Pasutri Player [ Complete ]

נכתב על ידי Belfadya_

160K 9.3K 1.4K

#AgasaDKKSeries2 Ini tentang Devon yang dijodohkan dengan Anya, si cinta pertama sekaligus luka pertamanya. A... עוד

Prolog
[1] Perjodohan
[2] Awal Segalanya
[3] Batal Nikah
[4] Mama Deva Berulah
[5] Dipingit dan Permainan Hati
[6] Sah Jilid Satu
[7] Sah Jilid Dua
[8] Permintaan Mama Mertua
[9] Perlahan Membaik
[10] Sakitnya Hati Seorang Istri
[11] Musuh Dalam Selimut
[12] First Kiss
[13] Perlakuan Manis Devon
[14] Anya Ingin Baby
[15] Badai Menerpa
[16] Bertengkar
[17] Malam Yang Gundah
[18] Anya Menyerah
[19] Masalah Baru
[20] Sama-Sama Gengsi
[21] Hamil?
[22] Hari Bahagia Bersama
[23] List Keinginan Anya
[24] Jujurlah
[25] Bertemu Tyas
[26] Jadi Cewek Gue!
[27] Perang Dunia 3 Part 1
[28] Perang Dunia 3 Part 2
[29] Anggalah Biangnya
[30] Berjuang Bersama
[31] Adik Bayi Mau Batagor
[33] Masalah Lagi?
[34] Obsesi Angga
[35] Misi Penyelamatan Tyas
[36] Anda Salah Memilih Lawan
[37] Masalah Kembali Menghampiri
[38] Aku Enggak Gila
[39] Keguguran
[40] Aku Bukan Pembunuh
[41] Anya Harus Bangkit
[42] Ini Istriku, Istrimu Mana?
[43] Jangan Penjarain Dia
[44] Hadiah Untuk Anya
[45] Assalammualikum Adik Bayi
[46] Mengulang Masa SMA
[47] Aku Pergi
[48] Anya Mulai Aktif ya, Bund
[49] Anya Hamil?
[50] Ending
Epilog
Extra Part
Sekuellllll
Extra Part 2
Pamungkas

[32] Nasihat Om Adimas

2.1K 148 1
נכתב על ידי Belfadya_


Jangan takut untuk mencoba, terlebih mencoba untuk memperbaiki kesalahan kita.

Mungkin awalnya terasa mengerikan karena bayangan akan kemungkinan buruk itu akan menghantui.

Akan tetapi, semua itu belum terjadi dan ingat selalu ada jalan untuk kalian yang ingin memperbaiki.

Yakin dan terus bangkit jika gagal, itulah kuncinya.

[ [32] Nasihat Om Adimas ]

*****

"Gue capek terus-terusan ngumpet kayak gini, Ga. Gue pengen balik. Sebentar lagi gue sidang skripsi. Gue gak mau batal sarjana cuman karena ini.

Pria dengan kaos merah menyala itu menatap jengah pada perempuan yang sudah hampir satu Minggu ini ikut dirinya ke salah satu villa milik orang tuanya. Jangan kalian berpikir jika mereka sedang liburan karena justru mereka sedang bersembunyi dari beberapa orang yang telah mereka usik hidupnya.

"Angga!" sentak perempuan yang tak lain adalah Tyas, "gue mau balik."

"Terserah. Lo balik, lo diserang Agasa dkk."

Tyas menunduk lesu, dia menyesal telah melakukan kekacauan pada rumah tangga mantannya. "Gu..gue menyerahkan diri aja, Ga. Gue gak mau terus-terusan jadi jahat."

"Bukannya lo seneng? Ini itu bentuk balas dendam lo sama Devon yang dulu pernah ngelimain lo."

"Gue awalnya emang kayak gitu, Ga, tapi setelah dipikir-pikir apa yang gue lakuin itu jauh lebih jahat. Gue gak bisa kayak gini. Gimanapun juga dulu Devon selalu ada buat gue, selalu baik sama gue, memperlakukan gue layaknya ratu, meskipun tanpa gue sadari ada empat perempuan lain yang secara bersamaan Devon gituin."

"Jadi?"

"Gue mau balik ke Jakarta, gue bosen di Bogor. Gue juga resah terus-terusan lari dari masalah. Gue juga bakalan bantu Devon sama Anya baikan. Gue bakalan bersihin nama Devon."

"Terus gue?"

"Gue tahu lo cinta sama Anya, tapi ini salah, Ga. Anya udah bersuami bahkan dia mau punya anak. Apa tega lo misahin Anya dan anaknya dari Devon?"

"Tapi gue gak bisa liat dia sama Devon!"

"Terserah gue pergi."

Tyas berbalik badan, tetapi baru saja dia akan bergegas badannya bertabrakan dengan sosok paruh baya yang lengkap mengenakan jas putih khas dokter.

"Maaf, tapi sepertinya saya mendengar nama Devon disebut. Apakah kalian sedang ada masalah sama dia?"

Tyas menatap sosok paruh baya itu, dan sepertinya dia pernah melihat sosok ini, tetapi dia lupa kapan dan dimana.

"Saya Adimas, papanya Diana, teman Devon. Saya dengar semuanya. Saya mohon jika kalian berniat jahat sama dia, lebih baik kalian hentikan. Azab Allah nyata adanya. Jangan sesekali kalian mendzolimi sesama muslim," ujar Adimas diakhiri senyum khasnya, "kalau gitu saya permisi."

***

Kalian tahu apa yang kini sedang Devon rasakan? Pasti tidak, kan? Tentu. Maka dari itu biar Devon jelaskan. Saat ini dirinya sedang merasa gugup dan senang karena sosok yang sangat dia idolakan ada di depannya.

"Om Adimas, apa kabar?"

Ya, Adimas, papanya Diana.

Alasan Devon mengidolakan Beliau itu karena Beliau terkenal dengan sikap ramahnya, baiknya, dan yang terpenting tidak selalu menyimpulkan masalah begitu saja, tetapi Beliau akan selalu berusaha mendengarkan masalah itu dari berbagai sudut pandang dan setelah itu, Beliau akan mencari solusi terbaik.

"Baik," jawab Adimas seadanya, "lalu kamu?"

Senyum yang tadinya terpancar di wajah Devon, kini perlahan lenyap begitu saja. Bayangan beberapa hari lalu dirinya diserang oleh Hans karena dia yang nekad masuk ke kamar Anya.

Ya, kejadian itu memang dipergoki oleh Hans. Awalnya Anya memerintahkan dirinya untuk kabur, tetapi Devon menolak, dia tidak ingin terus-terusan seperti ini, dia ingin memperbaikinya, tetapi bukannya sambutan hangat yang dia dapat, tetapi justru bogeman Hanslah yang dia dapat.

"Cerita sama Om. Ada apa? Kalau kamu enggan, tidak apa, tapi lebih baik kamu segera selesaikan terlebih ini menyangkut rumah tangga kamu sama Anya."

"Om tahu?" Devon tentu terkejut, dimana idolanya ini mengetahui semuanya.

Adimas mengangguk. "Enggak semuanya. Tadi waktu Om seminar di Bogor, Om ketemu sama dua orang yang ngomongin kamu atau lebih tepatnya rencana jahat mereka sama kamu, mereka mau pisahkan kamu sama Anya."

"Cewek sama cowok?"

Adimas mengangguk dan Devon yakin dua orang itu Angga dan Tyas.

"Jadi, kamu mau cerita?"

Devon menggeleng. "Maaf, Om, tapi Devon gak mau Om kecewa sama Devon. Mama, papa, Dea, mertua Devon semuanya kecewa sama Devon, Om."

"In Sya Allah, Om akan mengerti kamu. Om tidak bermaksud ikut campur, tetapi Om ingin masalah kamu cepat selesai atau setidaknya kamu lebih merasa lega karena sudah menceritakan semuanya pada Om."

Sebenarnya Devon ingin, tetapi ...

"Cerita saja."

Menyerah. Akhirnya Devon menceritakan semuanya. Mulai dari masalah awal pernikahan mereka yang berawal dari kisah cinta mereka kala SMA sampai pada cerita dirinya dan Anya dipisahkan, semua Devon ceritakan dan sesekali Adimas menepuk pundaknya guna menenangkan Devon yang merasakan sesak di dadanya kala harus membuka luka itu.

"Kesalahan Devon fatal, Om, Devon jahat." Itulah kalimat penutup yang Devon katakan di akhir ceritanya.

"Om tahu kamu salah, tetapi Om yakin pasti ada jalan buat memperbaikinya. Pertama, untuk saat ini kamu minta ampun sama Allah SWT dan minta semoga hati orang yang telah kamu kecewakan itu mudah untuk memaafkan kamu. Setalah itu, kamu datang ke orang tua kamu, kamu mengakui kesalahan kamu dan minta maaf. Om yakin sebenarnya orang tua dan adik kamu itu merasakan kesedihan kamu, mereka sayang sama kamu, maka dari itu kunjungi mereka dan minta maaf. Setelah itu, barulah kamu beserta keluarga datang baik-baik ke rumah mertua kamu. Om yakin selalu ada jalan untuk niat baik kita."

Ini yang Devon inginkan. Ini yang Devon butuhkan. Dia hanya butuh dukungan dan solusi tanpa harus menyudutkan dirinya. Dan rasanya hanya Adimas yang paham itu. Rasa kagumnya pada Adimas semakin membesar.

"Terimakasih, Om."

"Sama-sama. Om yakin kamu anak baik. Om lebih suka kamu yang ceria, petakilan daripada kamu yang galau merana, tetapi semua orang punya fase lelahnya sendiri. Tapi ingat, jangan selamanya berada di fase itu. Bangkitlah dan mulai lagi semuanya dari awal. Om yakin pasti ada jalan."

***

Sehari setelah nasihat panjang dari Adimas, kini Devon memberanikan diri untuk datang ke rumah kedua orang tuanya. Kebetulan hari ini adalah weekend dan Devon yakin kedua orang tua dan juga adiknya itu ada di rumah.

Ting nong ...

"Sebentar!"

Devon rindu suara itu. Suara yang selalu dia dengar kala dirinya menjahili pemiliknya. Suara itu milik Dea, adiknya.

Ceklek.

"Abang?" ujar Dea terkejut, "Abang ngapain di sini?" Dea memalingkan wajahnya ke arah lain, dia masih marah dengan Abangnya itu.

"Maafin Abang, Dek. Abang tahu Abang salah. Abang mau mengakui semuanya dan minta maaf."

"Percuma, Bang, kak Anya udah pergi bawa calon keponakan Dea, calon cucu mama papa, harusnya Abang pikirin itu dari awal."

Baru saja Dea ingin masuk ke rumah, tetapi gerakannya terhenti kala Deva dan Denis keluar dan melihat putra sulungnya di depan rumah.

"Ma, Pa," panggil Devon parau. Dia sangat merindukan dua sosok itu. Dua sosok yang sangat berjasa dalam hidupnya.

Tanpa Devon duga dan tak Devon percaya, ternyata Deva memeluk dirinya erat bahkan wanita paruh baya itu perlahan meneteskan airmatanya. "Dev, maafin Mama," lirihnya.

"Harusnya Devon yang minta maaf, Ma. Devon yang salah. Devon udah kecewain Mama, Papa sama Dea."

"Ini salah Mama. Coba aja Mama enggak terlalu ambisius jodohin kamu sama Anya. Semuanya gak akan kayak gini."

Devon menggeleng seraya mengusap-usap punggung sang Mama. "Mama enggak salah. Devon justru terimakasih sama Mama karena Mama, Devon kembali sama Anya, orang yang Devon cinta dari dulu, Ma."

Dea dan Deris ikut terharu melihatnya. Kemudian Deris memberikan kode pada Dea untuk ikut ke pelukan Devon dan juga Deva.

Dea yang sebenarnya merindukan Abangnya pun lantas ikut masuk ke pelukan itu dan disusul Deris, sang kepala keluarga.

"Dea, kangen Abang hiks .... Dea pengin sama Abang. Dea sayang Abang."

"Maafin Papa juga, Dev. Seharusnya Papa membantu kamu menyelesaikan masalah ini bukannya emosi dan menyudutkan kamu."

Devon tersenyum penuh haru, dia pikir semua ini tidak akan terjadi. Dia pikir saran Adimas akan sia-sia, tetapi ternyata itu salah, justru saran itu sangat berguna.

"Kami akan bantu masalah kamu sama Anya," ujar Deva dan Deris serentak.

Devon mengangguk kemudian memeluk keluarga tercintanya lebih erat dan sekarang dia yakin ternyata keluarga adalah tempatnya dia pulang dari berbagai masalah yang terjadi di dunia yang kejam ini.

"Makasih udah mau nerima Devon lagi."

Saat ini, Devon merasa satu bebannya terangkat dan Devon semakin yakin jika masalahnya akan segera selesai. Jika ingin seperti itu, kuncinya hanya satu, jangan takut mencoba memperbaiki dan jangan putus asa, bangkit jika kau jatuh.

—Tbc.

A/n: hikss... Sad aku :( aku gak tega memisahkan keluarga karena aku tahu jauh dan dibenci keluarga itu sakit.

Btw, Papa Adimas itu tokoh kesayangan aku di stori ku yang Tentang Diana dan di sini pun masih jadi kesayangan dan favorit. Intinya aku sama Devon sama, mengagumi sosok Diana juga Papanya💛💜 

Kita berdoa semoga masalah Dev segera selesai, aamiin.

Thanks for reading guys😍💜

Semoga suka💛🏵️

Jangan lupa vote and komen🤗💚

המשך קריאה

You'll Also Like

206K 285 4
Perasaan Lama Belum Kelar Intinya cuma satu , harus diselesaikan . Cover by : ifaizzaa
402K 19.4K 65
(END) ----- "Gara-gara pesta sialan itu, gue terpaksa nikah sama cewek yang engga gue kenal. Baru juga sehari gue dapat ktp, eh, langsung di susul bu...
218K 25K 33
Terendra tak pernah mengira jika diumurnya yang sudah menginjak kepala empat tiba-tiba saja memiliki seorang putra yang datang dari tempat yang tak t...
5.5K 144 64
Arga tampak terdiam dihadapan sosok yang begitu ia kenali.Seketika tubuhnya lemas melihat seseorang yang saat ini tengah terbaring di meja operasi se...