Lotus Perak

By limahlizy

12.4K 2K 212

Genre Romance Wuxia โค Murni karya imajinasi sendiri [BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] *Wajib Follow terlebih dahulu! ... More

PROLOG
#01. Awal Pertumpahan Darah..
#02. Siapa Shangguan Zhao??
#03. Janji dan Sumpah!
#04. Memulai Tujuan..
#05. Pemuda yang aneh!
#06. Diakah Orangnya?!!
#07. Suasana Baru..
#08. Rasa Trauma..
#09. Seni Bela Diri..
#10. Identitasku..
#11. Anggur Penenang..
#12. Festival Lampion..
#13. Tes Uji Pertarungan..
#14. Rencana Serangan..
#16. Kebencian Mendalam..
#17. Ungkapan Cinta?
#18. Pertolongan Li heeng..
#19. Plakat Klan Lin..
#20. Kepercayaan..
#21. Misi di Desa Naogui..
#22. Ilusi Misterius..
#23. Kebenaran Masa Lalu..
#24. Serangan Changyi..
#25. Nafas Buatan..
#26. Roh Ganas..
#27. Pengorbanan Zhishu..
#28. Rasa Bersalah..
#29. Kesedihan Mendalam..
#30. Tekad Li heeng..
#31. Hal Mengganjal..
#32. Rambut Putih?
#33. Janji Anming..
#34. Sampai Jumpa..
#35. Perasaan Berlebihan...
#36. Ketidakberdayaan..
#37. Kejutan dari Xulan..
#38. Ilmu Memanah..
#39. Firasat Aneh..
#40. Penyesalan Terbesar..
#41. Hubungan Berakhir..
#42. Melupakan..
#43. Lentera Lucu..
#44. Pertemuan & Benci.. ๐Ÿ”ž
#45. Rencana Gagal.. ๐Ÿ”ž
#46. Rasa Penasaran..
#47. Timbul Kerinduan..
#48. Luka Lama..
#49. Segel Daerah..
#50. Tolakan.. ๐Ÿ”ž
#51. Simbol Bintang Emas..
#52. Perlahan Terjawab..
#53. Wว’ ร i nว - ๆˆ‘็ˆฑไฝ  โค
#54. Tertangkap.. ๐Ÿ”ž
#55. Jinxu cang Agung..
#56. Tolong Aku, Xulan..
#57. Sikap Perhatianmu..
#58. Aku Di Sini, Li heeng..
#59. Dewi Keabadian..
#60. Sebuah Perjodohan..
#61. Pernyataan Cinta..
#62. Luka Yang Tak Seberapa..
#63. Sebuah Lamaran..
#64. Tuan Putri Chonzue..
#65. Pertemuan Yang Asing..
#67. Kau Pengkhianat..
#68. Aku Mencintaimu..

#15. Emosional..

215 41 3
By limahlizy

Kelompok pasukan berjubah hitam tersebut menodongkan pedang mereka pada semua murid yang ada di perguruan Fungyao.

"Siapa kalian?!!" ucap guru Cungji.

"Cih! Siapa kami?? kami adalah malaikat maut yang akan mengirim kalian semua ke neraka, seraaaang!!" teriak pemimpin dari pasukan itu, dan pasukan tersebut langsung menyerang semua murid perguruan Fungyao, Li heeng panik dan maju untuk melindungi perguruan itu.

"Wuyao dan Feng xi!! kalian lindungi ketua perguruan Fungyao!" ucap guru Cungji.

"Baik guru!" jawab mereka berdua.

Anming maju di depan dan melawan serangan dari mereka, Li heeng mengangkat pedangnya dan menghadang semua pasukan yang berusaha menerebos masuk. Para pasukan itu mulai mengarahkan kekuatan aliran negatif ke seisi kediaman perguruan itu, Li heeng terkejut dan langsung menggunakan mantra pelindung agar tidak tertimpa kekuatan hitam tersebut.

Dengan keahlian yang Shangguan Zhao miliki, dalam sekali serangan ia bisa meratakan 5 orang sekaligus. Saat Li heeng tengah panik, ia melihat Anming berada jauh dan terkepung, ia pun berlari mendekat utnuk membantunya. Anming yang sedang melawan mereka tiba-tiba terhantam kekuatan aliran negatif dari arah belakang yang membuatnya tergeletak tak berdaya. Li heeng melayang di udara sembari menghantamkan kedua kakinya ke pasukan itu satu-persatu, lalu ia mendarat tepat di hadapan Anming.

"Anming, kau baik-baik saja?" tanya Li heeng khawatir.

"Aku baik-baik saja" ucap Anming dengan darah yang sedikit keluar dari mulutnya, lalu ia melihat salah satu dari pasukan itu mengarahkan mantra pelebur pada mereka berdua.

"Li heeng awas di belakangmu!" ucap Anming.

Li heeng menoleh dan langsung memasang perisai pelindung untuk menangkis serangan itu, Shangguan Zhao yang tengah kebingungan bertambah panik melihat Li heeng dan Anming terkepung, ia menoleh ke kanan dan ke kiri namun semua murid sibuk melawan semua pasukan yang sedang menyerang mereka. Keadaan perguruan Fungyao itu terlihat sangat kacau dan tegang.

"Li heeng!! terus gunakan perisai itu dan jangan kemana-mana, tetaplah di sana!!" teriak Shangguan Zhao.

"Baik guru!" ujar Li heeng berusaha semampu yang ia bisa.

Anming nampak gemetar dan kesulitan mengatur nafasnya, Li heeng semakin khawatir dan bingung harus bagaimana.

"Anming? kau masih bisa mendengarku kan?" tanya Li heeng, namun Anming terlihat sangat lemah dan tatapannya mulai sayup.

Karena tak bisa menahan amarahnya lagi, Li heeng langsung menarik kekuatan dalamnya dan membentuk bola api yang besar lalu ia arahkan pada pasukan yang berusaha melukainya tersebut. Semua pasukan itu langsung tergelatak pingsan, Li heeng mengambil kesempatan dan menopang Anming untuk menjauh dari situ. Saat Li heeng berusaha membawa Anming pergi dari sana, tiba-tiba salah satu pemuda dari pasukan itu mendekat, namun ia mengenali rupa Li heeng.

"Dia kan? gadis yang menyamar dan menabrakku di tempat hiburan waktu itu?" batin pemuda itu, namun ia masa bodoh dan langsung memusatkan kekuatan aliran listrik yang bercampur dengan kencangnya tiupan angin tepat ke arah Li heeng dan Anming. Shangguan Zhao yang menyadari itu segera berlari mendekat untuk menolong mereka berdua.

"Li heeng!!!" teriak Shangguan Zhao.

Ling fei yang baru tiba di buat terkejut melihat semuanya dalam keadaan kacau. Ia juga melihat Shangguan Zhao sedang berlari mendekat untuk melindungi Li heeng, sedangkan Li heeng kebingungan dan hanya bisa memejamkan mata. Alhasil mantra itu tepat menghantam tubuh Shangguan Zhao dan membuatnya tergeletak lemas. Li heeng terkejut dan semua murid juga panik melihat Shangguan Zhao pingsan, kemudian pemuda yang melemparkan mantra itu perlahan pergi menghilang dari sana.

"Shangguan Zhao!!" teriak Ling fei.

Li heeng langsung melepaskan genggamannya pada Anming dan berlutut menatap wajah Shangguan Zhao.

"Guru? hiks! guru?!" ucap Li heeng menangis tersendu-sendu sembari menepuk pelan pipi Shangguan Zhao.

Kedua tangan Li heeng semakin gemetar, tatapannya yang awalnya takut dan juga panik tiba-tiba berubah menjadi tajam, kedua matanya nampak memerah dan di ujung kukunya mengeluarkan api, bahkan di kedua kakinya juga terlihat seperti beralaskan api yang membara. Li heeng berdiri dan menatap dendam ke arah semua pasukan misterius itu.

"Beraninya kalian melukai guru Shangguan Zhao!!!" teriak Li heeng dengan lantang.

Suasana langit yang awalnya cerah berubah menjadi gelap dengan hembusan angin yang kuat, Kedua tangan Li heeng mulai menarik energi yang sangat kuat dan tubuhnya pun memancarkan api yang sangat panas, seketika dari punggung Li heeng juga mengeluarkan sayap yang terbentuk dari api membara.
.

Li heeng terbang tinggi di udara, dengan angin yang bertiup semakin kencang. Semua pasukan itu langsung beramai-ramai menyerang Li heeng yang seorang diri.

Xue luan yang memantau dari cermin penglihatannya juga di buat terkejut karena ia baru menyadari jika gadis yang sudah dua kali ia temui itu rupanya murid dari perguruan Fungyao.

"Gadis itu??" ucap Xue luan langsung bangkit dan pergi, Jinhou bingung dan ikut menyusul Xue luan.
.

Dengan kekuatan api yang mengalir di tubuh Li heeng, ia gunakan untuk menangkis semua serangan dari pasukan itu, ia bahkan juga menyerang mereka semua dengan kekuatannya. Shangguan Zhao membuka perlahan matanya meski dalam keadaan yang sangat lemah, ia melihat Li heeng sedang di luar kendali.

"S-siapa pun, b-bantu.. sadarkan Li heeng" ucap Shangguan Zhao, Anming berusaha berdiri dan mencoba menyadarkan Li heeng.

"Li heeng, hentikan!" ucap Anming dengan langkah terpincang-pincang.

Li heeng menoleh namun ia sama sekali tidak mendengarkan, pikiran Li heeng sudah di kuasai oleh amarah yang membuatnya jadi tidak terkendali, Li heeng mulai menarik dengan sangat dalam kekuatannya dan mengumpulkannya di kedua telapak tangannya.

"Hyaaaaaaat!" Kekuatan api yang sangat besar itu langsung ia arahkan ke semua pasukan itu, seketika mereka semua langsung tergeletak mati dalam keadaan hangus. Semua murid yang menyaksikan kekuatan Li heeng tersebut di buat kaget juga takut, bahkan pohon dan beberapa tanaman di perguruan Fungyao ikut terbakar, Xue luan yang tiba di sana ikut tercengang tak menyangka melihat kekuatan besar yang Li heeng miliki.

"Gadis ini sangat luar biasa" batin Xue luan mengintip dari sela bangunan yang ada di sana.

"Yang mulia? semua pasukan kecil itu sudah gugur" ucap Jinhou.

"Aku tak mengira gadis ini ternyata salah satu murid di Fungyao, sangat mengejutkan" ujar Xue luan tersenyum lalu pergi dari sana.

Tatapan Li heeng tidak berubah, ia justru bertambah marah dan tak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri, Anming panik lalu mengucap mantra penenang jiwa untuk Li heeng. Akan tetapi hal itu juga tidak berhasil, semua murid bingung harus berbuat apa, mereka justru diam dengan tatapan yang tegang menatap Li heeng.

"Aaaaaa!!!" jeritan Li heeng semakin tidak terkendali, bahkan Lin lin sampai tertegun melihatnya, guru Gaoxu langsung duduk menyilangkan kedua kakinya lalu mengucap mantra untuk mengembalikan jiwa ketenangan dari Li heeng, sedangkan guru Cungji sibuk memperhatikan kekuatan aneh yang Li heeng miliki.

"Kekuatan ini, bukankah ini kekuatan milik ketua aliran seni bela diri?" ucap guru Cungji. Lin lin mendengar ucapannya itu dan tersenyum licik, semua murid baru mengetahui jika Li heeng berasal dari klan LIN. Mereka semua jutru nampak ketakutan dan menjauh dari Li heeng.

"Jadi dia berasal dari klan Lin?" ucap murid di sana.

"Wah.. kita harus hati-hati!" bisik yang lainnya.

Shangguan Zhao semakin lemah dan akhirnya memejamkan matanya kembali. Li heeng yang masih dalam keadaan tak terkendali mulai memusatkan apinya ke arah pintu luar perguruan Fungyao, ia melampiaskan semuanya ke sana dan Anming masih berusaha untuk bisa menenangkannya.

"Cukup Li heeng!! Li heeng dengarkan aku?!" ucap Anming.

"Li heeng, tolong tenanglah!!" teriak Wuyao.

"Ayo semuanya bantu padamkan amarah yang sedang merasuki tubuh Li heeng!" ucap guru Gaoxu.

Wuyao dan Feng xi mendekat sembari mengarahkan kekuatan mereka. Li heeng terlihat kesakitan dan terus berteriak histeris. "Aaaaa!!!" teriak Li heeng membuat Ling fei kasihan melihatnya.

"Li heeng kau pasti kuat, kumohon!" batin Ling fei berdoa.

Tak lama kemudian, api amarah dari dalam tubuh Li heeng memudar, bahkan sayap yang terbentuk oleh api itu pun hilang, kedua mata Li heeng yang memerah juga mulai kembali normal. Tubuhnya pun menjadi lemas dan akhirnya jatuh, Anming langsung menangkap Li heeng dan menggendongnya di pelukannya, Anming menatap wajah Li heeng yang terlihat sangat pucat bahkan bibirnya pun mengelupas. Semua murid dan guru Fungyao akhirnya bisa bernafas lega.

"Cepat bawa guru Shangguan Zhao ke kediamannya" ucap ketua perguruan Fungyao.

Semua murid langsung membantu menopang dan membawa Shangguan Zhao ke ruangannya. Ling fei yang masih panik langsung pergi untuk menyiapkan semua bahan pengobatan utuk menyembuhkan Shangguan Zhao, lalu Wuyao dan Feng xi mendekat pada Anming.

"Berikan padaku, biar kami yang membawanya" ucap Wuyao.

"Tidak perlu, biar aku saja" ujar Anming lalu pergi dari situ, Feng xi terheran dengan sikap Anming yang sangat peduli dengan Li heeng.

Sampainya di kediaman Li heeng, Anming meletakkannya dengan sangat hati-hati, Fu rong juga sudah siap dengan semua ramuan obat yang ada di tangannya.

"Li heeng??" ucap Anming berusaha menyadarkannya.

"Biar aku yang menanganinya" ujar Fu rong, dan Anming langsung berdiri menjauh.

Fu rong memeriksa denyut nadi Li heeng lalu mengucap sebuah mantra untuknya, Fu rong membuka telapak tangan Li heeng yang terlihat mengelupas bahkan sedikit mengeluarkan darah, Fu rong sangat khawatir dan segera mengobati semua luka di tubuh Li heeng. Anming keluar dari kediaman itu sambil melamun, ia menghela nafas panjang lalu kembali menoleh menatap kediaman Li heeng tersebut. Sedangkan sebagian murid Fungyao beramai-ramai membersihkan semua mayat dan serpihan bangunan yang hancur.

Di samping itu, Xue luan yang sedang kembali menuju istana dengan Jinhou tiba-tiba di hadang oleh beberapa bandit bertopeng, Jinhou terkejut dan langsung berdiri di depan Xue luan.

"Siapa kalian??" ucap Jinhou mengangkat pedangnya.

"Hyaaaat!!" teriak para bandit itu menyerang dengan tiba-tiba. Xue luan dan Jinhou langsung melawan para bandit tersebut. Di tengah pertarungan itu, tiba-tiba salah satu bandit itu melemparkan bubuk putih ke arah Xue luan, bubuk itu tepat mengenai kedua matanya dan seketika membuatnya berlutut kesakitan, ia berusaha menenangkan pikirannya dan mencoba menyerang meski dalam keadaan mata terpejam.

"Hyaaaat!" teriak Xue luan terus menangkis semua serangan dari bandit itu. Lalu dari arah belakang, salah satu bandit itu memusatkan pedangnya dan melukai punggung Xue luan, bunyi sayatan itu membuat Jinhou menoleh dan terkejut melihatnya.

"Tuan muda!" teriak Jinhou langsung menusuk bandit itu dengan pedangnya, dan Xue luan pun tergeletak tak sadar diri di permukaan tanah.

Jinhou menjadi sangat marah dan menghabisi semua bandit itu sendirian, setelah itu ia mendekati Xue luan kembali. Jinhou melihat punggung Xue luan tersayat oleh pedang dan lumayan parah, iapun menopang dan segara membawanya kembali ke istana. Sampainya di istana, Jinxu cang terkejut melihat kondisi adik semata wayangnya tersebut.

"Xue luan!!" ucap Jinxu cang.

"Maafkan hamba yang mulia, tidak teliti melindungi Kaisar" ujar Jinhou menunduk.

"Cepat bawa dia masuk!" perintah Jinxu cang. Tak lama kemudian, tabib datang dan mengobati luka di punggung Xue luan.

"Apa yang terjadi?" tanya Jinxu cang pada Jinhou dengan nada tinggi.

"K-kami di serang oleh segerombol bandit" jawab Jinhou.

"Mengapa kau tidak bisa melindunginya!!" bentak Jinxu cang.

"Maafkan hamba, hamba mengaku salah" ujar Jinhou berlutut di hadapannya.

"Sekarang kau pergi dari ruangan ini!" ketus Jinxu cang marah.

Jinhou menunduk hormat kemudian pergi dari situ, ia merasa bersalah dan juga takut di hadapan Jinxu cang. Beberapa jam kemudian, Xue luan sadar, Jinxu cang pun langsung duduk di sampingnya.

"Adikku?" ucap Jinxu cang.

"Kakak? apa aku ada di istana?" tanya Xue luan.

"Iya adikku, apa yang terjadi denganmu? mengapa kau bisa terluka seperti ini?" ujar Jinxu cang.

"Aku juga tidak tau kak, saat perjalanan kembali ke istana, kami di serang oleh sekelompok bandit, aku tidak mengerti siapa mereka dan apa tujuan mereka" ujar Xue luan.

"Berani sekali mereka! apa mereka tidak tau siapa yang mereka serang ini!" ujar Jinxu cang marah.

"Sudahlah kak, yang terpenting berkat Jinhou aku baik-baik saja" ujar Xue luan.

"Jinhou itu tidak pernah bisa melindungimu dengan baik! kau ini keras kepala!! tidak mau memilih pelindung langsung dariku, mempercayakan nyawamu pada orang lemah itu, cih!!" ujar Jinxu cang kesal.

"Kak, mengapa kau bersikap begini terhadap Jinhou? bagiku dia sangat berjasa, sudahlah.. aku baik-baik saja" ujar Xue luan.

"Aku akan mencoba cari tau siapa dalang dari semua ini, aku curiga para bandit itu adalah suruhan dari orang dalam di perguruan Fungyao, mengingat kita memberikan serangan ke kediaman mereka, bisa saja mereka balas dendam dengan cara ini" tebak asal-asalan Jinxu cang.

"Tapi kelihatannya itu tidak mungkin" ujar Xue luan sedikit ragu.

"Mengapa tidak? bisa sajakan ini semua ulah mereka? sudah kau tenang saja, biar aku yang atasi masalah ini" ujar Jinxu cang.

"Baiklah, terima kasih kak" ujar Xue luan.
...

Di kediaman asrama wanita, Li heeng masih terpejam tidur dan tak kunjung sadar, Wuyao dan Feng xi sangat khawatir menunggunya.

"Fu rong? bagaimana keadaannya? mengapa dia tidak kunjung sadar?" tanya Feng xi.

"Kalian tak perlu khawatir, saraf dan aliran darah dalam tubuhnya sudah kembali normal, detak jantungnya pun juga normal, sebentar lagi dia akan sadar" jawab Fu rong, tiba-tiba pintu kediaman itu terbuka dan rupanya Ling fei datang membawakan sesuatu di tangannya.

"Fu rong?" sapa Ling fei.

"kak Ling fei? ada apa?" ujar Fu rong.

"Aku datang membawakan ramuan ini untuk Li heeng, berikan padanya sedikit demi sedikit, pastikan dia menelannya, ini akan membantu memulihkan kekuatannya dengan cepat" ujar Ling fei.

"Baik kak." ujar Fu rong sembari mengambil ramuan itu dari tangan Ling fei, lalu Ling fei duduk di samping Li heeng dan mengelus kepalanya sambil tersenyum.

"Li heeng? kau pasti kuat, ayo sadar? mari kita beraktivitas seperti biasa?" ucap Ling fei, lalu keluar dari kediaman itu. Setelah ia pergi, perlahan Fu rong memberikan ramuan itu pada Li heeng di bantu oleh Wuyao dan Feng xi.

Di kediaman Shangguan Zhao, Ling fei sedang meletakkan pengharum ruangan di sebuah tungku kecil, lalu ia duduk di samping Shangguan Zhao, di sana juga ada guru Gaoxu yang menjaganya.

"Aku tak menyangka Li heeng memiliki kekuatan sebesar itu, tapi kurasa kekuatan itu hanya keluar jika Li heeng benar-benar dalam keadaan yang sangat tertekan" ucap guru Gaoxu.

"Aku setuju dengan anda, tapi karena kejadian kemarin, seluruh murid di akademi Fungyao jadi tau jika Li heeng berasal dari klan LIN, aku takut hidupnya akan terancam di sini" ujar Ling fei

"Orang yang memiliki kepribadian seperti Li heeng sangat sulit di temukan, tentu aku pasti akan melindunginya, dan kulihat Shangguan Zhao benar-benar melindungi identitasnya dengan sangat baik" ujar guru Gaoxu dan raut wajah Ling fei sangat khawatir melihat Shangguan Zhao yang tak kunjung sadar.

"Mantra yang menimpa Shangguan Zhao adalah mantra pelebur yang bisa melumpuhkan kekuatan, mereka semua benar-benar berniat menghancurkan perguruan Fungyao" ucap Ling fei.

"Kau benar, bahkan orang sehebat Shangguan Zhao, bisa terluka parah karenanya" ujar guru Gaoxu.

"Aku tidak bisa membayangkan jika saat itu menimpa Li heeng, mungkin dia akan.." ujar Ling fei tak habis pikir.

"Sudahlah, tidak perlu di pikirkan lagi, berkat Li heeng semua kejadian kemarin cepat teratasi" ujar guru Gaoxu.
.
.
.
.

Bersambung..
Jangan lupa vote & follow juga ya.. ❤
Yuk tekan bintang di bawah ini.
👇👇👇

Continue Reading

You'll Also Like

76.9K 14.6K 19
Sebagai gadis malas yang lebih suka duduk bahkan jika disuruh berdiri, Serayu merasa aturan wanita bangsawan tidak cocok untuknya. Karena itu, ketika...
34K 2.3K 20
Pelacur, wanita penghibur, murahan, atau apapun yang orang lain sematkan padanya tak membuat gadis itu menyesali keputusannya. Awalnya seperti itu, s...
526K 78.8K 109
"Became the Most Popular Hero is Hard" adalah judul novel yang saat ini digemari banyak pembaca karena memiliki visual karakter dan isi cerita yang m...
64.6K 4.1K 155
Judul Asli: ๆ„ๅค–ๅ’Œๆ•Œๅ›ฝๅคชๅญๆœ‰ไบ†ๅดฝๅดฝๅŽ\ Author: Ruolan Zhihua (่‹ฅๅ…ฐไน‹ๅŽ) Status: 139 Chapters + 27 Extras (166 Completed) All credit belong to author.