46. Who is she?

20 3 0
                                    

"Makasih udah nolong gue kemarin, makasih juga udah bohongin gue, dengan ini gue dapet pelajaran bahwa gue ga seharusnya terlalu percaya sama seseorang.." kata Ice menatap mata Aldrich, dan tak lama kemudian, ia pun membalikkan badannya dan berjalan menjauh dari Aldrich. Aldrich sudah tak menahannya lagi, ia hanya membiarkan Ice pergi.

~~~

Ice duduk di tepi pantai, memandangi ombak yang naik turun tak tentu sesuai angin. Ia hanya teringat tentang Aldrich saja, mengapa pria itu harus membohonginya.

Sesekali Ice mengambil kerang yang ada disekitar tempat duduknya dan melempar ke laut.

"Kenapa sih Ald? Gue udah percaya sama lo, tapi ini balasannya?" Ice menunduk kemudian memejamkan matanya, ia menarik nafasnya dalam dan membuangnya.

Keesokan harinya..

Ice memasuki pintu sekolahnya dan baru saja ia masuk, Aldrich menarik tangannya dan membawanya ke suatu tempat. Tempat yang hanya ada mereka berdua.

Ice tak berbicara apapun, ia hanya mengikuti kemanapun Aldrich membawanya, ia sudah tak punya kata kata yang harus ia bicarakan kepada Aldrich lagi.

"Ice.. gue minta maaf" Aldrich menatap dalam mata Ice.

"Lo ga salah, lo kan udah ngelindungin gue, gue yang seharusnya makasih sama lo udah nolong gu--"

"Gue minta maaf udah bohongin lo" potong Aldrich.

"Masih ada yang mau lo omongin ga?" Tanya Ice.

Aldrich terdiam.

"Apa alasan lo bohongin gue?"

Aldrich juga masih belum menjawab.

Ice membalik tubuhnya, akan berjalan meninggalkan Aldrich.

"Gue ga pantas ada disamping lo.. gue lemah, gue hampir gabisa ngelindungin lo, buktinya lo hampir di bunuh sama penjahat itu." Langkah Ice terhenti. Ia kemudian membalik badannya menghadap Aldrich.

"Buktinya ini gue bisa selamat dari penjahat itu, bukan karena lo?"

"Tapi gue ga mungkin bisa ngelindungin lo setiap kali"

"Kali ini untung aja gue ngiku...." Kata Aldrich terhenti. "Untung aja gue ada disana, jadi gue bisa nolong lo.. kalo ga?" Aldrich memperbaiki kata katanya.

"Jadi hanya karena ini jadi lo nyerahin gue untuk Sea, gitu?"

"Gue ga nyerahin, gue cuma percaya kalo Sea bisa ngelindungin lo"

Ice sedikit memalingkan wajahnya kemudian membuang nafasnya.

"Alasan lo ga masuk akal Ald, lo bisa ngelindungin gue, gue yakin. Dan kejadian kejadian ini juga ga akan terulang lagi sama gue.. gue ga butuh Sea, lagi pula Sea juga belum tentu akan ada disamping gue disetiap detik kehidupan gue"

"Jujur aja Ald, apa alasan sebenarnya lo ngelakuin semua ini?" Lanjut Ice menatap mata Aldrich.

Aldrich pun juga menatap mata Ice. Ia menghembuskan nafasnya kasar.

"Lo anggap gue sebagai Sea, kan?" Tanya Aldrich. Ice terdiam sebentar.

"Andaikan wajah gue beda sama Sea, lo ga akan mau deket sama gue" kini giliran Ice yang terdiam.

"Gue cuma ga pengen maksa lo, kalau lo suka sama Sea, gue juga dengan senang hati liat kalian bersama"

Kini mereka berdua sama sama terdiam, mata Ice sudah berkaca kaca.

Aldrich kemudian berjalan melewati Ice begitu saja.

"Kenapa lo ga pernah percaya sama gue?" Langkah Aldrich terhenti, Ice membalik badannya menghadap Aldrich.

My Twins Lovers (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang