17. Bunga Mugunghwa

33 2 0
                                    

"Gue ga dapet marah sama lo, tadi cuma..... drama" kata Ice menatap Aldrich.

"Hah? Drama?"

"Tadi Ana ngeliatin kita. Gue males aja bermasalah sama dia, jadi... ya gitu" jelas Ice.

Aldrich menghela nafasnya. "Gue kira beneran" Aldrich memutar bola matanya.

"Tapi ada satu kok, yang beneran."

"Apa?"

"Lo masih sayang sama Ana, kan?" Ice sedikit tersenyum kemudian ia membalikkan badannya kemudian lanjut berjalan.

Aldrich kembali tercengang atas perkataan Ice. Bagaimana gadis itu bisa mengetahui akan hal itu, apa memang ia menunjukkaan reaksinya jika ia masih menyukai Ana?

~~~

Ice terbangun dari tempat tidurnya, ia melihat jam di hpnya menunjukkan pukul 6 pagi.

Ia memiliki waktu siap siap lagi satu jam sebelum berangkat. Ice masuk ke kamar mandinya dan segera mandi dan mengganti pakaiannya dengan kaos putih lengan panjang yang bercorak tulisan hitam "Move On" dan celana jeans panjang.

Ice menggerai rambutnya, ia sudah siap berangkat.

Tak lama kemudian

Tok tok tok

Ice membuka pintu kamarnya. Terlihat Aldrich yang mengenakan kaos hitam polos dilengkapi dengan jaket biru tuanya dan juga celana jeans panjang.

"Baju nya aja move on, kenyataan orangnya belum" Kata Aldrich memulai pembicaraan.

"Kaya lo udah aja" balas Ice.

"Asal lo tau, gue beli baju ini bukannya suka tapi untuk ngingetin diri sendiri buat move on. Gue pengen move on, tapi ga bisa bisa." Jelas Ice.

"Move on ga semudah yang lo pikirin" lanjut Aldrich.

"Kok malah ngomongin ini?" Tanya Ice. Aldrich hanya mengedikkan bahunya saja.

"Minggir, mau keluar" sambung Ice, setelah Aldrich meminggir, Ice pun keluar dari kamarnya dan mengunci kamarnya.

Ice berjalan sambil membawa kopernya ke motor Aldrich.

"Ice" panggil Aldrich.

"Hm?"

"Siapa bilang gue mau pake motor?" Tanya Aldrich.

"Lah? Trus pake apa? Jalan?" Tanya Ice balik.

"Naik angkot"

Seketika terulas senyuman diwajah Ice. Ia sudah lama ingin mendapatkan sensasi naik angkot tapi ia belum pernah sama sekali.

~~~

Kini Ice dan Aldrich sudah duduk bersebelahan dalam angkot, Ice dipinggir jendela sedangkan Aldrich di sampingnya. Ice dapat merasakan sensasi angin yang luar biasa dari luar jendela.

Ice mulai mengantuk, ia sudah setengah sadar sebelum akhirnya ia benar benar tertidur di bahu Aldrich.

Aldrich menoleh spontan ke gadis disebelahnya itu, terlihat seorang gadis yang sedang tertidur pulas dengan wajah yang sangat tenang.

Aldrich sedikit tersenyum menatap Ice dalam keheningan kemudian perlahan mengambil hpnya, ia membuka kamera dan memotret Ice yang masih tak sadar terlelap.

Aldrich sedikit tertawa melihat foto Ice yang baru saja ia dapatkan.

~~~

Angkot berhenti melaju, Ice dan Aldrich mengambil kopernya dan segera turun dari angkot tersebut. Pemandangan pertama kali yang Ice lihat adalah pepohonan yang berwarna merah dan juga ada yang hijau. Sungguh pemandangan yang luar biasa dan menyejukkan mata. Seketika terulas sebuah senyuman diwajah Ice.

My Twins Lovers (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat