[1] Kelas A dan Rumornya

20.7K 1.6K 145
                                    

SMA Andromeda
10.00 AM

"Rocky! Kembalikan!"

Bunyi bel tanda istirahat pertama baru saja selesai berdering. Sebagian siswa memilih keluar kelas untuk melepas penat, bermain basket misalnya. Seperti para siswi kelas sepuluh dan sebelas, mereka sudah berdesakan memenuhi tribun untuk melihat tim basket sekolah berlatih.

"Tidak akan pernah!"

Tetapi tidak untuk kelas dua belas. Ujian nasional di depan mata, tak ada cukup waktu bagi mereka untuk bersenang-senang. Waktu terus berjalan dan jarum jam terus berputar, mereka harus mengejar dan bersaing. Apalagi bagi penghuni kelas A, ujian nasional adalah ajang penting untuk mendapat penghargaan siswa berprestasi sepanjang musim.

"Tidakkah kau lelah dengan semua ini!"

"Kalian bisa diam tidak!"

Kelas A adalah kelas tersohor yang ada di SMA Andromeda. Kelas yang selalu digadang-gadang sebagai kelas dengan penghuni paling jenius sepanjang tiga generasi. Tak ada kelas di bawah mereka yang menyaingi kejeniusan dan kepandaian mereka. Bahkan bisa dikatakan, penghuni kelas ini adalah kumpulan generasi emas yang lahir di tahun yang sama.

"Kenapa kau berteriak padaku!"

Sebagai kelas paling tersohor, tentu persaingan antara penghuni kelas A tidaklah main-main. Tidak ada angka merah, tidak ada huruf B dan tidak ada penurunan rata-rata dalam rapor mereka. Semua bersaing secara sehat untuk menaikkan nilai atau mempertahankanya.

"Kalian, keluarlah jika hanya mau berbuat onar!"

Meski persaingan sangat ketat, maka tak heran jika persahabatan mereka juga amat erat. Hampir semua penghuni kelas A yang berjumlah dua puluh lima orang tersebut amat mengenal satu sama lain. Mereka satu tujuan, satu frekuensi dan satu pemikiran, maka hal inilah yang menjadi pengikat di antara mereka.

"Lihat, ini semua ulahmu!"

Tak seperti biasanya, suasana kelas A hari ini terasa cukup panas. Pelajaran matematika murni, hampir membuat seluruh penghuni kelas kehilangan akal sehat. Mereka lelah, tetapi enggan beranjak. Semua masih terpaku pada tempat masing-masing kecuali dua manusia yang kini saling adu mulut, entah apa yang diperdebatkan.

"Aku tidak akan menyerahkan laporanmu sebelum kau berlutut dan meminta maaf di depanku!" Rocky, Si Biang masalah di kelas A kembali berulah. Lelaki yang cerdas dan jenius dalam bidang komputer dan data ini melipat tangan di dada, menatap sinis pada gadis berkacamata di depannya.

"Apa? Apa kau gila? Tidak akan!" Angel, gadis paling jenius di antara yang paling jenius di kelas A ini melotot tak terima. Ego yang tinggi yang dimilikinya, sama sekali tidak membuat Angel gentar.

Keduanya bertatapan dan tak ada yang mau mengalah. Mecca, lelaki tegap Si Ketua Kelas sekaligus mantan kapten tim basket yang sedari tadi memperingatkan keduanya kini habis kesabarannya. Ia berdiri dan menghampiri keributan itu.

"Aku tidak tahu apa masalah kalian, tetapi sadarlah .... " Mecca menggantung kalimatnya dan menatap Rocky sekaligus Angel bergantian lalu tersenyum remeh.

"Tidak ada yang peduli meski kalian berkelahi sampai berdarah. Ingat, ujian semakin dekat dan simpan tenaga kalian untuk berpikir."

Mecca merebut laporan yang dipegang Rocky dan melemparnya pada Angel. Semua mata di kelas A menatap keduanya dengan kesal, istirahat yang harusnya mereka gunakan untuk mendinginkan otak justru terbuang sia-sia. Angel menggeram pada Rocky lalu menunduk untuk memunguti laporan yang berserakan di lantai.

Beberapa siswi sebenarnya ingin menolong Angel dengan melakukan pembelaaan misalnya, tetapi mereka harus berpikir ribuan kali untuk itu, sebab Rocky tidak akan segan-segan menghadang siapapun yang ikut campur masalahnya. Apalagi hal ini erat kaitannya dengan rumor yang beredar, dan Angel disorot sebagai biangnya.

THE CLASS [END]Where stories live. Discover now