45. Terbongkar

21 3 0
                                    

"Gue sebenernya pengen bantu meringankan otak lo, karena gue yakin lo lagi menyimpan sesuatu dengan ekspresi wajah lo yang ga baik baik aja.. tapi kalo lo emang ga siap terbuka sama gue juga gapapa kok.. gue cuma mau bilang gue bersedia dengerin semua keluh kesah lo" Ice tersenyum menatap Aldrich.

Aldrich menatap mata Ice sebentar kemudian tersenyum tipis.

"Gue takut" kata Aldrich.

"Takut semua kenyataan yang lagi gue cari ga sesuai ekspetasi.. takut kalo nanti sebenarnya gue bukan saudara Sea.. walaupun gue saudara Sea, gue juga takut ga diterima sama Sea dan keluarganya.. soalnya, kalo gue beneran disayang, terus kenapa gue harus di kaisih ke orang lain.." kata Aldrich panjang lebar.

Ice mengambil tangan Aldrich dan menatap dalam mata Aldrich.

"Ald.. walau nanti semuanya ga sesuai kemauan lo juga gapapa.. setidaknya lo udah berjuang, setidaknya lo udah berani nyoba dan jalanin.. lo udah berusaha maksimal sama semua ini.. kalau memang nanti berbeda dari ekspetasi, anggep aja semua ini pengalaman hidup, pelajaran hidup, nasib lo.." kata Ice.

"Okay" kata Aldrich.

"Jangan dipikirin.. apapun yang akan terjadi, mau digimanain juga harus terjadi, kita cuma bisa jalanin aja.." lanjut Ice.

Aldrich sedikit mengangguk "Bener.."

~~~

"Panggilan kepada seluruh siswa yang mengikuti ekstrakulikuler basket, diharapkan agar segera ke lapangan sekarang juga, terimakasih"

Seperti biasa, Ice dan Sea langsung keluar dari kelas dan bergegas ke lapangan.

Mereka semua pun latihan basket seperti biasanya. Sekarang adalah giliran tim putra untuk bermain, sedangkan tim putri berada dipinggir lapangan melihat tim putra bermain.

Sea berdiri di tengah lapangan, ia sedang memikirkan sesuatu.

Flashback On

"Ald, gua mau ngomong sama lu" selesai bicara, Sea langsung berjalan keluar kelas. Aldrich pun setelah meletakkan tasnya, ia segera menyusul Sea.

"Apa maksud lu nyamar jadi gue didepan Ice kemarin?" Tanya Sea langsung.

"Gue cuma gamau memperpanjang masalah, gue liat keadaan Ice kemarin udah buruk, kalo dia tau gue ngikutin kalian berdua lagi, adanya keadaannya tambah buruk" jawab Aldrich.

Sea membuang nafasnya kasar, "Gue ga percaya.. ga mungkin alasan lu cuma itu, apa yang lagi mau lu lakuin?"

"Ya terserah lo kalo ga percaya, gua cuma bisa bilang gini aja.." Aldrich kemudian memutar balik badannya akan berjalan pergi darisana.

"Tapi bagus juga sih, dengan ini Ice pikir gua yang bantuin dia, dia pasti tambah suka sama gue" Sea tersenyum miring. Aldrich menghentikan langkahnya mendengar itu, tapi tak lama ia melanjutkan langkahnya.

Flashback Off

Buk.

Suara bola basket yang mengenai tepat di bahu kanan Sea lumayan keras. Sea tersadar dari lamunannya kemudian menoleh ke arah datangnya bola.

"Anjir Sea, mikirin apa sih lo? Konsen dikit" Teriak Rizki yang melemparkannya bola.

"Iya, sorry sorry"

Ice yang sedaritadi melihat kejadian itu pun baru menyadari sesuatu.

"Eh?" Gumam Ice.

Flashback on

My Twins Lovers (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon