anya, tetapi ini tidak sebanding dengan rasa bahagianya.

"Makanya kalau gitu kamu harus cepat sembuh."

"Kamu juga harus sembuh."

"Aku udah sembuh, tinggal tangan doang."

"Enggak boleh nyepelein tahu."

"Iya-iya, Bunda."

"Ihhh Devon."

Devon terkekeh melihat wajah tersipu Anya. Akhirnya setelah sekian lama, dia bisa kembali melihat Anya sebahagia ini. Untuk saat ini rasanya Devon ingin menghentikan waktu. Dia ingin seperti ini. Dia ingin Anya yang sadar, dia ingin Anya yang sehat, dia ingin Anya tersenyum.

Devon tersentak dari lamunannya kala dia merasakan tangan Anya mengelus wajahnya. Merasakan tangan sang istri mengelus wajahnya, Devon lantas mengalihkan pandangannya ke arah Anya yang kini melempar senyum padanya.

"Adik bayi selalu kangen buat elus wajah kamu. Adik bayi suka."

"Adik bayi atau Bundanya?"

"Adik bayi, Devon."

"Kok, Devon?"

"Terus apa?"

"Ayah."

Anya refleks mengalihkan pandangannya. Dia sadar jika pipinya memerah saat ini. Devon berhasil membuatnya tersipu berkali-kali hari ini.

Baru saja Devon ingin kembali menjahili sang istri, tetapi hal itu urung kala dia mendengar pintu ruangan Anya terbuka. Bahkan Anya sekali pun lantas mengikuti arah pandang Devon, ke depan pintu yang ternyata menampilkan sosok dokter yang menangani Anya, Dokter Gladys namanya.

"Maaf mengganggu waktunya, tetapi boleh saya berbicara sebentar dengan Pak Devon? Ada hal yang perlu saya sampaikan."

"Boleh, Dok."

"Saya tunggu di luar."

"Iya, Dok."

Anya menggenggam tangan Devon. Saat dia tahu tujuan dokter Gladys, hatinya mendadak cemas, dia takut ditinggalkan oleh Devon.

"Cuman sebentar ya?"

"Enggak. Aku enggak mau sendiri."

Devon tahu Anya bukan gadis manja, tetapi karena kecemasan berlebih yang kini menimpa Anya membuat Anya tidak bisa sendiri, dia tidak ingin ditinggal sendiri.

"Percaya sama aku ya? Aku balik lagi."

"Bener?"

Devon tersenyum.

Perlahan tangannya melepaskan genggaman Anya membuat wajah Anya semakin cemas, tetapi perlahan elusan Devon di puncak kepalanya menenangkan Anya sampai akhirnya Devon berhasil keluar ruangan tanpa ada rengekan Anya.

"Maaf menunggu lama."

"Tidak apa."

"Jadi ada apa ya, Dok?"

Dokter Gladys terlihat menghela napasnya. "Perihal bu Anya."

"Kenapa dengan istri saya?"

"Berat badan bu Anya jauh dari kategori ibu hamil normal pada umumnya dan itu disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi. Saya sangat mengkhawatirkan kondisi ini. Ini sangat berbahaya."

"Berbahaya?"

"Iya, terlebih ada gangguan psikis yang sedang menimpa bu Anya."

"Memang seberapa bahaya, Dok?"

"Sangat bahaya karena bisa ...."

"Bisa apa, Dok?"

"Menyebabkan keguguran."

Deg.

Rasanya dunia Devon terhenti saat itu juga.

—Tbc.

Semoga suka, terimakasih sudah mampir💜🤗😍

Continue Reading

You'll Also Like

Zea By NonaHyoJae46

Teen Fiction

5.5K 144 64
Arga tampak terdiam dihadapan sosok yang begitu ia kenali.Seketika tubuhnya lemas melihat seseorang yang saat ini tengah terbaring di meja operasi se...
311K 2K 11
WARNING 18+ !! Kenzya Adristy Princessa seorang putri terakhir dari keluarga M&J group yang diasingkan karena kecerobohannya. Ia hanya di beri satu...
STRANGER By yanjah

General Fiction

219K 25.1K 33
Terendra tak pernah mengira jika diumurnya yang sudah menginjak kepala empat tiba-tiba saja memiliki seorang putra yang datang dari tempat yang tak t...
3.4K 343 31
Karena rasa ego dan gengsi mengakui perasaan, membuat mereka hanya bisa saling mengagumi dalam diam. Namun apakah mereka berakhir bersama atau tidak...