37. Bijak Membawa Celaka

25 2 0
                                    

"Ice punya gue, jangan ngerebut!" Kata Sea tiba tiba yang tentunya membuat langkah Aldrich terhenti.

Aldrich membalikkan badannya, "Ice bukan milik siapa siapa, dia bahkan belum milih antara lo sama gue"

Sea beranjak dari kursinya kemudian berjalan ke arah Aldrich. Sea menarik kerah baju milik Aldrich mendekati wajahnya.

"Ice ga mungkin milih lo. Gue duluan kenal sama Ice, dia duluan suka sama gue. Dia deket sama lo ya cuma karena muka lo sama kayak gue aja. Kalo ga, mana dia mau?.." Sea tersenyum miring yang kemudian melepas kerah baju milik Aldrich dan berjalan keluar dari kelasnya. Aldrich terdiam, ia terus saja memikirkan perkataan Sea. Ia tidak yakin dengan perasaan Ice, karena bisa saja memang benar kata Sea, dia hanya menganggap Aldrich sebagai Sea. Walaupun Ice pernah berkata bahwa ia tidak menganggapnya sebagai Sea, tapi tetap saja Aldrich tidak bisa habis pikir.

Aldrich berjalan keluar kelas, ia mau menemui Ice. Sebenarnya ia berniat menanyakan masalah orang tua nya dengan Sea. Tapi semuanya tak semudah yang ia pikirkan, Sea pasti tidak akan mau memberitahunya dengan mudah.

"Ald, Sea ga dapet ngomong yang aneh aneh sama lo, kan?"

"Engga kok"

Ice menghela nafasnya.

"Ice, lo tau dimana rumah Sea?" Tanya Aldrich.

Ice menggeleng "Gue ga pernah dikasih mau ke rumah dia, dia selalu bilang rumahnya ga nerima tamu"

"Oh.. okay"

"Btw, kenapa lo nanya?" Tanya Ice.

"Gue pengen ketemu orang tua Sea, karena menurut gue, kalau gue memang saudaraan sama Sea, pasti orang tua Sea tau gue" kata Aldrich.

Ice mengangguk angguk, benar, sebenarnya semua ini sangatlah mudah, hanya Aldrich saja yang harus menemui orang tua Sea.

"Tapi gue pikir, kalo gue nanya langsung ke Sea, dia ga mungkin mau ngasih tau gue" lanjut Aldrich.

Ice tiba tiba tersenyum "Gue punya cara" kata Ice.

"Ikutin aja Sea waktu dia pulang" lanjut Ice

"Oke.. nanti jam pulang gue akan ngikutin dia"

"Oke nanti gue ikut" lanjut Ice tersenyum.

Aldrich hanya mengangguk.

Waktu berlalu dengan cepat sampai bel pulang pun berbunyi. Para siswa berhamburan keluar dari gerbang sekolah.

Kini Ice dan Aldrich tengah mengikuti Sea diam diam tanpa sepengetahuan Sea. Sea menaiki motornya dan langsung melajukan motornya. Aldrich dengan cepat memberikan helm kepada Ice, Ice pun menerimanya, dan Aldrich langsung menggas kan motornya mengikuti Sea.

Sea berhenti didepan gerbang putih. Ia turun dari motornya dan membuka pagar rumahnya. Sedangkan Aldrich, ia memarkir motornya sedikit jauh dari Sea agar Sea tidak tahu bila ada yang mengikutinya.

Rumah Sea cukup mewah. Rumahnya adalah rumah terbesar diantara rumah rumah di sekitar sana.

Setelah Sea memasukkan motornya ke dalam rumah, Aldrich kemudian berjalan ke depan rumah Sea. Ia menatap rumah Sea dari depan.

"Udah, ayo pulang, lain kali aja kesini lagi waktu gaada Sea" Ice hanya mengangguk dan menuruti perkataan Aldrich. Mereka pun pergi darisana.

"Dimana rumah lo?" Tanya Aldrich.

"Nanti depan belok kiri" kata Ice.

~~~

Aldrich menghentikan motor Yamaha Nmax yang berwarna hitamnya tepat di depan gerbang rumah Ice.

My Twins Lovers (END)Where stories live. Discover now