[20] Ada Apa dengan Mereka?

1.9K 422 47
                                    

Semua siswa terkejut hampir bersamaan. Tak terkecuali Rocky yang saat festival pernah mendapati Angel tengah berbicara dengan guru musik itu. Sudah menjadi rahasia umum jika Lidya adalah satu murid andalan di kelas musik Mrs. Rossa. Kelas musik biasanya dimulai hari Jumat dan Sabtu sepulang sekolah.

Di kelas ini hanya Lidya yang mengikuti kelas musik sebab hanya dia yang berminat. Maka dari itu, saat mengetahui fakta bahwa Angel berani menampilkan sebuah pertunjukan piano solo sebagai penutupan festival, hampir semua anggota kelas A tidak percaya.

"Apa maksudmu?" sanggah Lidya penuh penolakan. Gadis itu menunjukkan raut wajah tidak suka. Kata-kata Angel menang terdengar menyakitkan bagi siapa pun yang mendengarnya. Semua orang di kelas ini terdiam. Bahkan Mecca tak berniat sedikitpun melerai keduanya.

"Ayolah tidak perlu berlagak polos." Angel berjalan mendekati Lidya lalu memutari gadis itu. Tidak ada yang bisa menghentikan gadis genius itu saat tengah berbicara. Tidak siapa pun kecuali, Lily.

"Lupakan saja! Kalian tidak lelah bertengkar?" Seperti dugaan, Lily sudah menunjukkan senjata rahasianya. Selalu berada di pihak tengah dan menjadi pemisah amarah.

"Terlanjur, dia yang memulai maka dia juga yang harus mengakhiri." Angel berhenti tepat di depan Lidya. Menatap gadis stylish itu datar lalu menyeringai mengerikan secara mendadak.

"Mrs. Rossa hanya membutuhkan murid dengan bakat murni. Bukan murid yang mendapat lotre karena menang kontes menyanyi."

"Dasar kau!" Lidya sudah siap melayangkan tangannya hendak menampar Angel tanpa ragu, namun pergerakannya dihentikan oleh tangan seseorang. Rocky, sudah sigap berdiri di belakang Lidya dan memegangi tangan gadis tersebut.

Siapa pun di kelas ini, pasti sepakat untuk menyalahkan Angel. Dan siapa pun yang mendengar ucapan pedas Angel, pasti kompak untuk menyuruh gadis angkuh itu untuk bertobat. Tetapi tidak, bagi Angel. Tidak akan ada yang bisa mematahkan argumen dan pendiriannya.

Lidya menoleh ke belakang lalu melepas tangannya cepat. "Lancang sekali!"

Suasana semakin memanas dan Mecca masih diam di tempatnya. Wajahnya terlihat datar dan tidak menunjukkan empati sedikit pun. Tak ada yang mau melerai keduanya karena tidak ada yang mau berurusan dengan Angel, tentu saja. Hanya Lily yang menyadari hal itu lalu menatap Mecca, berharap lelaki itu akan luluh dan menghentikan semuanya.

"Wah, pahlawan kesiangan." Sebuah suara lain. Sebuah suara yang jarang terdengar namun begitu terdengar selalu menyakitkan. Entah, dari mana datangnya Bastian dan sejak kapan ia menyaksikan pertengkaran ini.

Angel terdiam. Matanya menatap tajam ke arah Rocky dan tangannya terkepal kuat. Ada amarah dan emosi yang meluap di sana, Rocky tahu itu. "Angel tidak akan luluh hanya karena kau melindunginya seperti itu." Terdengar tawa di akhir kalimat yang Bastian ucapkan. Remeh dan menyakitkan.

"Kalian semua sama saja! Tidak berguna!" Angel meneriaki siapapun yang ada yang di depannya, termasuk pada Rocky yang kini menatapnya iba.

Entah, siapa yang harus dikasihani di kelas unggulan ini. Persahabatan dan kehangatan sudah memudar. Misi yang Mecca inginkan seminggu sebelum festival menguap begitu saja. Semua hanya ulah satu siswa yang superior. Semua hanya karena keberadaan Angel.

***

Kenyataan yang memalukan. Kini, pesakitan yang mendapat hukuman dari kelas A bertambah satu orang. Kenyataan itu semakin terlihat ironis sebab satu orang itu adalah pemimpin kelas itu. Akhirnya, kepala sekolah dan para konselor sepakat untuk memberi Mecca hukuman yang sama seperti Rocky. Sedangkan Rocky, harus menjalankan hukumannya lebih lama.

THE CLASS [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant