[24] Dia Gantung Diri!

2.1K 426 32
                                    

"Telah ditemukan mayat seorang gadis bergantung di langit-langit kelas SMA Andromeda. Kondisi mayat sangat mengenaskan sebab dia tak hanya gantung diri, tetapi juga menusuk perutnya sendiri."

"Saksi mata mengatakan bahwa gadis ini adalah salah satu duta sekolah yang selalu meraih peringkat tertinggi."

"Kepala sekolah dan keluarga masih belum bisa dimintai keterangan. Demikian berita hari ini."

Pagi ini, seluruh kota digemparkan dengan berita buruk. Orang-orang berlalu lalang di kawasan sekolah SMA Andromeda. Mobil-mobil polisi, ambulans, dan pada wartawan saling merayap untuk bisa melihat apa yang terjadi. Siapapun tidak akan pernah tahu bahwa kematian akan datang kapan saja. Suara teriakan, tangisan dan luka menyelimuti SMA Andromeda.

Seorang lelaki yang baru saja menaiki bus menuju sekolah, sontak terpaku. Beberapa penumpang memperhatikan dirinya setelah mendengar sekilas berita dari radio dalam bus. Pak sopir bahkan sampai menanyakan, apakah lelaki itu akan tetap pergi ke sekolah. Jawabannya, "antarkan saya, Pak! Cepat!"

SMA Andromeda, sekolah yang aman dan damai. Terkenal akan prestasi akademik dan non akademik, kini beralih menjadi headline berita kriminal. Rocky terus menerus merapalkan segala doa agar tetap menjaga otaknya tetap waras. Ponselnya berkali-kali berbunyi, pesan beruntun mengantri untuk dibaca. Hampir semua pengirim menanyakan hal yang sama, apakah dirinya mengenal sang korban.

Tidak!

Rocky berharap keajaiban, bahwa ketakutannya akan sia-sia. Bahwa Semoga lagi-lagi bukan kelas A. Bus terasa melaju lebih lambat dan hal itu membuat Rocky geram. Jalanan macet sebab banyaknya kendaraan yang tertuju pada satu titik, SMA Andromeda. Akhirnya, lelaki itu turun di halte semalam. Halte yang berjarak 500 meter dari sekolahnya. Tempat yang sama dengan suasana berbeda.

Rocky melompat dari pintu bus dan berlari secepat yang ia bisa. Orang-orang lagi-lagi menatapnya nanar. Mana bisa Rocky menyembunyikan kekhawatiran, apalagi secara tidak langsung dirinya terlibat dengan kasus ini?

Semoga bukan.

Sesampainya di pintu gerbang, jalanan sudah tertutup total. Garis polisi sudah melintang untuk menutupi akses keluar masuk sekolah. Para wartawan mengumpat dan mendobrak untuk masuk. Para polisi yang berjaga sampai mengerahkan beberapa pasukan bersenjata untuk menahannya.

Aku harus masuk!

"Hei, bocah!" Seorang polisi meneriaki Rocky yang menerobos masuk lewat kaki-kaki para wartawan. Rocky tak ambil diam, dirinya terus berlari memasuki pintu utama lalu menghilang di koridor sekolah. Napasnya terengah dan hampir menabrak seseorang yang tak asing.

Mrs. Rossa?

Wanita itu menangis sesenggukan di depan ruang guru. Segumpal tissue ia kenakan untuk menghapus buliran-buliran bening yang terus menerus menyembul dari matanya. Beberapa guru juga nampak terluka, saling menguatkan dan mendoakan.

"Ya Tuhan, murid kesayanganku ... aku tidak percaya dia akan pergi secepat ini ...."

Tidak!

Rocky terus berlari dan saat hampir menaiki tangga, dirinya teringat sesuatu. Dalam sekali pandangan, lelaki dapat melihat satu kejanggalan.

Rusak!

Terdengar suara teriakan . Rocky mendongak dan bergegas menaiki tangga. Belum sampai di lantai dua, kini ia dapat melihat gerombolan teman-temannya. Mereka menangis, saling memeluk satu sama lain dan terluka. Sebuah garis polisi lagi-lagi melintang di koridor.

Tidak mungkin ....

"Angel!"

Suara itu terdengar pilu. Rocky tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ketakutannya benar-benar terjadi dan kini ... mata-mata itu menatapnya nanar. Mecca, Lily, Lidya, dan teman-teman lainnya menatap Rocky seolah-olah mempertanyakan apakah dirinya tahu sesuatu.

THE CLASS [END]Where stories live. Discover now